Season 1 - Eps 04

1.6K 135 83
                                    

Author's POV

Sebuah mobil mewah berwarna silver berhenti di depan gerbang sekolah.

Sesosok makhluk cantik keluar dari sana.

Mengenakan seragam kebanggan sekolah dia berlari memutari mobil dan berhenti di depan kaca mobil pengemudi.

Kaca itu terbuka memperlihatkan orang yang paling menyayanginya di dunia ini.

"Hari ini ayah ada meeting tak bisa menjemputmu." Katanya.

Biasanya Gun akan diantar oleh ayah dan supirnya saat berangkat kesekolah. Dan saat pulang supirnya yang akan menjemput. Tapi hari ini supirnya mengambil cuti untuk merayakan hari jadi dengan pacarnya.

"Tak apa ayah." Ujar Gun tersenyum cerah.

"Kau sudah memberitahu Perth kan?"

"Erhh.. Jangan khawatir." Jawab Gun.

"Yasudah kalau begitu, Ayah ke kantor dulu na. Baik-baik disekolah anak Ayah yang cantik."

"Ayah, aku tampan." Protes Gun.

Ayah Gun hanya tertawa. Dan sebelum pergi mengecup kening anak satu-satunya itu.

Gun melambaikan tangan sampai mobil itu menghilang dari jangkauan pandangannya.

Mengeluarkan ponsel dari sakunya dan mengecek aplikasi pesannya.

Masih belum ada balasan dari tunangannya.

Dia masih berharap Perth mengantarnya pulang, pasti akan menjadi hari paling bahagia di hidupnya.

Tapi tidak mungkin. Kalau mengenai jadwal latihan basketnya tidak mungkin bisa diganggu. Apalagi minggu dengan final pertandingan basket.

Tapi tak apa, masih ada Plan, sahabatnya yang pasti bisa mengantarnya pulang.

Gun berjalan seriang biasanya, dengan para seme yang terus memperhatikannya.

"Guuuun." Teriak Plan.

Dia keluar dari mobil yang mengantarnya dan berlari dari arah Gun.

"Kau terlihat gembira, ada apa?"

"Coba tebak."

"Kau dibelikan sepatu NikexGD yang kau inginkan?"

"Bukan, aku sudah tak ingin. Teman-teman sekelas kita sudah beberapa yang punya, aku tak ingin memakai barang yang sama."

"Mean memberikan kejutan?"

"Kejutan apa?" Tanya Plan antusias karena Gun benar tapi dia menginginkan tebakan yang spesifik.

"Melamarmu?" Tanya Gun terkejut dengan tebakannya sendiri.

Plan memasang wajah malas, keluarganya tidak seperti keluarga dan Gun yang menjodohkan anak-anak mereka untuk kepentingan bisnis.

Meskipun dia berharap demikian jika saja keluarga Mean dan keluarganya berbisnis.

"Dia benar melamarmu?"

"Mana mungkin, Gun. Kau tahu keluargaku. Dan aku masih muda, masa depanku masih panjang."

"Memang kenapa? Aku masih muda tapi aku mau saja jika Perth mau menikahiku sekarang, masa depan panjang itu akan kulalui bersamanya."

"Aku tak meragukan itu." Kata Plan disusul tawa sahabatnya.

"Jadi kejutan apa?"

"Entahlah, aku belum tahu. Makanya aku memintamu menebak." Jawab Plan dengan polosnya.

My Fiance [PerthGun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang