Prolog

11.7K 360 27
                                    

Yena Apt.Orinami
Kak, bisa ketemu?
Aku mau curhat 😭

Kedua alis perempuan itu saling bertautan membaca pesan yang masuk beberapa saat lalu ke ponsel suaminya. Kalau tidak salah ingat, gadis bernama Yena adalah Tenaga Teknis Kefarmasian di apotek milik Orion. Namun, apa harus sedekat itu?

Nao menggeleng, membuang semua pikiran buruk yang dengan lancang menyusup, menabur racun di setiap sudut otaknya. Wajar, kan, atasan sama bawahan dekat? Kendati berusaha berpikir positif, logikanya tetap menentang semua prasangka baik Nao. Ini bukan kali pertama gadis bernama Yena mengirim pesan serupa, dan menurut Nao itu keterlaluan. Apalagi Yena tahu Orion sudah beristri.

Gatal, jemari perempuan itu bergerak lincah mengetik balasan.

Me
Dek, kalau mau curhat sama saya aja. Jangan sama suami saya.
Saya istrinya.

Tak lama, muncul balasan.

Yena Apt. Orinami
Kak Nao?
Ya ampun, Kak, aku minta maaf.
Aku enggak ada apa-apa kok sama Kak Orion 😭
Cuma nyaman aja kalau curhat.

Awalnya nyaman curhat, kalau ke depannya nyaman pada orangnya, Nao juga yang repot. Nao benar-benar menolak keras kehadiran orang ketiga.

Me
Mulai sekarang, kamu bisa chat saya.
Saya siap kok dengar curhatan kamu 😊

"Kamu lagi ngapain?"

Nao terkesiap saat suara serak sang suami menyapa indra pendengarannya. Refleks perempuan itu berbalik, dengan ponsel Orion disembunyikan di belakang tubuhnya. "Emh, eng--enggak, Ori. Aku ... aku cuma ...."

Orion menghela napas, lalu berusaha menemukan apa yang disembunyikan istrinya.

"Kamu ngapain handphone aku?" Dengan mata menyipit penuh selidik, Orion langsung bertanya usai menemukan ponselnya dalam genggeman Nao.

Bibir perempuan itu mencebik sebal. "Yena suka curhat sama kamu? Aku enggak suka, Ori. Jangan terlalu dekat. Kalau dia mau curhat, sama aku aja. Aku bisa kok jadi pendengar yang baik," ujar Nao sembari menatap suaminya. Netra beningnya tampak berkaca-kaca.

Orion menangkup wajah istrinya, meberikan kecupan singkat di dahi, mata, kemudian kedua pipi Nao. "Kamu ragu sama aku?"

Cepat, Nao menggeleng.

"Aku cuma takut. Dia cantik, masih muda, dan ... kayaknya dia suka sama kamu."

"Enggak peduli sebanyak apa dia suka sama aku, kalau aku sukanya cuma sama kamu, dia bisa apa?" pungkas Orion. "Kamu ingat? Aku pernah bilang, mencintai dua orang atau lebih sama seperti minum dua jenis obat dengan mekanisme kerja yang sama, bisa meningkatkan efek samping obat. Kalau dua orang yang saling mencintai aja bisa saling menyakiti apalagi melibatkan orang lain? Ada banyak hati yang akan terluka. Jadi, jangan takut."

"Ori juga harus ingat, laki-laki yang enggak bisa memegang ucapannya itu banci."

Lelaki itu terkekeh. Sebelah alisnya terangkat, lengkap dengan seringai nakal. "Mau aku buktikan kalau aku bukan banci?"

Nao langsung gelagapan. Rona kemerahan tercetak jelas di pipi mulusnya. "Ah, bu--bukan itu maksudnya."

Lagi, Orion tertawa kecil. "Cemburu, bila perlu aja. Ingat itu, 'kan?

"Ingat dong!" sahutnya semangat. Nao tidak akan pernah melupakan resep permohonan Orion beberapa tahun lalu.

"Good. Kalau gitu aku berangkat dulu, ya. Kamu hari ini mau ke kantor?"

Nao mengangguk. "Aku mau lihat beberapa naskah yang masuk bulan ini."

Setelah menikah, mereka memang memiliki kesibukan masing-masing. Jika Orion sibuk dengan klinik, apotek, juga rumah singgah yang didirikan, Nao pun mulai sibuk dengan kantor penerbitan yang baru dirintisnya. Mungkin itu yang membuat keduanya belum memiliki keturunan hingga sekarang. Entah karena terlalu sibuk atau memang Allah saja yang belum memberi kepercayaan untuk menitipkan satu nyawa di rahim Nao. Tidak masalah, mereka bersedia menunggu sampai hari itu tiba.

Usai berpamitan pada sang istri, Orion langsung melenggang meninggalkan rumah. Sembari berjalan, tangannya bergerak lincah mengetik sesuatu di ponselnya.

Me
Tunggu di tempat biasa.

|Bersambung|

Resep permohonan yang dimaksud Nao dan Orion.

Resep permohonan yang dimaksud Nao dan Orion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cito : Segera
q.s : quantum satis (secukupnya)
s.o.s : si opus sit (Bila perlu)
m.f : misce fac (Campur dan buatlah)**

Hehe gimana prolognya? Ini Orinami 2 yang aku maksud. Aku hanya akan posting beberapa part aja di sini, hitung-hitung bocoran buat kalian, dan sisanya akan aku selesaikan di aplikasi Noveltoon. Kenapa di sana? Cari suasana baru seperti yang aku bilang. Karena di sini kebanyakan lebih mengenal aku sebagai penulis cerita remaja, kembar, atau sejenisnya. Romance ingin aku pindahkan ke sana perlahan hehe, benar-benar merintis dari nol. Annoying husband (19 y.o) dari Joylada juga sepertinya akan hijrah ke sana biar di satu tempat.

Kalau kalian berkenan, bisa cek akunnya "Just Breathe"
Bisa diunduh juga, jadi bisa dibaca offline.

Kalau kalian berkenan, bisa cek akunnya "Just Breathe"Bisa diunduh juga, jadi bisa dibaca offline

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ORINAMI 2 « Selesai »Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang