| 4

1.5K 217 113
                                    

Happy reading gaes!

.
.
.

Bulan bulat penuh malam ini, cahayanya merambat lebih detail ke setiap sudut lebih daripada rumput paling nakal di semesta.

Yoongi terapit ditengah peluk Taehyung, wajahnya masih damai bertualang di jagat raya mimpi. Rambutnya berantakan, sudah sedikit kusam, bibirnya masih sedikit bengkak karena permainan menakjubkan yang mereka mainkan. Oh astaga Tuhan benar-benar ingin membunuh Taehyung perlahan.

Diusapnya pipi ranum itu pelan, bergumam kata sarat asmara. Semua yang terjadi sejak Yoongi ada disisinya, membuat sesuatu di kalbunya berdesir hangat, seperti pelukan dan ciuman yang terasa amat manis setiap kali mereka beradu di bawah bintang.

"Tae..” panggil Yoongi dengan suara parau.

Taehyung tak menjawab, malah ia sasari pipi Yoongi dengan ciuman.

"Apa ada yang sakit? Maaf kalau aku bermain terlalu kasar tiba-tiba.” ucap Taehyung.

Yoongi bangkit, begitu juga Taehyung. Taehyung bersandar pada kepala ranjang disusul glendotan manja dari Yoongi.
Jelas mereka masih Shirtless, Taehyung tarik selimut biru itu untuk menutupi badan Yoongi yang penuh karya cipta bibir dan gigi lihai Taehyung.

"Tidak, aku menikmatinya Taehyung,” bela Yoongi.

Taehyung tersenyum samar, betapa ingat dengan bringas ia eksploitasi tubuh Yoongi beberapa jam lalu. Pengalaman bercinta yang manis dan gurih, batinnya.

Sunyi, hingga Yoongi mau mengalah dan bertanya sesuatu.

"Tae, aku sudah harus kembali ke Korea besok pagi.” ulur Yoongi.

"Aku tahu, sayang.” Taehyung usap rambut Yoongi lembut.

"Kapan kau akan ceritakan hidupmu padaku? Aku sudah cukup banyak bercerita tentang hidupku.” Yoongi bimbang, jelas sekali dari nada bicaranya.

Usapan tangan Taehyung berhenti, kemudian ia kecup ubun-ubun Yoongi agak lama sebelum akhirnya menjawab.

"Besok sayang, akan ku ceritakan sedikit padamu.”

_

Tetes demi tetes, air kopi jatuh ke saringan.
Pekat, hitam, pahit. Tapi harus ditelan oleh gelas. Sebagai bagian dari dirinya, bagian dari ceritanya.

Yoongi dan Taehyung sekarang berada di restoran hotel. Duduk berhadapan, tapi saling diam. Keterdiaman Taehyung masih bertahan sejak tadi malam, Yoongi benci suasana asing diantara dirinya dan Taehyung.

Manik Yoongi berkeliak, kemudian menatapi langit cerah hangat penuh awan cirrus.
Tangannya bergerak menggenggam tangan Taehyung.

"Mau kau cerita soal orang tuamu?” Ucap Yoongi pelan.

"Baiklah, lagipula, mereka akan jadi orang tuamu juga, Yoongi.”

Yoongi tersenyum hangat.

"Ayahku Yoongi, kata orang-orang adalah sosok tegas yang wibawanya disegani. Dan sepertinya menyita semua yang ibu punya, perhatian, cinta, harapan dan hasrat untuk hidup.”

Yoongi terdiam, menyimak dengan baik.

"Ayahku pekerja keras, hingga kerja kerasnya membuahkan hasil berupa beberapa perusahaan besar. Aku anak kedua dari tiga bersaudara. Semuanya, termasuk aku tidak ada dari kami yang menuruni jiwa bisnis ayah.”

"Kakakku adalah guru taman kanak-kanak, adikku berminat pada bidang olahraga hingga saat lulus SMA dia membuka tempat gym.” ucap Taehyung.

"Lalu kau?” tanya Taehyung.

ENCOUNTER | TaeGi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang