|9 [END]

362 31 11
                                    

Happy Reading!

Disini, aku lihat sunset pertama di tanah kelahiran ku setelah sekian tahun berkelana. Aku selalu mengira semua sunset sama saja, di mana pun langit dijunjung.

Tanah ini, tempat berpijak dikelilingi laut, dan selalu punya langit sendu. Terutama saat langit terbenam. Langitnya, berubah perlahan dan meredup. Memberi kesan ungu gelap yang lama sekali pudar.

Bagian lembayung sebagian tertutup awan. Matahari menuju kaki-kaki langit, hilang sebentar lalu kembali terang saat menyentuh ujung lautan. Bergerak lambat dan semakin cepat sebelum terbenam. Warna jingga nya hampir keemasan.

Dan aku terkesima, sunset pertama yang membuat ku berpikir "oh, ternyata ada sunset yang berbeda ya."

Lucunya, manusia tahu kalau setiap perjalanan selalu mengajarkan sesuatu. Tapi, kita tetap saja bahagia setiap kali menatap sebuah kejutan yang baru.

Dibelakangnya, Taehyung tahu betul milik siapa tiap 'tuk, tuk, tuk' sepatu dan derap langkah itu.

Meski begitu, meski tahu siapa tak menghentikan detakan mendebarkan yang seperti coba-coba mendobrak dadanya. Senyum, berbalik dan melihat nya.

Yoongi tak berubah sedikitpun, manik bulan sabit nya, pucuk hidung nya yang kemerahan, dan tatapannya yang lurus dan polos meski kini cahaya sore memantul jelas, ada genang bahagia atau bahkan sedih terakumulasi di dalam sana. Caranya menelan liurnya, cara telapak tangannya meremas, Taehyung tahu Yoongi merindukan nya.

Ia tak bisa tahan senyum melihatnya.

Rasanya, seperti kembali ke tempat lain ribuan mil dari sini. di antara laut Karibia dan samudera Atlantik, di mana aku kita pertama kali bertemu.

Dari mata mu air berlinang, sepertinya rindu memeluk kita dan semua ingatan bahagia, terus menghantui seperti orang yang mati mendadak.

“rindu telah membawaku kembali padamu, sayangku” aku mendekap mu kembali, meski tangis mu terdengar makin kencang.

Rindu ini, rasa panas di dada yang membuat kita bertahan dan tetap hidup. Aku, juga kamu tak pernah tahu, apa yang ada di depan. Namun akhirnya aku tahu, Yoongi, kamu adalah satu-satunya alasanku kembali.

“Kau datang..”

“Tidak sayangku, aku pulang”

Kamu adalah rumahku, tujuanku.

Taehyung ingat dengan draft puisi yang ia tulis saat di kota Riga, saat dirinya begitu merindukan orang yang kini diperlukan nya ini;

Sekali di malam tertentu, aku memimpikan kita berdua sebagai pohon yang akar-akarnya saling melingkar. Tumbuh menguat melalui bumi dan hujan. Di malam lain, aku melihat matamu sebagai semesta dan konstelasi bersemayam di dalam sana.

Setiap kali ingin menulis soal kita, aku sering kehabisa kata-kata. Rasanya, bahasa kecil sekali dan manusia terlalu sombong untuk berpikir segalanya bisa diterjemahkan lewat kata-kata.

Hari-hari terakhir, aku malas mengucapkan “aku cinta kamu”. Karena rasanya kalimat itu terlalu sempit untuk menggambarkan luas kebahagian yang kamu ciptakan di hidupku.

Hari-hari esok, jika kata-kata tak lagi mampu menerjemahkan rasa cinta, aku mungkin akan menggunting langit dan menyelipkannya dalam sebuah amplop, lalu mengirimkannya padamu; hanya untuk kamu.”

End-.

hai!

sorry buat yang nungguin ini dari kapan tau, maaf karena aku betul-betul udah ga bisa lanjut nulis ini dengan serius karena udah kehilangan minat dan lupa aslinya visi book ini ke mana. Dan terima kasih buat yang terus nunggu, baca dan vote, that's mean the world to me. Dan untuk book yang belum selesai juga bakal ngalamin discontinued juga, maaf dan terima kasih guys!

ENCOUNTER | TaeGi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang