06

18 1 0
                                    

"sekolah sekolah sekolah!" bentak Kriss dengan nada tinggi.

"brisik"

"sekolah woi!"

Merly yang mendengar itu langsung duduk dan melotot ke arah Kriss dengan rambut yang masih acak-acakan. Tak mengira saja bahwa Kriss berkata sedikit keras, padahal tak pernah Merly mendengar perkataan Kriss yang sampai membentaknya.

"kok lo kasar banget?"

"ya abis lo sih, tiap hari gue suruh bangunin lo, nyiapin buku lo, ngerjain pr lo, gue hampir telat padahal gue udah siap.."

"lo capek ya.." ucap Merly dengan nada melas.

Kriss yang mendengar langsung tersenyum karena dikira Merly akan segera bangun tapi ternyata-

"yaudah pergi lo dari sini." kata Merly dan kembali ke posisi nyamannya.

Jika dibiarkan, Kriss tau yang akan terjadi adalah Merly akan bangun setelah jam 2 siang. Lagi-lagi ia harus menjalani kegiatan pagi yang tidak menyenangkan.

"udah siang ini bocah masih ngebo aja, ga malu apa sama.." Kriss tak tahu harus menuduh siapa.

"sama siapa?hah?"

"sama tikus"

"ngapa bawa bawa tikus segala sih" mata Merly masih terpejam, badannya masih memeluk guling.

"ya kali aja ada tikus yang tiap hari liatin lo bangun kesiangan"

"bcd"

"sabarr"

"iya-iya gue bangun kok" tangannya terangkat mengacungkan jempol ke atas mengarah ke Kriss.

".."

lucu banget sih Merly, ehh apaan sih - Kriss

---

"Jam 2 siang enaknya ngapain ya..." ucap Merly sambil menyedot minumannya.

"Panas-panas gini enakan di rumah, ngerjain pr"

"Bodo ya Kriss, gue males ngomongin pelajaran" ucap Merly.

Mereka sedang berada di cafe dekat sekolah sepulang sekolah. Dan mereka tidak memiliki acara apapun hari ini, jadi mereka memutuskan ngafe dadakan. Dan seperti biasa Merly sedang dalam badmood untuk saat ini. Lalu ia memutuskan membuka hp.

"Kriss" panggil Merly.

"Hm?" pandangan Kriss kabur saat Merly memanggilnya.

"Pernah nggak sih lo bosen hidup" ucap Merly menatap keluar jendela.

Ada-ada saja Merly ini. Kriss sudah bosan dengan keluhan Merly yang sangat tidak masuk akal. Masa iya ada seseorang yang berpikiran seperti Merly barusan. Mustahil.

"Pernah nggak sih lo mikir kenapa tuhan ciptain lo di dunia ini..? kalo cuma buat orang lain susah" pandangan Merly fokus pada satu titik.

Tunggu... Apa? - Kriss

"Ngomong apasih lo, Merly"

"Sebutin nama gue lagi"

Mereka saling bertatapan beberapa saat.

"Merly" ucap Kriss lirih.

"Suatu saat nanti orang yang lo sebut barusan bakal hilang kok, nanti orang itu nggak akan ganggu hidup lo lagi"

Suasana menjadi berubah abu-abu. Ada cairan yang ingin keluar di kedua mata mereka. Kata-kata yang Merly katakan barusan sangat tidak mencerminkan Merly yang Kriss kenal. Kriss mengira Merly masabodo dengan effortnya selama ini.

"Tenang Kriss, tunggu waktu itu tiba. Dan gue akan menghilang untuk selama-lamanya" Merly meneteskan air mata.

Udara yang mereka hirup selama mereka bersama adalah sesuatu yang Kriss nikmati dari dulu. Tapi mengapa Merly justru membuat itu semua menjadi aneh. Kenapa sedih sekali untuk menerima Merly mengatakan itu semua barusan.

Hey..

Kriss nyaman dengan Merly. Dan ia tidak pernah menyesali sedetikpun pertemuan mereka. Jika harus menjawab kenapa Kriss mau memperlakukan Merly seperti ratu karena ia rasa Merly pantas mendapatkannya. Dan Kriss tidak pernah mau berpisah dengan Merly sampai kapanpun.

"Gue gak paham.." ucap Kriss menggeleng kepala.

Merly tersenyum samar. "Kriss.." ucap Merly sambil menghapus air mata.

"Gue minta maaf" Merly menunduk dan kembali menangis.

"Merly gue gak tahu kenapa lo minta maaf, gue juga gak tahu apa yang lo omongin barusan" Kriss menjadi sedikit tegas.

"Apapun yang gue lakuin ke elo.. Itu semua karena gue.."

"cuman mau manfaatin lo" Merly segera bangkit dari sofa dan meninggalkan Kriss yang masih tak menyangka perkataan Merly barusan.

---

3 minggu berlalu, mereka jarang bertemu

2 bulan berlalu, mereka lost kontak

5 bulan berlalu, semua menjadi berubah

1 tahun berlalu, asing

---

"Dear Sara.."

Sebenernya masih banyak lagi yang ingin aku sampaikan padamu.

Tapi aku tak tahu harus mulai dari mana, ada banyak rahasia yang kusembunyikan darimu selama bertahun tahun kita bersama. Sulit mengatakannya karena aku tahu itu akan jadi alasan paling bodoh yang pernah kubilang.

Sudah 5 tahun berlalu semenjak aku dan kamu bertemu terakhir kali di cafe waktu itu. Aku benar benar tak tahu kapan dan bagaimana harus mengakhirinya jadi terpaksa harus ku akhiri seperti itu. Kamu tahu? Hari itu hari pertama aku menangis dihadapan mu, lucu sekali, padahal aku selalu melakukannya tiap hari tanpa kamu tau. Sakit rasanya menyimpan sesuatu yang sudah bertahun tahun lamanya tiba tiba meledak begitu saja.

Tak banyak yang bisa kujelaskan tapi, aku hanya ingin kamu tau kalau aku, Sara Burhington sangat sangat berterimakasih atas semua perbuatan yang sudah kamu berikan buat aku dan minta maaf aku selalu menyusahkan kamu. Jaga diri baik baik, aku harap kamu sudah menemukan penggantiku dan pasti kamu akan lebih bahagia hidup tanpaku. Ahahhahaha.. yaiyalah akukan beban. Baca gak? BEBAN. Kata itu mengusikku tiap hari, tapi tetap kulakukan, aneh sekali.

Aku tidak mau bicara banyak tapi.. ini bakal jadi surat pertama dan terakhirku untukmu Sara.

Maaf jika kamu masih menunggu, tapi aku tak akan pernah kembali. Jadi sekarang lupakan aku dan hiduplah bahagia.

love, Kriss

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JURNAL KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang