Sekarang disinilah aku, di rumah seorang Qian Kun, lebih tepatnya aku berada di salah satu kamar tamu. Aku hanya membaringkan tubuhku sambil sesekali menggulingkan tubuhku ke kanan dan kiri
Karena bosan dan juga haus aku pun keluar untuk mencari sang tuan rumah, hanya untuk menanyakan dimana air minum. Namun saat aku mencarinya aku dikejutkan oleh sesosok perempuan yang tidak asing bagi ku, ya perempuan itu adalah Catherine Wang, kakakku yang termuda
"Masih sibuk dengan pembicaraan kalian?" Tanya ku yang sedang berdiri diambang pintu ruang keluarga yang mendapat sorot mata dari anak Adam dan anak Hawa yang sedang bercengkrama layaknya seorang kekasih "to be honest you both look so good together, why don't you marry him, jie?" aku langsung memutuskan pergi dari ruang keluarga karena aku merasa aku mengganggu mereka
Aku berada di taman rumah kediaman Kun saat ini, aku berjalan menyusuri taman yang amat rindang ini. Aku duduk di kursi taman yang kebetulan menghadap kolam ikan koi yang amat besar, menenangkan rasanya berada di taman dengan udara yang sejuk dan pemandangan yang nampak hijau nan asri membuat ku sedikit melupakan masalah ku soal materi permesinan dirgantara.
"Guanheng" panggil seseorang yang ku yakini adalah kak Cathy, lagipula siapa yang akan memanggil ku Guanheng selain keluarga ku? Mungkin kekasih ku kelak
"Ya?" jawab ku yang masih terpaku pada ikan koi yang sedang berenang
"Hanya ingin menjawab pertanyaan mu tadi, aku tidak akan menikahi laki-laki yang satu fakultas dengan ku ini. Lagipula dia kan milikmu" katanya sambil terkekeh pelan
"Milikku apanya kita juga baru kenal beberapa waktu lalu" balas ku kesal
"Ya aku yakin suatu hari nanti dia akan menjadi milikmu, Guanheng. Oh ya hari sudah mulai petang, mau pulang bersama ku dik?" Ujarnya sambil tersenyum
"Itu hanya terjadi dianganmu kak, tidak usah aku bisa pulang sendiri setelah senja. Kau pulang saja duluan aku akan menyusul saat makan malam" balas ku
"Baiklah jika itu keputusan mu, aku duluan dik" ucapnya sambil melambaikan tangannya lalu melajukan motornya
Aku melanjutkan aktivitas ku bermain bersama ikan-ikan koi sembari melihat langit yang akan menampakkan netra senjanya sebentar lagi
"Catherine bilang kau menyukai senja, mau melihatnya ditempat yang amat bagus tidak?" tawar sang pemilik rumah padaku
"Memangnya dimana?" tanya ku
"Ikutlah denganku" ujarnya sambil berjalan dan aku mengikutinya
Dia membawa ku ke rooftop rumahnya, sungguh pemandangan langit sore nampak jelas dan indah dari sini
"Wahhh" kataku sontak saat melihat ukiran Tuhan yang maha indah pada langit sore ini
"Kau menyukainya bukan?" ucap Kun sambil memeluk tubuhku dari belakang
"Ya aku menyukainya tapi bisakah kau melepaskan pelukanmu dari ku? Aku merasa risih" pinta ku
"Aku akan melepaskan pelukan ini setelah senja usai, omong-omong Hen, bagaimana lelaki manis seperti mu bisa tercipta? Apa karena saat Tuhan menciptakan mu Ia memikirkan sebuah hal manis?" ujarnya
"Mana ku tau tanyakan saja pada Tuhan sendiri tapi lepaskanlah pelukanmu Kun, kumohon" ujar ku dengan suara manis ku, tapi itu sia-sia bukannya melepaskan pelukannya, Kun malah makin mempererat pelukannya terhadap tubuh ku, benar-benar tidak ada jarak satu inchi pun dari kami saat ini
Jantungku mulai berdebar kencang namun aku tak mau hanyut pada perlakuan manisnya padaku, siapa tau dia hanya mempermainkan ku kan?
"Jika aku bertanya satu hal boleh kah?" pintanya pada ku
"Boleh, memangnya apa?" balas ku
"Kata semua mahasiswa kau salah satu lelaki yang paling anti soal cinta, bisa aku tau kenapa?" tanyanya yang sedikit membuka lembaran pilu masa lalu ku bersama mantan kekasihku, Seo Johnny
"Aku pernah disakiti teramat dalam oleh seseorang dimasa lalu, aku tidak pernah mau merasakan sakit itu untuk kedua kalinya. Maka dari itu aku memutuskan lebih baik jika aku tidak mengenal cinta atau masuk kedalamnya. Aku hanya takut kesakitan masa lalu ku datang lagi pada ku, Kun" jelas ku pada Kun yang langsung terbayang perlakuan menyedihkan Johnny pada ku dahulu, air mataku menetes. Kun yang menyadari bahwa aku menangis langsung memelukku dan menenangkan ku
"Maaf telah membuatmu membuka luka masa lalumu, Hen" ujar Kun
Aku hanya mengangguk dalam pelukan Kun mengingat betapa bodoh dan menyedihkannya diriku dahulu untuk seorang keparat seperti Johnny
"Kau bisa bercerita padaku jika kau ingin, sekarang jangan bersedih lagi ya? Kau harus bahagia saat melihat senja" ujar Kun sembari menangkup wajah ku dan mengusap air mataku
"Maaf telah membasahi bahu mu, Kun" ujar ku "aku akan menceritakan padamu saat waktunya tepat"
"Tidak apa Hendery, jika kau butuh bahu untuk bersandar, tempat untuk menangis, dan seseorang untuk mendengar keluh kesah mu, aku ada disini untuk mu ya meski kita baru saja mengenal satu sama lain" katanya
"Terimakasih Kun" balas ku sambil tersenyum
Aku langsung menghadap langit dan melihat mentari yang sedang menenggelamkan dirinya di ufuk barat, sungguh pemandangan ini sangat menakjubkan. Aku melihat Kun yang ada disisi ku, betapa indah dan sempurnanya lelaki ini. Selain wajahnya yang tampan ia juga baik dan ramah
"Susah ya mencintai seseorang yang belum bisa melupakan luka masa lalunya" ujar Kun tiba-tiba
"Hah apa?" sahutku
"Eh tidak tidak, tidak ada apa-apa" balas Kun
"Dia mencintaiku? Atau bagaimana? Tapi ya kali cowok yang kata Mark punya notabene mahasiswa terbaik di fakultasnya suka sesama jenis? Kalo iya, semesta ga lagi bercanda kan?" batin ku
KAMU SEDANG MEMBACA
Serius?
FanfictionKota Malang dan Universitas Brawijaya, Tempat dimana dua anak Adam dipertemukan, lalu menjalin kisah asmara mereka yang menuai konflik. Tentang seorang lelaki Fakultas Ilmu Budaya, Qian Kun yang mencoba mendapatkan hati seorang lelaki Fakultas Tekn...