8

86 7 2
                                    

Setelah selesai makan siang tadi aku langsung berangkat ke rumah Kun tentunya dengan membawa beberapa baju ganti dan beberapa keperluan kuliah ku sendiri. Kami berjalan kaki karena kebetulan jarak rumah ku dan jarak kostan/rumah yang dihuni Kun saat ini cukup dekat. Aku sempat menyapa beberapa tetangga yang kebetulan kenal dekat dengan ku

"Kak hendery" teriak seorang anak kecil dibelakang ku

Aku langsung menoleh ke belakang untuk memastikan siapa yang memanggil ku, dan saat aku melihat ke belakang aku menemukan Maehara ya anak SD yang sering berangkat bersama ku terkadang

"Hai Mae, ada apa?" Tanya ku

"Kakak mau kemana? Kok bawa tas?" Tanya Maehara

"Aku? Mau ke rumah kak Kun" jawab ku

"Oh kakak jangkung ini?" Ujar Maehara sambil menunjuk Kun "padahal aku mau ngajak kakak main"

Maehara langsung menundukkan kepalanya dengan memperlihatkan muka sendu, aku yang ikut sedih pun menatap Kun yang seolah meminta ijin agar Maehara bisa ikut juga

"Ya sudah kita ajak dia juga" kata Kun sambil menunduk didepan Maehara "tapi janji dengan ku jika sore telah tiba kamu pulang ya? Sekarang ijin mama mu dulu" katanya sambil tersenyum dan mengelus kepala Maehara

"Benar kah kak? Baiklah aku akan pergi ke rumah dulu mau bilang mama. Kakak tunggu disini ya jangan ninggalin aku" balas Maehara sambil berlari girang menuju mama nya

"Nama anak itu siapa? Aku yakin dia masih SD" tanya Kun kepada ku

"Namanya Maehara dia baru kelas 2, memangnya kenapa?" Balas ku

"Aku suka anak kecil jadi kau dekat dengannya Hendery?" Tanya Kun lagi

"Ah begitu, ya aku cukup dekat karena aku sering mengantarnya sekolah ketika aku berangkat kuliah kelas pagi dan aku juga sering bermain bersamanya" jawab ku

"KAK HENDERY AYO MAMA BOLEHIN AKU" teriak Maehara yang datang tiba-tiba sambil berlari

"Eh udah dateng, ayo deh berangkat" ajak ku sambil berjalan

"Ih kak Dery gendong" kata Maehara yang membuat ku dan Kun menghentikan langkah seketika

"Tapi kan kamu udah gede Mae masa mau aku gendong" ujar ku

"Udah sayang gendong aja" sahut Kun

"Idih sayang sayang" balas ku

"Oh kalian pacaran ternyata" kata Maehara sambil tersenyum meledek

"Sembarangan, ga pacaran" kata ku

"Kak Dery boong" ledek Maehara

"Iya kok kita pacaran, ya kan sayang?" Tanya Kun sambil memelukku

Aku pun langsung menabok Kun tepat di wajahnya dan wajah ku memerah tentunya

"Katanya ga pacaran tapi malu-malu hahaha" ledek Maehara lagi

"Mae kalo ngeledek kakak terus ga kakak gendong ya" ancam ku ke Maehara

"EH JANGAN GITU DONG KAK! IYA IYA MAE GA LEDEKIN KAK DERY LAGI" balas Maehara

Kun yang menjadi penonton pun langsung menggendong Maehara

"Masih mau digendong kak hendery atau sama aku aja?" Tanya Kun yang dibalas pukulan kecil oleh Maehara

"Aku mau sama kak Dery kak" jawab Maehara

Kun langsung mengoper gendongannya ke aku dan aku pun langsung menggendong Mae

"Aku belum kenalan sama kakak yang tadi, nama ku Maehara kak hehe" ucap Maehara sambil tersenyum

"Nama ku Qian Kun dek panggil Kak Kun aja ya?" Balas Kun

"Iya kak Kun ayo main ke rumah kak Kun jangan lupa sediain makanan kak" kata Maehara sambil tersenyum manis

"Iya itu mah selalu sedia kok" balas Kun

Dan akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan ke rumah Kun dengan tambahan Maehara sebagai tamu

"Kamu cocok ya jadi ibu apalagi kalo jadi ibu buat anak-anak kita kelak" bisik Kun tepat ditelinga kanan ku

Aku yang mendengarnya sontak terkejut dan perkataannya membuat wajah ku memerah lagi. Aku sedikit menundukkan kepala ku dan mengulum senyuman

"Qian Kun bener bener ga baik buat kesehatan" batin ku

Sekarang kita sudah sampai di tempat kediaman Kun ya ini sudah kedua kalinya aku berada di sini. Aku langsung menurunkan Maehara dan dia langsung berlari ke arah taman kecil milik Kun

"WAHHHH ADA IKAN" teriak Maehara senang, aku yang melihat pun langsung menghampirinya

"Tapi ikannya jangan diobok-obok ya nanti mati" ujar ku

"Iya kak Dery, udah ah aku mau masuk nanti lagi main sama ikan" ujar Maehara sambil masuk ke dalam rumah dan tentunya aku ikut

"Kamu mau main apa?" Tanya Kun ke Maehara

"Apa ya kak? Ga tau aku juga mau main apa" jawab Maehara

"Main kartu UNO gimana? Kamu paham kan?" Tanya Kun lagi

"Ngerti sih aku main UNO ya udah ayo main kak" balas Maehara

Dan sesi pertarungan UNO antara Kun dan Maehara pun berlangsung tentunya tidak dengan damai dan aman ada kalanya Maehara berbuat curang atau kesal karena Kun terlalu jago. Aku hanya mendengarkan suara perdebatan UNO mereka sambil bertukar pesan di ponsel pada grup teman-teman dekat fakultas ku

"Ternyata anak mesin dikasih tugas lagi. Pfft paper paper paper aja terus sampe meninggal" gumam ku pelan sambil berdiri dengan malas mencari keberadaan laptop ku

Aku pun melanjutkan kegiatan ku di depan laptop, ya untuk membuat paper tentunya. Aku tidak menyadari kegiatan di sekitar ku dan tanpa ku sadari aku melewatkan waktu bermain ku bersama Maehara

"Wah udah sore Maehara pulang dulu ya udah dipanggil mama" ya kalimat perpisahan ini yang mengejutkan ku akan waktu saat ini

"Sibuk banget ya? Daritadi mau diajakin main tapi Mae takut dia bakal ganggu kamu" ujar Kun yang langsung duduk disebelah ku setelah mengantar Maehara

"Iya mendadak dapet tugas paper nih, huh andai kamu anak mesin bukan sasing aku udah nyuruh kamu ngerjain paper ini" balas ku sambil mengetik bahan paper

Kun sontak memeluk pinggang ku dari samping dan menaruh kepalanya di bahuku sembari melihat tugas paper ku dan aku makin salah tingkah dibuatnya

"Oh jadi gini modelan tugas anak permesinan, ribet juga ya" ujar Kun "tapi lebih ribet lagi naklukin kamu sih" sambungnya yang membuat wajahku memerah ntah untuk keberapa kalinya

"Cie baper nih haha gemes, oh ya kamu mau makan apa? Ngerjain paper pasti bikin kamu laper" tanya Kun

Aku pun berhenti mengetik sejenak dan menolehkan kepala ku menghadap wajah Kun yang sial tampak lebih menawan dari jarak 10cm. Jantungku dibuat berdetak tak karuan dan rasanya seperti dunia ku terhenti saat ini juga, aku yang berusaha mengatakan sesuatu namun ntah mengapa aku tidak bisa mengatakannya. Kun langsung memiringkan kepalanya dan berusaha menyatukan bibirnya dengan bibirku aku yang kaget langsung dibuat melayang oleh tindakannya. Ia tidak melakukan lebih hanya mencium dan melumat perlahan lalu mengakhiri ciuman singkat yang membuat diriku terombang-ambing.

"Dalam dua hari ini aku akan menunjukkan keseriusan ku pada mu Hendery. Ketika kita sudah masuk kembali ke kampus pada hari Kamis temui aku di taman FIB selepas kelas karena aku menunggu kabar perasaan mu untuk ku. Baiklah aku akan pergi ke dapur untuk mengambil beberapa kue kering untukmu" ucapnya sambil tersenyum lalu berdiri dan meninggalkan ku yang masih mematung karena tindakannya

"Qian Kun sialan kenapa kau tidak meminta aku mengatakan perasaan ku hari ini saja" gumam ku dalam hati sambil menundukkan kepala ku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Serius?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang