Pengagum Rahasia

317 19 2
                                    

Han Seungwoo selalu saja mendapatkan barang barang tak berguna yang dikirimkan setiap minggu didalam loker miliknya. Entah itu origami dengan bentuk hati yang menggelikan maupun cokelat dan makanan manis lainnya. Menurutnya itu sangat menjijikkan mengingat ia membenci benda manis seperti itu.

"Sepertinya kau memiliki pengagum rahasia Hyung."

Kata seorang pemuda berambut cokelat menanggapi perkataan Seungwoo tentang sesuatu yang ia temukan setiap minggunya.

"Aku tidak tahu. Aku hanya ingin dia berhenti mengangguku."

Seungwoo menatap lurus sembari menyesap nikotinnya.

"Ingin aku membantu?" Pemuda berambut cokelat yang diketahui bernama Yohan itu memberi saran.

Seungwoo diam sejenak dan mematikan rokok yang udah hampir habis dan mengambi sepuntung yang baru.

"Kau hanya perlu mencari tahu siapa dia.
Sisanya terserah padamu."

Seungwoo menyalakan kembali pematik apinya. Menyesap benda  bulat panjang itu dan meniupkan  asapnya keatas.

Yohan mengeluarkan smirknya, ia tentu sangat ahli dalam bidang ini. Mencari tahu identitas seseorang hanya dari beberapa barang barang dan diketahui kepribadian orang yang mengirim benda benda itu ke Seungwoo.

"Akan ku lakukan tugasku, Woo. Tapi bagi aku satu."
Pandangan Yohan menuju ke rokok milik Seungwoo.

"Sopan sedikit kepadaku. Ingat aku ini kakak tingkat mu."

Seungwoo mengambil kotak rokok itu dan melemparkannya ke Yohan. Yohan menangkapnya dan mengambil satu batang untuk kemudian dinyalakan bersama seungwoo.

"Untuk apa? Aku tidak bisa sopan ngomong ngomong."
Yohan mengepulkan asapnya keatas.

Seungwoo yang mendengarnya hanya diam dan tak mau memperpanjang obrolan mereka yang tak terlalu dekat ini.

.

.

.

Yohan memang selalu membantu. Ia sudah mengetahui identitas si pelaku hanya dalam waktu dua hari. Bakat detektif yang sudah ada sejak Yohan masih kelas dasar.

"Baiklah aku tahu siapa dia. Dia satu angkatan denganku bahkan teman sekelas ku. Itu mengapa aku cepat mengetahui siapa yang melakukannya."

Seungwoo hanya memutar bola mata malas mendengar penjelasan Yohan yang seperti memamerkan skillnya itu.

"Cepat katakan saja. Siapa?"

"Kim Wooseok. Putra wakil kepala sekolah."

Seungwoo terkejut, setahunya Wooseok itu anak yang pendiam dan jarang bersosialisasi. Tetapi Yohan selalu akurat bukan? Lantas Seungwoo mempercayai apa yang dikatakan Yohan.

"Kau serius?"

"Untuk apa aku main main?"

Yohan memang benar. Dari tatapannya ia terlihat sangat serius.

"Baiklah buat dia agar tak pernah mengangguku lagi. Aku tak peduli dia putra siapa, dia membuatku risih."

Yohan menyeringai. Memang jawaban seperti ini yang ia butuhkan.

"Tentu, aku akan dengan senang menyingkirkan nya."

Beberapa hari ini sudah dmtak ada benda benda imut yang biasanya ia temukan di lokernya. Hal itu membuat Seungwoo merasa lebih baik sekarang.

Ia hendak menemui Yohan untuk menanyakan bagaimana cara agar anak itu tak lagi mengirimkan sesuatu kepadanya.

"Bagaimana? Apa kau mengancamnya? Kau beri dia uang?"

Seungwoo bertanya kepada Yohan dengan wajah sumringah nya.

"Dia tak seperti yang kau pikirkan. Sulit membuatnya menurut."

Nada bicara Yohan menandakan bahwa ia frustasi menghadapi Kim Wooseok itu. Tetapi wajahnya berkata bahwa ia senang dapat melakukannya.

"Lalu cara apa yang kau lakukan?"

Yohan tersenyum miring dan berbicara tanpa memperhatikan lawan bicara yang berada disampingnya.

"Ku perkosa."

Seungwoo tertawa. Iya dia benar benar tertawa.

"Kau sangat liar, Yohan. Bagaimana jika wakil kepala sekolah tahu. Kau akan dikeluarkan. Hahahaha.."

Yohan masih terlihat tenang tanpa menunjukkan gelagat gelisah sedikitpun.

"Tidak ada yang akan tahu apa yang terjadi. Semua ku lakukan dengan rapih."

Yohan terlihat menyeramkan sekarang. Dengan gelagatnya yang seperti itu serta nada bicaranya yang tak biasa.

"Apa yang kau lakukan padanya?"

Seungwoo sedikit menurunkan nada bicaranya. Menandakan situasi semakin serius sekarang.

"Yang pasti dilakukan seseorang ketika ia memperkosa korbannya yang akhirnya sadar akan identitas pelaku. Dan sayangnya pelaku itu membawa pisau lipat di celananya."






















[ E N D ]

Love Shoot ; Kim WooseokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang