"Baiklah, jadi kau memutuskannya?"
Tanya pria jangkung yang diketahui bernama Lee Jinhyuk. Wooseok tiba tiba datang ke apartemennya dengan keadaan mata sembab dan rambut berantakan. Padahal Kim Wooseok itu tergolong orang yang sangat peduli akan penampilannya.
"Dia yang memutuskanku!"
Wooseok benar benar kacau sekarang. Air mata telah memenuhi wajah cantiknya. Walau Jinhyuk orang yang tergolong sering meledek Wooseok, tetapi ia sangat peduli pada sahabatnya itu.
Ia tidak tega jika melihat Wooseok nya terus menerus terlarut dalam kesedihan seperti ini. Jinhyuk sangat menyayanginya seperti saudaranya sendiri. Tidak ada siapapun yang boleh membuatnya seperti ini.
Dengan refleks Jinhyuk memeluk tubuh mungil Wooseok yang jelas jelas tenggelam didalam tubuh besarnya. Memberi ketenangan berupa sentuhan lembut di kepalanya.
"Hhh... Sudah bukan waktunya untuk memikirkan laki laki itu. Kau pantas bahagia Wooseok-ah."
Jinhyuk masih mencoba menenangkan Wooseok yang masih terisak di dadanya.
Jinhyuk sendiri memahami perasaan Wooseok uang sedang jatuh sejarah jatuhnya sekarang."Jinhyuk... hikss, aku tak mau.. huweeee..."
Tangis Wooseok pecah. Sedari tadi ia senggukan sambil menceritakan tentang apa yang terjadi padanya dan Seungyoun.
"Menangis lah untuk sekarang. Luapkan semua yang ingin kau lakukan, lakukan saja. Tetapi ingat, aku tidak mau jika besok keadaanmu masih terlihat sama seperti sekarang."
Wooseok tambah menangis sejadi jadinya. Jinhyuk dengan tabah menerima air mata Wooseok didalam pelukannya.
Ya setidaknya begitu terus hingga Wooseok tertidur dan Jinhyuk mindahkannya ke kamar.
'Aku hanya ingin melihatmu tersenyum Kim Wooseok. Walau bukan aku penyebab senyumanmu itu.'
•
•
•
02.00 a.m.
"Seok, apa kau terbangun?"
Wooseok keluar dari kamar jinhyuk dengan wajah sembab khas orang bangun tidur. Walau begitu ia tetap terlihat cantik dengan kemeja putih polosnya yang sedikit menerawang.
"Hyuk, aku lapar."
Sangat menggemaskan batin jinhyuk. Jika imannya goyah pasti ia akan langsung meniduri Wooseok ketika menggendongnya kelakar semalam.
"Pesan saja. Aku belum belanja jadi dak ada yang bisa dimakan."
Wooseok langsung berjalan gontai menuju ponselnya. Memesan makanan dan menunggunya sembari menonton jinhyuk yang sedang melakukan sesuatu dengan laptopnya.
Jinhyuk sesekali melirik Wooseok yang masih terkantuk kantuk disebelahnya.
"Jika masih mengantuk tidur saja Seok. Akan ku bangunkan jika makanannya sudah sampai."
Wooseok menggeleng, "Tidak mau. Pokoknya aku ya tunggu."
Tiga puluh menit sudah terlewati. Dengan Wooseok yang sudah tertidur bersandar di bahu jinhyuk. Jinhyuk sendiri tidak tega untuk membangunkan Wooseok karena ia tahu jika anak itu bangun ia tak mau tidur lagi.
Suara telpon berdering terdengar menandakan makanan mereka segera datang. Wooseok langsung terbangun dan menggapai telepon miliknya.
"Halo... Apa sudah mau sampai?"
Wooseok bertanya dengan antusias menunggu ceker kesayangannya itu datang.
"Maaf tuan..
Dengan keluarga Tuan Cho Seungyoun?"Wooseok sedikit terkejut mendengar nama yang tak asing lagi baginya terucap.
"Y-ya... Saya keluarganya. "
Hanya itu yang bisa Wooseok ucapnya. Walau nyatanya ia hanya mantan kekasihnya.
"Tuan Cho Seungyoun....
Mengalami kecelakaan tunggal pada pukul 23.57. Mengemudi dalam keadaan mabuk dan menabrak pembatas jalan. Beruntung ia masih bernafas dan sekarang sedang dalam keadaan koma."
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shoot ; Kim Wooseok
RandomCerita one shoot dengan Kim Wooseok sebagai karakter utamanya. Atau mungkin yang lain? Up kalo ada ide