2---All Trouble

42 14 38
                                    

"Bukan cuma cinta yang bisa buat orang lain diam, tapi juga penolakan akan pertemanan."

Askana Khalisa

🌸🌸🌸

   Lisa berjalan dengan pikiran berkelana kemana mana. Kejadian pulang sekolah tadi sungguh buat dia makin tidak percaya diri. Dirinya yang jarang mendapatkan atau tidak ada yang mengajaknya berkenalan sungguh buat Lisa menjadi seorang yang pendiam.

"Lo kenapa, Sa? Sejak tadi melamun terus," ucap Lia berhenti berjalan. Lisa yang masih melamun terus berjalan tanpa mendengar pertanyaan Lia. Lia mendecak, lalu menumpuk bahu Lisa sampai sang empu terkejut. "Ke-kenapa, Lia?" tanya Lisa tergagap. Lia menghela sabar. "Gue tadi tanya, lo kenapa?" jelas Lia. Lisa diam tak tahu harus menjelaskannya seperti apa.

"Ga-gak ada kok. Cuma tadi aku memang suka sering berimajinasi," alibi Lisa yang dapat respon anggukan Lia. "Oh gitu. Gue kira ada apa apa." Lisa mengangguk cepat.

"Yaudah sih. Kita pulang, kan, rumah kita deketan," ujar Lia. Mereka berjalan sambil bergandengan bak sahabat sejati. Padahal baru kenal sehari tapi sudah seperti sudah berteman bertahun tahun.

🌸🌸🌸

Bulan mengecek aplikasi WhatsApp nya yang tidak ada chat sama sekali, sungguh suram. Karena terlalu fokus belajar untuk bisa mengejar cita citanya, Bulan menjadi tidak ada kenangan di masa SMP nya. Semua orang menjauhinya karna sifatnya yang tidak bisa jauh dari kertas. Sahabatnya yang dulunya akrab dengannya pun menjauhinya karna mengira dirinya tidak butuh bantuan apa pun. Sampai pada akhirnya terbentuklah Bulan yang sekarang, Bulan yang selalu menghabiskan waktunya di rumah bersama kertas dan Bulan yang tidak mempunyai teman. Maka dari itu, saat dirinya masuk SMA ini ia ingin merubah masa kelam itu dan ingin mencari teman sebanyak banyaknya agar tidak suram seperti masa SMP nya.

Tok ... Tok ... Tok ...

Pintu diketuk tak mampu membuyarkan lamunan Bulan akan masa lalunya.

Tok ... Tok ... Tok ... Tok ... Tok ...

Sekarang ketukan itu makin keras tapi tak juga Bulan sadar.

Brak ....

"Dek, Bunda jatuh dari tangga, jadi harus ke rumah sakit," ucap Fares lantang yang langsung membuat Bulan sadar. "Apa lo bilang tadi, Bang?" tanya Bulan setelah sadar. Fares yang nampak ngos ngosan menarik napas panjang. "Bunda jatuh dari tangga. Kita harus antar ke rumah sakit. Lo telpon Bi Sumi supaya dia yang jagain Azura. Cepetan!" Bulan membolakan matanya seketika dan mengangguk, lalu mengambil hanphone nya menelpon baby sister Azura.

🌸🌸🌸

"Bang, gue udah telpon Bi Sumi, katanya OTW. Bunda mana, Bang?" ucap Bulan panik. Fares tangah menyalakan mobil. "Bunda udah Ayah bawa ke rumah sakit. Kita harus nyusul," ujar Fares tak kalah panik.

"Non, Den Azura-nya mana? Bunda gak pa-pa kan Non? " tanya Bi Sumi setelah turun dari bang ojek tergesa. Bulan yang masih panik menunggu Fares menyalakan mobil langsung memberikan kunci rumah ke Bi Sumi. "Bi Sumi tolong jagain Azura ya, Azura-nya di kamar lagi tidur. Kalo Bunda lagi dibawa Ayah ke rumah sakit," jelas Bulan. Bi Sumi mengambil kunci rumah dan mengangguk.

"Yaudah, Bi, kita ke rumah sakit dulu." Bulan memasuki mobil yang sudah menyala. Mobil berjalan meninggalkan pekarangan rumah mewah itu dengan kecepatan rata rata.

MOONLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang