Chapter 2

231 29 1
                                    

Sebelumnya....

© Destiny ©

"Kau...... Park Jiyeon, kan?"

Deg

Donghae membuka matanya perlahan, sorot matanya berubah tajam melirik Hyukjae disampingnya. Sahabatnya itu menyebut nama seseorang yang membuat jantungnya berdetak dengan kencang. Nama yang sudah lama dilupakannya, nama yang sudah lama dikuburnya didalam lubuk hatinya yang paling dalam. Dan ia tidak berharap untuk mendengar nama itu lagi. Selamanya.

Menurunkan lengannya, ia menatap seorang gadis berambut panjang ikal yang berdiri membelakanginya. Gadis itu berdiri dihadapan kedua sahabatnya yang menatap heran pada pria disampingnya. Ia memperhatikan punggung itu. Terasa familiar. Tidak mungkin dia.

"Benar, kau Park Jiyeon. Aku tidak mungkin salah. Kau mantan kekasih Donghae yang dari Busan itu kan?" Hyukjae berdiri dan hendak mendekati Jiyeon, namun tangan Donghae menahannya dan membuatnya berbalik.

"Hey, apa yang kau katakan Lee Hyukjae?"

"Apa?"

"Benarkah?"

Gikwang, Ryeowook dan Heechul melontarkan pertanyaan secara bersamaan.

Tubuh gadis itu semakin menegang, ia memejamkan matanya sebelum membalikkan badannya dan tersenyum kaku, tidak menyadari tatapan benci dari pria disamping Hyukjae karena wajahnya tertutupi oleh segelas wine yang diambilnya dari tangan Gikwang yang tiba-tiba saja duduk disampingnya.

"Maaf, anda pasti salah orang. Saya tidak mengenal orang yang anda sebutkan tadi." Jawab Jiyeon, berusaha agar suaranya tidak bergetar.

"Tapi.... Aku tidak mungkin salah. Kau mirip sekali dengannya. Iya kan Lee....."

"Jangan sok tahu, Lee Hyukjae! Aku juga tidak mungkin pernah menjalin hubungan dengan wanita yang menjual dirinya demi uang."

© DESTINY ©

Terkesiap.

Kedua mata Jiyeon sontak melebar karena terkejut. Lehernya pun terasa sakit karena menoleh terlalu cepat. Bibirnya bergetar kala ia berkata, "K...... Kau..?"

Dentuman suara music yang terdengar hingga ruangan atas termasuk ruangan dengan nomor 013, namun suasana sunyi sangatlah terasa disana karena tidak ada seorang pun yang mengatakan sesuatu setelah Donghae mengucapkan sebuah kalimat yang membuat mereka terkejut, bahkan Gikwang memerintahkan para wanita yang ada disana untuk pergi hanya dengan isyarat tangannya. Kecuali Hyejin yang menolak keluar karena tangannya yang digenggam erat oleh Jiyeon.

Masih sunyi untuk beberapa detik hingga suara bas milik Donghae kembali terdengar diruangan itu. Dan kalimatnya tidak membuat keadaan menjadi lebih baik. "Tidak kusangka kita bisa bertemu lagi. Kau......" Donghae berdiri lalu berjalan mengelilingi tubuh Jiyeon, memperhatikan tubuh gadis itu dari atas kebawah dengan pandangan mencemooh. "Rupanya kau sangat menyukai pekerjaan ini." Cibirnya lalu kembali duduk ditempatnya semula. Mengabaikan tatapan penasaran teman-temannya.

Sedangkan Jiyeon, gadis itu hanya terdiam bagai patung. Rasanya ia tidak sanggup untuk bergerak sedikit pun, bahkan untuk membalas perkataan Donghae sekalipun. Tubuhnya benar-benar terasa kaku. Hyejin yang berdiri disampingnya menatap marah pada Donghae. Meskipun ia tidak tahu hubungan sahabatnya dengan pria itu, namun ia sangat tahu bahwa kata-katanya bermaksud melecehkan Jiyeon. Bibir merahnya terbuka, "Hey Tuan, apa maksud ucapanmu itu hah? Jiyeon ini ti....."

"Berapa?" Kembali Donghae bersuara. Ia bersandar pada Sofa dengan posisi tangan terlipat didepan dada, serta ekspresi dingin diwajahnya. Seandainya pria ini tidak menghina sahabatnya, Hyejin pasti sudah menjerit melihat ketampanannya. Sial.

DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang