Blurb

305 31 1
                                    

"AKU BODOH!" Seumur hidup aku tak pernah mengumpat sekesal apapun diriku. Tapi ini? Aku meremas  dan menarik ujung jilbab yang sudah kusut karena perjalanan jauh, agar sedikit melonggar dari rasa menyesakkan ini.

Dari sekian banyak kesalahan yang kuperbuat, hanya karena satu kalimat 'IYA' mampu menghancurkan semuanya. Baru kutahu sekarang kegilaan apa yang sudah menimpaku.

"Anin, makan dulu."

Aku mengerang kesal. Melempar tas sembarangan ke atas sofa usang di ruang tengah yang tak seberapa luas ini. Bukan bermaksud tidak sopan, hanya saja ...

"Nin, yang sopan!" Ibu terlihat mendelik tajam ke arahku, dan sesekali melirik pada lelaki disebelah Ayah yang kini kurasa sedang menertawakan kemarahanku dalam diamnya.

"Anin mau tidur di rumah Hayla saja." Kuambil kembali tas yang tergeletak mengenaskan, lantas beranjak keluar dari rumah.

Namun, urung setelah teguran Ayah bagaikan gelegar petir yang memekakkan telinga di siang bolong. "Anina Aprillya, Duduk dan salami SUAMIMU!"

Inilah, kehancuran yang kusebut tadi.

Memutar tubuh dengan gerakan lambat seperti seorang penjahat tertangkap basah, aku memberanikan diri menatap lelaki itu yang namanya saja sudah tidak ingin kuingat.

Ya. Lelaki yang telah resmi menjadi suamiku. Dan itu semua ulah Ayah dan Ibu tanpa sepengetahuanku.

(Bukan) Tulang RusukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang