1 - Flowers Bloom

39 2 0
                                    

(Himuro PoV)

"Himu-nee, di belakangmu!"

Aku langsung berbalik, mendapati Blade berdasar api itu terayun ke arahku. Cepat-cepat kukeluarkan kelopak bunga sakura dari saku celana lalu menjadi Blade juga untuk menangkisnya.

"Musu, tolong panggilkan bantu--"

"Yuu-jiichan, aku dan Himu-nee sedang dikejar penjahat!" teriak Musu di telepon.

Begitu mengetahui Musu sudah menghubungi Paman Kirisu, aku menjadi lebih lega dan fokus menangkis serangan penjahat ini. Sudah kuduga, orang ini lumayan kuat, bahkan pedangku sudah dibuat retak. Aku mengeluarkan kelopak bunga lagi, menambah jumlah Blade untuk bertahan.

"Keras kepala sekali gadis ini," kata penjahat tersebut sambil menarik pedang apinya. "Oi, Sasaki!"

Dia memanggil rekannya?!

Aku berbalik, melihat di belakang Musu sudah ada satu orang lagi dengan pedang batu siap menebasnya.

"MUSU!"

Namun, ketika ia mengangkat pedangnya ke atas, ia berhenti. Tak lama kemudian pedangnya jatuh ke tanah dan orang tersebut ambruk.

Sama sepertiku, penjahat yang ada di depanku juga terkejut. Siapa yang--?

"Tidak perlu pakai telepon, paman bisa mendengar teriakan kalian dengan jelas, tahu," kata lelaki yang tengah mengembuskan asap rokoknya.

"Yuu-jiichan~!" Musu berlari kecil ke arah Kirisu Yuuji yang dengan kerennya masih mengisap cerutu. Di tangan kanannya ada Blade yang diselimuti asap, yang dia gunakan tadi saat menyerang penjahat itu dari belakang.

Tiba-tiba Paman Kirisu sudah ada di sampingku, ia menodongkan ujung pedangnya ke penjahat yang satunya lagi.

"Himuro, panggil polisi."

"B-Baik!"

Siapa yang tahu bahwa Paman Kirisu bisa mengalahkannya dengan satu gerakan. Cukup dengan memukul tengkuknya dengan pegangan pedangnya, penjahat tersebut dibuat pingsan. Tak lama, anggota kepolisian datang dan segera meringkus keduanya.

"Kami akan mengirimkan balas jasanya ke kantor kalian, terima kasih," ucap salah seorang polisi kepada Paman Kirisu.

"Ya, ya, terima kasih juga," jawabnya malas.

Beberapa anggota kepolisian itu pun pergi. Kami bergegas kembali ke kantor, entah itu untuk menulis laporan, atau bermain, atau bahkan tidur. Biasanya, di kantor aku hanya menulis laporan yang akan disampaikan kepada Ketua Shiranui dan setelahnya bersantai-santai sambil mencari misi selanjutnya.

"Oh, ya, sebelum masuk," Paman Kirisu melangkah duluan dan menghalangi pintu, "Kalian tidak ada yang terluka, 'kan?"

Aku dan Musu menggeleng.

"Ya sudah. Ayo masuk," ia membukakan pintu, kami pun masuk ke dalam.

Di dalam, Amatsuki Ren langsung menyambut kami, "Bagaimana misinya, sukses?" sambil membawakan nampan berisikan beberapa cangkir teh.

Paman Kirisu meletakkan cerutunya di meja, kemudian mengambil secangkir dan meneguknya, "Begitulah," jawabnya pendek.

(3rd person PoV)

Lelaki yang selalu bermasker itu mendekati Himuro, menyodorkannya teh, "Kamu tak minum, Minoru-san?"

"Oh, terima kasih, Amatsuki-kun," jawabnya sambil mengambil secangkir teh itu dan meminumnya. Lalu Ren membungkuk supaya bisa memberikan si kecil Musu teh juga.

BLADE - Another StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang