(Himuro PoV)
"Ren-nii diculik?!" Mendengar kata 'diculik', wajah Musu langsung pucat pasi. Sedangkan Ketua Shiranui dan Paman Kirisu melihatku dengan tatapan tidak percaya.
Aku menunduk dan mengeratkan genggamanku pada buku novel milik Ren-kun, "Maaf, aku tidak berguna. Harusnya aku bisa menyelamatkan Ren-kun, tapi..."
Paman Kirisu meletakkan kedua tangannya di masing-masing bahuku, lalu tersenyum, "Himuro, jangan menyalahkan dirimu sendiri. Lihatlah ke depan, kita akan pikirkan cara menyelamatkan Ren bersama-sama."
"Pertama-tama, kita harus mencari tahu lokasi di mana Ren berada--" timpal Ketua Shiranui yang duduk bersandar di sofa dengan wajah setengah mengantuk.
"Prese Cafe, Distrik 3. Entah kenapa penjahat itu sendiri yang memberitahuku," jawabku ragu.
Mereka bertiga menghadiahiku tatapan aneh lagi, "Penjahatnya yang memberitahumu? Itu sudah pasti jebakan, bukan?" Celetuk Ketua Shiranui heran.
"Tapi untuk sekarang, hanya ini satu-satunya informasi yang kita punya. Aku tidak tahu lagi petunjuk lainnya..." jawabku.
Paman Kirisu menghela napas, "Baiklah. Besok, kita akan mencoba mencari Prese Cafe dan menyelidikinya, oke Himuro?"
Aku mengangguk pelan. Kurasakan tangan Paman Kirisu yang kekar itu membelai kepalaku, membuatku menjadi lebih tenang, "Terima kasih, Paman Kirisu."
Lalu ia menoleh ke arah Musu, "Musu, penyelidikan besok kamu jaga kantor saja, ya?"
Musu yang sejak tadi kelihatan ketakutan menjawabnya dengan gelengan kepala, "Aku mau ikut, aku juga ingin menyelamatkan Ren-nii."
Paman Kirisu menghela napas pasrah, "Ya sudah kalau kamu mau. Oi, Terano, malam ini tidurlah, aku tidak mau kau ketiduran saat penyelidikan besok."
"Iya, iya, nih aku tidur sekarang," jawab Ketua Shiranui sambil membetulkan posisinya di sofa.
"Bukan di sofa, Terano. Di kamarmu."
"Iya, Yuuji!"
"Himuro dan Musu, kalian berdua pulanglah. Isi tenaga untuk besok."
.
.
.
Besoknya aku tidak masuk sekolah dengan alasan sakit. Aku bergegas pergi ke kantor, dan kulihat mereka bertiga sudah bersiap di depan pintu.
"Himu-nee sudah datang, ayo!" Musu melambaikan tangannya ke arahku. Aku mengangguk, dan mempercepat lariku.
.
.
.
"Jadi ini Prese Cafe? Tempat ini memang sudah seperti tempat terbengkalai, sih. Tidak heran kalau tempat ini dijadikan markas penjahat," gumam Ketua Shiranui yang tidak biasanya terlihat sangat segar hari ini. Mungkin karena ia tidur dengan benar kemarin.
"Oh, aku menemukan sesuatu!" Panggil Musu dari dapur. Kami langsung menghampirinya.
Musu menunjuk sebuah kulkas yang sudah usang. Ia membukanya, dan ternyata isi dalamnya biasa saja, seperti kulkas pada umumnya. Tetapi bagian bawahnya yang berbentuk lempengan ternyata bisa digeser, memperlihatkan sebuah lubang.
"Ini jalan masuknya, kah?" Tanya Paman Kirisu, lalu ia turun duluan. Terdengar debuman keras dari tapakan kaki yang menyentuh permukaan. Paman Kirisu berteriak dari bawah, "Di bawah sini aman, lubangnya tidak terlalu tinggi juga."
Kami pun turun satu demi satu. Kulihat sekeliling, lorong bawah tanah ini lurus memanjang sampai-sampai tak kelihatan ujungnya. Kami bertiga terus berjalan jauh, hingga akhirnya menemukan suatu pintu besi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLADE - Another Story
Aktuelle LiteraturSpin-off (?) dari seri BLADE punyanya author Kegakita Kagato. Silakan dibaca yang originalnya di https://www.wattpad.com/story/99964734-blade .