Rahasia Jisung

257 28 0
                                    

Pelajaran sejarah hari ini kosong, para siswa hanya diberi tugas. Keadaan kelas pun sedikit bising karena ya tugas yang diberikan sudah selesai. Jisung hanya duduk di bangkunya sambil merenung. Pagi ini ia mendapatkan pesan dari mama yang sudah lama tak ia temui.

Mama
Jisung, sayang
Selamat ulang tahun ya nak
Kamu mau kado apa? Mama akan membawakannya
Kamu mau memaafkan mama kan nak?

Ya, hari ini adalah ulang tahun Jisung. Kebanyakan orang akan senang saat hari ulang tahunnya datang, tapi tidak untuk Jisung. Kenapa? Karena setiap ulang tahunnya tiba Jisung teringat kenangan pahit di hari itu, 3 tahun lalu. Hari dimana keluarganya jadi hancur.

Ia tak membalas pesan mamanya. Ia hanya diam sambil menatap jam tangan yang ia pegang. Jam itu, hadiah ulang tahun untuknya dari sang mama.

"Ra ngantin nggak lo? Bentar lagi istirahat nih," tanya Ryujin.

"Nggak ah, gue males," jawab Nara singkat lalu kembali memakai earphonenya san meletakkan kepalanya di meja.

Beberapa siswa udah keluar kelas menuju ke kantin. Tapi masih ada yang di dalam kelas. Seperti Sanha dan Haechan yang asik bercanda sambil saling mendorong. Saking kuatnya Sanha mendorong, Haechan sampai menubruk Jisung hingga membuat jam yang ada di tangan Jisung terjatuh.

"Eh eh, sorry sung. Gue nggak sengaja. Sanha sih ngedorong gue kenceng banget," kata Haechan ia kemudian berjalan untuk mengambil jam itu.

"Jangan disentuh," titah Jisung. Tapi Haechan terlanjur mengambilnya dan memberikannya ke Jisung.

"Gue bilang jangan sentuh barang gue!" Jisung mengambil jam itu dengan kasar lalu keluar kelas. Seluruh kelas menjadi hening karena teriakkan Jisung tadi. Nara juga terkejut mendengar teriakkan itu.

"Kenapa tu anak?" tanya Haechan yang bingung dengan sikap Jisung yang tak biasa. Namun ia tak mendapatkan jawaban dari siapapun. Nara merasa ada yang tak beres dari Jisung. Ia segera keluar kelas dan mencari keberadaan cowok itu.

Tak membutuhkan waktu lama Nara menemukan Jisung tengah duduk sendirian di rooftop.

"Ngapain lo disini?" tanya Nara lalu duduk di samping Jisung. Jisung hanya melihat Nara sekilas.

"Pergi. Gue lagi pengen sendiri."

"Kenapa? Lagi ada masalah ya lo?" tanya Nara. Jisung diem.

"Kalo ada masalah itu cerita, jangan dipendem sendiri. Katanya temen," ucap Nara. Ia melihat sekilas jam yang di pegang Jisung, kaca jam itu retak karena terjatuh tadi.

"Lo marah ya karena Haechan ngejatuhin jam lo?"

Jisung menggeleng, "Nggak."

"Terus kenapa lo teriak tadi?"

"Nggak ah, lupain aja."

"Ke kantin yuk. Gue laper," ajak Jisung sambil menampakkan senyumnya. Yang Nara tau senyum itu terkesan dipaksakan. Nara pun mengikuti langkah Jisung yang membawanya hingga ke kantin.

"Katanya nggak ngantin," celetuk Ryujin yang melihat Nara bersama Jisung. Nara diem nggak ngeladenin Ryujin, ia memilih mengikuti Jisung hingga mereka duduk di bangku dengan membawa makanan mereka.

"Sikap lo hari ini aneh deh," kata Nara tiba-tiba. Jisung menghentikan kunyahannya dan menatap Nara.

"Aneh gimana? Gue biasa aja kok."

"Kemana Jisung yang selalu ceria dan suka gangguin gue?" tanya Nara.

"Jadi lo lebih suka gue gangguin?"

"Hm.. lebih baik gitu sih daripada liat lo kayak gini, malah nyeremin tau nggak," kata Nara.

"Tunggu aja, besok gue gangguin lo lagi."

Temen Apa Demen? ▪ (Han Jisung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang