Kalih

27 1 10
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di perjalanan pulangnya mata Lintang menangkap sosok tidak asing, dia -sosok itu berjalan gontai dengan sorot mata kosong seolah tidak mendengarkan saat Lintang meneriakkan namanya.

"Mas Abay....!!"  Lintang menyadari ada yang tidak beres dengan sosok yang dia panggil barusan.

"Mas Abay, Astagfirullah haladzim....." Lintang benar-benar sadar saat matanya bertemu tatap dengan Abay.

Sosok didepannya hanya tersenyum sinis, melepaskan tangan Lintang yang menempel di pundak Abay masih dengan tatapan kosong itu.

Sedikit panik Lintang merogoh saku celananya mengambil telepon pintar dari sana menekan beberapa tombol.

"Hallo res...cepet ke jalan Bratawali.... Cepet ke sini dulu gawat darutat ini mas Abay ilang...iya pokonya cepet kesini nggak usah banyak nanya.! " Lintang meninggikan suaranya di akhir panggilannya, menandakan keadaan yang memang sedemikian genting.

"Eeeeehhhhh mau kemana...." cegah Lintang  sembari meraih tangan Abay.

Tanpa jawaban. Abay hanya memperlihatkan kembali tatapan sinis nan kosongnya.

"Kita beli es teh dulu mas, mie ayam mau nggak? Atau soto yang banyak kuahnya sambelnya sedikit, gini-gini Lintang paham betul mas suka makan apa...." Lintang merasa basa basinya berhasil. Abay seperti mengerti apa yang Lintang coba sampaikan.

"Nggak demit nggak manusia kalo soal makanan langsung ngerti yaa mas..." dan Lintang dibuat kaget karena Abay mengangguk tanda setuju.

Gila ni setan bisa sampe ngluarin mas Abay dari raganya, duh.....dibawa kemana sukmanya mas Abay, bikin repot aja...pasti ini setan ngintilin pas mas Abay buang hajat di kali waktu itu. Duhhh udah dibilangin jangan boker disono juga gini nihhh hasilnya.

Selang beberapa saat Antares atau biasa dipanggil Ares datang dengan Vespa kesayangannya berwarna kuning.

"Mas Abay...?" heran Ares "Katanya ilang  lah ini ada mas Abay-nya ...." tanpa turun dari Vespanya Ares nampak sedikit kesal dan melirik tajam ke arah Lintang. "Apanya yang gawat darurat si tang, becanda tuh nggak gini caranya.." tapi kemudian Lintang membisikkan sesuatu.

"Dia bukan mas Abay." 

"Siwer kamu tang,minesmu nambah yak"

"Kemasukan goblok ini mas Abay-nya kemasukan demit." emosi Lintang sedikit tersulut dengan kepolosan Ares.

Ares buru-buru menstandarkan vespanya didepan warung mie ayam, sebenarnya nyalinya ciut tapi mas Abay bukan orang asing, dia pentolan geng bubar. 

"Trus ini gimana tang," matanya kedip-kedip cepat tanda dia panik.

"Kamu temenin mas Abay makan dulu disini biar aku yang cari mas Abay yang benernya..."

Mereka duduk di warung itu memesan beberapa mangkok mie ayam dan ber gelas gelas es teh. Yang mengherankan, sudah hampir habis lima mangkok mie dan tujuh gelas es teh dan Abay masih minta tambah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lintang AraswangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang