Terkadang tidak semua yang kita inginkan akan di wujudkan, tapi percayalah Tuhan pasti memberikan sesuatu yang lebih baik
🌿
Tugas matahari sudah selesai, kini saatnya bulan dan bintang yang menggantikannya menemani langit yang gelap. Hembusan angin malam menerpa kulit gadis itu dan menerbangkan helaian rambutnya yang panjang.
"Kok masih di luar sayang?" Tanya sang bunda sambil membelai surai hitam milik anak gadisnya dengan penuh kasih sayang.
"Lagi pengen aja bun, langitnya lagi bagus banyak bintang jadi betah deh duduk di sini" jawabnya sambil melemparkan senyuman manis kepada sang bunda.
"Yaudah yuk masuk, bunda udah masak ayam kecap loh" tawar sang bunda dengan antusias, bundanya ini selalu saja bisa membuat hatinya menghangat dengan perhatian-perhatian kecilnya.
Ahh rindu sekali dia dengan masakan sang bunda dan segala perhatian-perhatian kecilnya, semenjak bundanya dipindahkan tugas ke Singapura sebulan yang lalu ia menjadi semakin kesepian, ya meskipun ia di sini tak sendiria karna masih ada kakak laki-lakinya.
"Yuk Tiza udah laper, ngebayangin ayam kecap buatan bunda yang bikin ngiler" Tiza menjawab dengan semangat sambil terkekeh, geli sendiri mendengar jawabannya barusan.
"Kalok gitu bunda turun dulu ya, jangan lupa panggil abang mu dulu dia kalok enggak di panggil bisa lupa makan"
Setelah bunda turun untuk menyiapkam makan malam Tiza berjalan keluar kamar dan menggedor pintu yang berada tepat di sebelah kamarnya itu.
Dorr..dorrr...dorrr
"Heh bocah bisa nggak sih.. kalok ketuk pintu itu yang manusiawi dikit kasian pintu gue entar rusak karna ulah lo yang bar-bar itu" katanya sedikit kesal, adiknya ini mukaknya saja yang manis kelakuan nauzubillah untung adik sendiri kalok bukan udah di sleding mungkin.
"Kalok gue ketuk pintunya pelan-pelan yang ada lo nggak bakal denger jadi harus gue gedor biar lo denger" jawabnya tak mau kalah dengan sang abang, ya begitulah mereka tak pernah akur seperti kucing dan tikus.
"Sebahagia lo aja deh, ada apa nyariin gue?"
"Ayo buruan turun bunda udah siapin makan malem"
"Hah! Ini udah malem? Perasaan tadi masih siang deh" Dion terkejut perasaan tadi masih siang ini kenapa tiba-tiba sudah malam.
"Lo dari tadi ngapain aja sih? Pasti lo belum mandi ya? Jorok banget pantes aja jomblo" abangnya ini selain menyebalkan juga suka lupa waktu, apalagi kalok udah bersangkutan sama game, dunia serasa miliknya sendiri.
"Mulut lo ya, mintak di cubit deh sangking gemesnya" jawabnya sambil mencebikkan bibirnya.
"Mandi dulu sana badan lo bauk, entar nafsu makan gue ilang lagi gara-gara bauk badan lo" setelah mengatakan itu Tiza melenggang pergi meninggalkan abangnya yang sedang menahan emosi
"Dasar adek durhaka, untung sayang. Sabar ya Allah punyak adek kayak gitu" ucapnya sambil mengelus dada.
🌿
Tak ada percakapan, hanya dentingan sendok yang beradu dengan piring, ya kurang lebih seperti itulah keadaan ruang makan itu yang hanya berisi tiga orang saja. Sepi.
Sampai sebuah suara memecah keheningan di ruang makan tersebut.
"Besok Tiza berangkat bareng sama abang ya, bunda nggak bisa nganter soalnya besok pagi bunda balik ke Singapur" kata bunda sambil menatap putrinya, sebenarnya ia ingin mengantar putrinya itu pergi ke sekolah layaknya orang tua pada umumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take My Hand
Fiksi RemajaRatiza gadis cantik dengan senyuman manis yang menawan. Tak banyak yang tau dibalik wajahnya yang ceria gadis itu banyak sekali menyimpan cerita kelabu. Semula dunianya terasa biasa-biasa saja, hingga suatu ketika saat dirinya memasuki jenjang SMA d...