"Kalian ini bagimanam, sih?! Jadi dari tadi siang Jungkook menghilang?" Itu Seokjin yang mengomel pada semua orang karena tidak ada yang tahu dimana keberadaan Jungkook.
Niatnya sepulang dari kerja, dia bisa santai-santai sebentar. Menonton drama atau apa. Tapi kenyataan menamparnya jauh. Menyadarkan jika adik kesayangannya telah hilang.
Sedangkan, sekarang sudah jam sembilan malam. Kafe sudah tutup dan mereka sudah ada di rumah. Dalam perjalanan pulang tadi, mereka berharap semoga Jungkook sudah ada di rumah. Siapa tahu tadi Jimin tidak menemukannya karena Jungkook sedang tertidur di kamar mandi, atau apa. Tapi nyatanya, tidak ada Jungkook di rumah.
Semua diam.
Hingga suara ketukan pintu terdengar, dan mereka semua sempat saling tatap menatap sebelum berlari menuju sumber suara. Setelah Seokjin membuka pintu, ternyata ada anak kelinci yang mereka cari-cari keberadaannya dari tadi. Dan akhirnya mereka semua bisa menghela napas lega.
Eh, tapi, tunggu sebentar.
Pakaian kusut? Rambut kusut tak teratur? Wajah pucat seperti mayat hidup?
"Astaga! Kau kenapa, Kook?" Taehyung yang pertama sadar akan keadaan Jungkook segera membawa Jungkook masuk dan mendudukannya di sofa.
Jungkook diam saja. Matanya melihat ke depan dengan tatapan kosong.
"Hei, sadarlah. Kau kerasukan setan?" Taehyung sedikit mengguncang tubuh Jungkook, tapi tak membuat Jungkook berubah.
"Yak! Ada apa denganmu?" Seokjin yang mendudukkan diri di sebelah Jungkook pun ikut bertanya.
Tapi tidak mempan.
Taehyung berpikir bagaimana caranya bisa membuat Jungkook sadar.
Ah, dia punya ide.
"Tadi, Choi Hana menemuiku. Dia mencarimu," ucap Taehyung dan semoga saja berhasil mengembalikan kesadaran adiknya itu.
Benar saja. Itu berhasil!
Jungkook menoleh dan bertanya, "Apa?! Dia mencariku?"
Taehyung menjawab dengan berdehem.
"Terus... hyung bilang aku di mana?" tanyanya lagi.
"Ya aku tidak bilang. Aku saja tidak tahu kau ada di mana."
Jungkook menghembuskan napas panjang.
"Memang kenapa? Kau sedang ada masalah ya dengannya?" Itu Jimin yang bertanya.
Jungkook mendongak, melihat Jimin yang berdiri di sebelah sofa. Kemudian dia menganggukkan kepala, tanda jika penuturan Jimin tadi benar adanya.
"Kalau ada sesuatu itu bilang, jangan malah kabur tanpa ada kabar seperti tadi. ‘Kan kita jadi khawatir," ucap Yoongi menasehati.
Hoseok dan Namjoon hanya bisa mengangguk setuju.
Jungkook menundukkan kepala, menyesal dengan apa yang ia perbuat. Seharusnya dia tidak lari dari tanggung jawab.
"Maafkan aku, hyung. Aku lari dari tanggung jawabku," ucapnya sedih.
Tanggung jawab? Sebentar, kata-katanya kok ambigu.
"Hah? Kau menghamili anak orang, Kook?" Seokjin langsung terpikir hal itu dong dan ia berteriak kencang sekali.
"Hyung, jangan teriak... nanti tetangga dengar bagaimana?" ujar Namjoon dan membuat Seokjin menutup mulutnya seketika itu juga.
" Tidak, hyung! Aku tidak menghamili siapapun. Bahkan aku saja tidak tahu bagaimana cara membuat anak orang hamil," ucap Jungkook jujur dengan nada yang masih memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Sang Maknae || [Dibukukan]
Фанфик[ Happy Reading ] Menjadi yang paling muda bukanlah hal yang menyebalkan. Bagi Jungkook, menjadi yang paling muda adalah hal yang menyenangkan. Nb: Author pov ©alvinatuzzz, 2019 Started : 13/06/19 Finished : 19/03/20 [Hanya untuk bersenang-sen...