Di bawah langit yang gelap, ditemani oleh lampu-lampu taman. Seorang gadis sedang terisak, seraya jemari lentiknya terus menari di atas keyboard leptop.
"Jika kebahagiaan itu telah ada, mengapa rasa sakit yang selalu mengikuti?"
Tulisnya pada sebuah cerita sedang dia tulis, isakannya tidak pernah henti, dia terus mengingat kejadian beberapa menit yang lalu.
Seorang gadis berjalan masuk kedalam Rumahnya, sepi itu lah kesan pertama saat gadis itu membuka Pintu utama.
Dia terus melangkahkan kakinya kearah tangga, yang berada di Rumahnya.
Namun sebelum itu. "Awww....." seseorang menarik Rambut gadis itu.
"Aileen, habis dari mana saja kamu?" Ucap wanita paruh baya.
"Mamah sakit," lirih Aileen.
"Apa kamu bilang? Mamah? Siapa mamah mu? Saya bukan mamah mu! Setop panggil saya mamah," tukas Kirania - Mamah tirinya Aileen
"Heh, enak ajah lo bilang mamah gue mamah lo! Mamah lo itu udah meninggal!" Ketus Keysa - saudara tirinya . "Ups, mamah lo kan meninggal gara-gara depresi terus bunuh diri kan?" Ucapnya, yang membuat Aileen menahan isak.
Jemari lentik Aileen terus menari di atas Keyboard leptop, kata demi kata dia rangkai sedemikian Rupa menjadi kalimat yang memikat para pembaca.
Kata - kata Keysa tadi terus tergiang dipikirannya, membuat Aileen terus terisak ketika dia menulis.
Gak mamah meninggal bukan Karena bunuh diri, itu asli kecelakaan. Mamah juga saat itu sudah sembuh. Pikir Aileen menyakinkan dirinya sendiri.
Pemikiran Aileen merobos ke masa Empat tahun silam, sebelum Mamahnya meninggal.
Empat tahun sebelumnya
Aileen terus mendorong kursi roda yang di duduki oleh wanita paruh baya, yang sangat dia sayangi.
"Mamah cepat sembuh ya." Aileen duduk berhadapan Mamahnya. "Mah pembaca cerita ku sudah menaik, sekarang sudah sebanyak sepuluh ribu pembaca, pedahal aku baru mulai menulis satu bulan yang lalu," ucapnya, dengan senyuman yang terukir di wajahnya.
Tidak ada sahutan dari mamahnya, membuat Aileen menghela napas.
"Nona, sekarang sudah jamnya Nyonya Clarissa makan," ujar seorang suster, yang merawat Mamahnya.
Aileen hanya mengaut mengerti, dengan seulas senyum dia beranjak dari duduknya yang menghalangi untuk kursi roda mamahnya lewat.
"Baiklah," ucapnya, dia tersenyum sangat lebar ketika mamahnya tersenyum.
Setidaknya mamah sudah bisa mengenal dirinya sendiri pikir Aileen.
Aileen menoleh kearah kanan, dan kirinya. Sekarang sudah cukup larut malam, wajar saja taman sudah sepi.
Dia merapihkan barang-barangnya, lalu pergi dari taman menuju ke arah Cafe favorit nya.
Dengan langkah yang santai, ditemani senandung lagu yang sangat dia sukai dan disapa oleh angin malam. Aileen menghentikan langkahnya ketika sudah berada di depan Cafe 'Cozy Coco Cafe'.
Cozy Coco Cafe adalah Cafe yang lagi hits dikalangan anak muda, tempat yang sangat nyaman dan enak untuk dijadikan tempat nongkrong.
Tidak hanya anak muda yang gaul, bahkan anak mudah seperti Aileen yang Introvert pun tidak sedikit yang suka ke sini.
Aileen memegang knop pintu Cafe, dan ketika dia membuka dapatkan suara
Tring...
Lonceng Cafe berbunyi, membuat beberapa pasang mata Refleks menoleh ke arah pintu Cafe. Aileen hanya memasang wajahnya datar, bukan Aileen jika tidak pandai bersikap biasa saja.
Aileen berjalan kearah pojok Cafe, yang sudah menjadi tempat yang paling dia sukai.
Sebelum dia duduk, dia sudah memesan Ice Vanilla Latte dan Cheese Cake Oreo.
Aileen membuka laptopnya kembali, sekarang sudah menujukan jam sembilan malam. Baginya, masih ada waktu satu jam untuk menulis satu bab cerita.
Jemari lentiknya mulai menari, pemikirannya mulai melayang hingga akhirnya dia harus berhenti karena pesanannya telah datang.
"Selamat menikmati," ucap seorang Waiter Cafe.
"Terimakasih," balas Aileen tanpa ekspresi, tetap datar tanpa seulas senyum. Baginya senyumnya telah hilang, bersamaan kejadian tiga tahun yang lalu.
Aileen menempis pemikirannya, dia tidak ingin kesedihan terus merengut kehidupannya. Namun Fakta itu benar, jika kesedihan telah mengubah keceriaannya selama tiga tahun ini.
Tring...
Lonceng Cafe kembali berbunyi, tatapi Aileen tidak menghiraukan itu, Dia tetap Fokus pada tulisannya.
"Kebahagiaan selalu bersama dengan orang - orang yang selalu bersyukur"
Tulisnya pada sebuah cerita yang sedang dia tulis.
Pemikirannya kembali ke alam khayalannya, sampai sampai..
"Aileen," panggil seseorang yang membuatnya tersentak kaget.
Aileen menoleh, dan membulatkan mata ketika melihat orang tersebut
-TBC-
Hai Semua:)
Maaf kalau masih ada yang typo:)
Semoga suka yah untuk cerita pertama Naila🤗
Jangan lupa Vote dan komen nya oke:)
See u next chptr:))
KAMU SEDANG MEMBACA
S (Sepi dan Sendiri)
Підліткова літератураLelaki itu terdiam mengamati paras cantik Aileen Clarissa Mahardika, sejak pertama dia masuk ke sekolah ini, hanya Aileen lah gadis yang tidak meliriknya sejak awal. Tetapi ketika Lelaki itu bertanya dengan teman sekelasnya, ternyata tidak ada yang...