Pendapat Tetua▫◽◻

181 25 1
                                    

"TIDAAAK!!!"

GREB!

"Tahan dirimu"

Seketika jantung Beomgyu pun kembali netral setelah melihat seorang lelaki yang ia kenal memeluk Chaeryeong berusaha menenangkannya.

Chaeryeong yang pernapasannya tidak teratur berangsur-angsur membaik dan normal.

"Tenangkan dirimu Chaeryeong..." Ujar lelaki itu sekali lagi masih memeluknya.

"APA YANG TERJADI?!"

Lia dan lainnya pun tiba walau agak terlambat.

Ryujin segera berlari menghampiri Beomgyu yang terlihat syok. Ia membawa lelaki itu dalam dekapannya berusaha menenangkannya.

"Kau tak apa-apa? Apa kau terluka? Hey! Memangnya apa lagi yang kau perbuat?"

Beomgyu memandangi gadis yang memeluknya. Ia pun duduk untuk mensejajarkan dirinya pada gadis itu.

"Ryujin...ak...aku tidak sengaja. Sa...sayapku tiba-tiba menciut dan aku terjatuh di..." Beomgyu tidak melanjutkan kata-katanya.

Ia menunjuk sebuah pohon palem perak yang tak jauh dari sana.

Ryujin menutup mulutnya dengan tangannya. Ia tidak pernah kaget jika Beomgyu tidak sengaja membakar sesuatu.

Tapi kali ini ia benar-benar syok dan tahu alasan Chaeryeong sangat marah.

Lia dan Yuna bahkan tidak tahu harus berbuat apa.

Beomgyu tidak sengaja membakar pohon palem perak yang bunganya akan dipakai untuk membuat mahkota bunga perak calon permaisuri putra mahkota yang tidak lain adalah Yeji.

Hal yang patut disayangkan adalah pohon itu hanya ada satu di dunia dan hanya tumbuh di rumah hijau Chaeryeong yang memiliki tanah magis.

Pohon itu hanya berbunga 2000 tahun sekali. Rencananya bunga itu akan mekar ketika tahun depan tepat usia Yeonjun dan Yeji genap 2700 tahun.

Setelah bunganya mekar, petuah istana akan mengambilnya dan menjadikannya mahkota bunga. Seperti yang dilakukan 1900 tahun yang lalu saat pernikahan Raja Taehyung dan Ratu Sejeong.

"Haah..."

Chaeryeong melepaskan dekapan Taehyun darinya. Ia menghembuskan nafasnya perlahan untuk menenangkan dirinya.

Ia menatap Taehyun sejenak.

"Tak apa, aku masih bisa mengendalikannya sedikit" ujar Chaeryeong lalu mendekati pohon palem perak itu yang masih terbakar.

Ia lalu mangambil air di sebuah wadah dari telaga kecil yang tak jauh dari pohon itu. Ia lalu menyiramkannya pada titik teratas pohon itu.

Seketika pohon itupun berhenti terbakar namun juga menyurut menjadi kecil hingga berubah menjadi sebatas tunas kecil.

Semua yang ada disana sangat terkejut akan apa yang terjadi.

Jika pohon palem perak tidak berbunga maka tak ada mahkota bunga perak.

Jika mahkota bunga perak tidak dibuat maka tak ada permaisuri untuk putra mahkota.

Jika tidak ada permaisuri maka tidak ada putra mahkota yang akan menggantikan tahta raja.

Dan jika tak ada putra mahkota...

Rainbow City akan menjadi kota tanpa raja. Dan itu hal yang sangat buruk.









•°
"Aku masih punya waktu 100 tahun lagi untuk menikah dan diangkat menjadi putra mahkota, tapi waktu yang kita perlukan sekarang adalah 2000 tahun?! Hey?! Apa ini candaan?!" Ujar Yeonjun mengusap wajahnya frustasi setelah mendengar kejadian yang baru saja terjadi.

Kali ini mereka semua telah berada di kastil unnyama untuk berkumpul memperundingkan masalah terbakarnya pohon palem perak.

Yeonjun sebagai pemimpin di kastil itu daritadi hanya mondar-mandir kesana-kemari bingung harus melakukan apa.

Sedangkan Beomgyu berada ditengah dikelilingi oleh penghuni kastil berlutut dihadapan Yeonjun.

"Maafkan aku...kau boleh menghukumku" ujar Beomgyu pasrah namun masih ada semburat Takut dari wajahnya.

"Oh tidak, jangan menghukumnya Yeonjun. Beomgyu sungguh tidak sengaja" ujar Yeji menghampiri Beomgyu mencoba untuk membelanya.

"Tapi aku memang sangat ceroboh bukan, kali ini aku pantas dihukum" ujarnya lemas pada Yeji.

"Tidak, tentu saja aku tidak akan menghukummu. Aku tidak punya hak untuk itu dan lagipun ayahanda tidak boleh mengetahui ini" ujar Yeonjun menatap Beomgyu dan Yeji bergantian.

"Lalu apa yang harus kita lakukan, kau punya ide?" Tanya Soobin.

"Tunggulah, aku memanggil tetua untuk meminta amanat darinya. Oh! Itu dia datang" jawab Yeonjun yang sesaat kemudian ia juga berlari menyambut tetua yang ia maksud.

"Ah, tuan Yeonjun. Aku sudah mendengar masalahnya" ujar tetua tersebut menerima uluran tangan Yeonjun yang menyambutnya.

"Ah, baguslah. Tapi apa yang harus kami lakukan jika situasinya sudah seperti ini?" Tanya Yeonjun.

"Tenang saja, kalian tidak perlu khawatir. Kejadian ini juga pernah terjadi beberapa ribu tahun yang lalu" ujar tetua.

"Memangnya umur anda berapa?" Celutuk Kai dan dihadiahi tatapan oleh yang lainnya.

"Umurku 11700 tahun tuan" jawab tetua yang dibalas dengan wajah kagum oleh Kai. Ia tak menyangka bahwa tetua ini sangat tua.

"Beberapa tahun lalu saat pemerintahan raja bang, pohon palem perak juga pernah dibakar oleh musuh" ujar tetua mulai bercerita.

"Wah, belum ada satupun dari kami yang lahir saat itu" ujar Soobin.

"Lalu apa yang mereka lakukan?" Tanya Yeji sangat penasaran.

"Mereka pergi keluar mengambil arwah manusia untuk merawat pohon palem perak itu" ujar tetua mengejutkan mereka.

"Hah?!"

"Hah?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Monster in Rainbow CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang