[Prologue]

102 19 4
                                    

~Mengasihi sesama mu dalam segala kepenuhannya berarti mampu bertanya, 'Apa yang sedang kamu alami?'~ Simon Weil, filsuf

~Mengasihi sesama mu dalam segala kepenuhannya berarti mampu bertanya, 'Apa yang sedang kamu alami?'~ Simon Weil, filsuf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA PARA READERSKU-!♡

(●●●)

Namanya Alinia Hyldas, mengalami perubahan dalam hidupnya yang sangat drastis saat bertemu dengan sosok,

Gerald Alvando.

Semua ini bermula saat usianya 10 tahun.

...

Alin tinggal di Panti Asuhan Bakti Asih dan sudah tinggal di tempat tersebut sejak masih bayi, dirinya tidak tahu wajah orang tuanya yang sebenarnya seperti apa. Hanya dapat melihat dari foto yang dititipkan diranjang bayinya, saat kedua orang tuanya menitipkan---lebih tepatnya membuang dirinya disini.

Pasangan suami istri yang bernama Ryan dan Jeni itu mengadopsi Alin saat usianya menginjak 10 tahun. Alin sangat bahagia karena akhirnya mempunyai keluarga baru yang akan merawatnya dengan penuh kasih sayang seperti yang diceritakan ibu panti.

Baru saja Alin tinggal 2 bulan bersama orang tua angkatnya, Alin tidak merasakan kenyamanan. Ayah angkatnya mulai melakukan hal yang tidak senonoh padanya. Gambaran tentang keluarga bahagia yang diceritakan ibu panti tidak ada yang menjadi realita saat ia tinggal disini, itu semua hanya ekspetasi belaka.

Ibu angkatnya gila kerja dan ayah angkatnya gila akan dirinya.

Gadis itu takut, setiap hari dihantui akan ketakutan tentang hal-hal buruk yang akan menimpanya. Tanpa bisa memberi tahukan hal ini pada siapapun atau meminta pertolongan. Hidup penuh tekanan hampir membuat Alin kecil menjadi gila kalau saja tak bertemu dengan nya,

Nama nya Gerald Alvando, anak laki-laki manis berusia 11 tahun yang tinggal tepat disebelah rumahnya---ah rumah orang tua angkatnya. Walaupun umur mereka terpaut satu tahun, tapi mereka berteman dengan baik. Gerald anak laki-laki yang menyenangkan dan sangat baik, tentu wajahnya yang menawan membuat Alin kecil nan polos itu tambah menyukainya.

Sore itu mereka bermain di taman komplek sekitar pukul 3 sore, duduk di ayunan dengan es krim di salah satu tangan mereka. Dan tentu saja masih memakai seragam sekolah, karena mereka berdua memang baru pulang dari sekolah.

"Alin makan es krim itu yang bener, tuh liat sampe kena switer kamu." Ucap Vando menyadarkan gadis kecil itu dari lamunan.

Alin hanya bisa terkekeh hambar mengetahui sikapnya yang sangat bodoh.

"Buka switernya, Lin. Lagian ga panas apa make switer? Aku aja yang cuma make seragam sekolah panas, kamu ga panas?" Tanya Vando pada gadis disampingnya.

"Gak deh." Ucap Alin menolak singkat.

"Itu switernya kena es krim gitu mau dipake terus gitu?" Alin hanya bisa mengangguk pasrah, karena desakan dari anak laki-laki bernama Gerald Alvando, gadis manis itu secara perlahan membuka switernya.

Sudah diduga. Vando akan terkejut pastinya.

Padahal sudah mati-matian Alin menutupinya selama di sekolah, walaupun sampai ditegur guru karena tidak melepas switer didalam kelas.

"Lin? Badan kamu? Kenapa penuh luka dan lebam gini?" Pertanyaan yang sudah Alin duga akan keluar dari mulut anak laki-laki disampingnya.

Alin hanya terdiam, membungkam mulutnya. Memilih untuk menunduk dan menatap kosong pada sepasang kakinya yang masih dibalut sepatu sekolah daripada menjawab pertanyaan Vando. Dada gadis kecil itu terasa bergemuruh dan itu membuatnya jadi bergerak gelisah. Banyak pikiran berkecamuk didalam tempurung kepala gadis kecil itu. Benar-benar ragu untuk menjawab nya atau tidak.

Sampai Vando kembali membuka mulut, mata nya memincing kepada Alin dengan tatapan skeptis. "Hey jangan bilang kalau semua ini karena ulah....ayahmu?"

Dan Alin kembali dibuat nya bungkam dengan badan yang menegang, tanpa sadar membuat anak laki-laki itu tahu jawaban nya tanpa perlu mendengar gadis kecil itu bersuara.

.

.



Guys, sebelumnya gue gamau menyinggung pihak manapun dari cerita yang gue buat, cerita ini hanya fiktif belaka.

Gue juga sebenernya baru tau betul-betul kepribadian ganda itu seperti apa saat menelaah lebih dalam lagi. Jadi mohon maaf apabila gue ada salah dalam penjelasan tentang DID ini, tolong beri tau gue dengan argumen yang santun ya, guys:)

Sekali lagi ini hanya fiktif belaka.

GUE TAU KALO KALIAN MENGERTI CARANYA MENGHARGAI KARYA SESEORANG, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YA-!♡

Publish,
16 Januari 2020

By: Tiara Cantika.

╣perғecт ғor мe?╠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang