[4] Complicated.

36 6 0
                                    


~Hati yang keras bagaikan batu dan ego gue yang menghancurkan segalanya. Jadi akhirnya, gue memutuskan untuk melunakkan diri dan melupakan hal itu, hal keji itu~Alinia Hyldas.

 Jadi akhirnya, gue memutuskan untuk melunakkan diri dan melupakan hal itu, hal keji itu~Alinia Hyldas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SELAMAT MEMBACA SEMUANYA-!

(●●●)

Sahabat.

Kata itu hanyalah sebagai benteng kokoh untuk menutupi perasaan dari masing-masing insan yang kelu akan lidahnya hanya untuk mengucapkan,

Aku merindukan mu,

Aku ingin terus bersama mu,

Dan..

Aku cinta padamu.

Ayolah, itu hanya sebuah kalimat, namun sangat sulit diungkapkan.

Menjadi sahabat saja tidak cukup bagi seorang Gerald Alvando, lelaki dengan iris mata kecoklatan itu menginginkan lebih.

Gerald mencintai gadis nya, iya hanya boleh dia yang memiliki gadis itu---pikirnya.

Namun status sahabat itu tidak bisa Gerald elakkan, mereka hanya sahabat tidak lebih, yang hanya dilandaskan rasa kasihan oleh Alin.

Gadis dengan surai hitam sepunggung itu kasihan melihat mantan sahabatnya sangat mengenaskan. Liku hidup dirinya dan Gerald tidak jauh berbeda, itulah yang membuatnya merasa iba pada pria dengan badan tangguh yang ternyata hatinya lembut, selembut sutra.

"Alin!" Suara itu menggelegar mengisi koridor sekolah.

Sosok pria berbadan kurus dengan kulit putih dan manik mata sipit dengan bulu mata lentik itu menghampiri gadis yang ia panggil, jaraknya tidak jauh.

"Apa?" Tanya Alin dengan wajah jutek saat melepas headset nya.

Mau balik aja masih ada yang ganggu---batin Alin menggerutu.

"Jadi daritadi gue panggilin? Lo ga denger? Karena headset sialan ini?!" Ucap pria itu dengan napas yang masih memburu.

"Lo mau apasi Brian?" Tanya Alin yang mulai risih pada lelaki bernama Brian itu, mereka menjadi tatapan anak-anak lain saat ini.

Bagaimana tidak? Suara lantang lelaki sonto loyo itu sangatlah--- ya taulah, that sound like Sheen from Jimmy neutron.

"Itu, si brengsek itu buat ulah lagi." Jelas Brian setelah mengatur napasnya.

Si lelaki sudah mulai santai, sekarang gadis di depannya mulai terlihat gusar.

"Di-dia dimana?"

----

"Eh tolong ya, bitch.. saya gamau nyakitin kamu sebenarnya.. tapi kamu yang menyakiti gadis saya, harus saya apakan, heuh?" Ucap Gerald tajam.

╣perғecт ғor мe?╠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang