Bunyinya yang nyaring serta memekakkan telinga menjadi pertanda jam aktivitas belajar-mengajar akan dimulai. Langkah kaki yang saling berkejaran demi tak kehilangan momentum untuk memasuki kelas menjadi irama musik di sekolah tiap pagi. Guru-guru mulai mengambil buku absensi, merapikan pakaian yang sedikit kusut, serta mengeratkan genggaman pada apapun yang berada di tangan mereka. Lorong yang sekejap sepi pun kemudian diisi gema langkah sepatu pantofel maupun hak yang tingginya tak melebihi sepuluh senti.
Pintu kelas ditarik dengan tempo acak dari pelbagai sudut sekolah dan kalimat sapaan yang sama menerpa telinga para guru yang mendatangi kelasnya masing-masing.
"Selamat pagi semuanya."
Pintu salah satu ruang kelas yang sudah ditutup pun dibuka paksa dari luar dengan tenaga tak main-main.
"Berhasil! Aku tidak telat!"
"Inosuke! Lari keliling lapangan lima kali!"
"Aww, sial."
"Dan kancingkan kemejamu!"
Dari seluruh ruangan di sekolah dapat terlihat anak lelaki dengan rambut hitam bergradasi biru tengah menjalani hukuman pagi seperti pagi-pagi sebelumnya. Termasuk di ruang perpustakaan di mana anak perempuan dengan rambut hitam dan manik ungunya berkilat senang.
"Kan sudah kubilang lebih baik membolos saja. Dasar Inosuke." Bisik sang anak perempuan sembari mengintip sesekali di kaca perpustakaan.
Perpustakaan merupakan tempat barunya untuk bersembunyi di kala pagi. Dia adalah Kana Mizushima, anak yang diangkat keluarga Mizushima sejak bayi hingga memasuki usia 16 tahunnya kini. Kana merupakan anak bandel yang menjadi langganan guru bidang kesiswaan yakni Kibutsuji Muzan.
Dan seperti biasa, di mana Kana bersembunyi, di situ pula Muzan-sensei menemukannya.
"MIZUSHIMA KANA! LARI KELILING LAPANGAN LIMA KALI PUTARAN!"
"UWAH! KOK BISA KETAHUAN LAGI SIH!?"
.
.Dagunya disandarkan ke meja kelas sementara telinganya dengan malas mendengarkan suara guru menerangkan pelajaran hingga bel istirahat berbunyi.
"HOI! ANA! AYO KE KANTIN!" Seru Inosuke dari bangkunya.
Kana pun bangun dan mengeluarkan kotak bekal dari tasnya.
"Aku sudah bawa bekal."
"Uwoh! Bagi! Bagi! Bagi!" Paksa Inosuke sembari mendatangi meja Kana.
"Enak saja. Bekal hari ini spesial buatan neesan. Aku tidak mau membaginya." Tolak Kana keras sembari melindungi bekalnya.
"Aww, pelit. Tunggu aku beli roti dulu!" Ujar Inosuke sembari berlari keluar kelas menuju kantin. Meninggalkan Kana dan beberapa teman yang biasa makan bersama di jam istirahat.
"Kana-chan. Kau tidak lelah kena hukum terus?" Tegur Zenitsu selaku bagian dari organisasi kesiswaan sekaligus teman dekatnya.
"Benar itu. Kasihan neesan mu harus bolak-balik sekolah karena dipanggil guru." Sambung Tanjirou.
"Loh? Kan memang itu niatnya. Biar aku bisa ketemu neesan." Jawab Kana ringan.
Zenitsu dan Tanjirou pun hanya bisa tersenyum kikuk sementara Aoi dan Kanao tak habis pikir dengan pemikiran aneh Kana.
Genya yang baru saja merapikan alat tulis pun mendekati mereka, "ayo keatas. Inosuke mungkin hampir sampai di depan kelas."
Bertepatan dengan selesainga perkataan Genya, suara gebrakan serta tawa melengking terdengar di koridor kelas.
"Genya memang peramal!"
"BUKAN BEGITU, KANA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Days - Our School Life! [Kimetsu Gakuen]
FanfictionKisah mereka selama di sekolah Feat. My OC [Kana]