Norwegia

6.7K 422 38
                                    

" Ah! Hngh "
" Hnghh, agh! "

Desahan memenuhi ruangan luas itu, memantul hingga kembali ke telinga sepasang kekasih disana. Beruntunglah jika ruangannya memiliki pengedap suara, karena jika tidakㅡ mungkin pamor keduanya akan langsung hancur begitu saja.

" Sssh, angh~ Aㅡaku akan sampai nghh ", racau yang berada dibawah.

" Bersama ", tangan besar itu menarik tengkuk si mungil, menelusupkan lidahnya bebas saat miliknya terus menghujam dari bawah.

" Hng! Mhmhh! Nghh~! "

" Ah! "

Cairan putih memenuhi keduanya. Hingga membuat celana tuxedo yang tengah pria itu kenakan jadi kotor. Masa bodoh, dia membawa dua pakaian setiap pergi ke kantor. Dan memang hal inilah alasannya.

" Kau sedang tak berada di mood yang baik ", kata si kecil tadi. Kini ia mulai meraih semua pakaiannya yang sudah berceceran disekitar sofa.

Pria itu duduk, menarik tubuh kekasih agar berada di pangkuannya lagi.

" Jika kau menginginkannya lagi, aku menolak. Ingat sebentar lagi kelasmu "

" Beri aku ciuman "

" Tidak! "
" Melihatku saja kau sudah keras, apalagi ciuman ", tuturnya santai.

Pria itu mendengus.
" Kau kira sedang berbicara dengan siapa sekarang? "

Ia memutar bola matanya malas.
" Jangan berpikiran aku akan sopan padamu, Park Chanyeol ", ujar Baekhyun tanpa memberi embel-embel seonsaengnim, daepyonim, atau bahkan hanya -ssi.

Chanyeol menurunkan tubuh Baekhyun pelan, lalu bangkit dan menuju meja kerjanya lagi.

" Jadi kapan kau akan mengirimku ke Jerman? "

" Entah "

Baekhyun berdecak.
" Kau selalu begitu! Katakan saja kau tak bisa hidup tanpa tubuhku ", katanya sarkas.

" Byun Baekhyun ", geram Chanyeol dengan suara rendahnya.

Baekhyun bungkam. Jika pria itu sudah memanggil nama lengkapnya, maka Baekhyun tak ingin melanjutkan percakapan apapun lagi. Entahlah, sejak kemarin mood pria itu terlihat buruk.

Tapi kenapa harus Baekhyun yang menerima konsekuensinya! Dasar pria tua. Tiga tahun lagi akan genap berumur lima puluh tahun saja, memiliki emosi seperti anak perawan.

Baekhyun sudah memakai semua pakaiannya, membersihkan wajah dan sedikit merapikan rambut yang sudah diacak-acak total oleh Chanyeol.

Ia meraih tasnya di meja.
" Aku akan pulang terlambat, ada kerja kelompok "

" Jam sembilan, tidak lebih ", kata Chanyeol tanpa melihat ke arah Baekhyun.

" Dasar pria tua! "

" Aku mendengarmu, Byun "

Brak!

Baekhyun menutup kasar pintu ruangan itu, membuat Chanyeol melepas kacamata, dan memijat pelipisnya yang akan semakin terasa berat. Jangan dengan Baekhyun yang marah juga, atau ia akan semakin menjadi gila.

-Norwegia-

Bibirnya terus merutuk sepanjang jalan. Apakah ia hanya pemuas nafsu selama ini?! Well, jika memang benar, ia tak masalah. Karena itu juga kebutuhan Baekhyun untuk melakukan seks.

Tapi lelaki itu berkali-kali menyatakan cinta pada Baekhyun. Akan menjaga atau bahkan menikahinya setelah ia lulus nanti. Jadi secara tak langsung, Baekhyun juga berharap lebih. Perasaannya ikut teraduk-aduk seperti yang pria tua itu rasakan.

Ugh! It's Rough!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang