warning : harshword, adult scene
.
.Hari ini adalah ulang tahun Kevin, pacarnya sejak akhir tahun kemarin. Clara sedang memikirkan ide kejutan ulang tahun saat Kirana merengek mengajak ke kantin untuk makan siang. Katanya, kantin akan ramai 15 menit lagi dan Kirana tidak mau terlibat antrean panjang hanya untuk mengambil nasi dan ayam. Perusahaan mereka menyediakan makan siang prasmanan dan karyawan bebas mengambil nasi sepuasnya, sedangkan lauk dijatah.
"Panggilan lo sebenernya apa sih, Ra?" Putri bertanya begitu mereka duduk di kursi.
Putri ini rekan satu timnya, tetapi lain subdivisi. Jika Clara dan Kirana ada di AD VI, Putri adalah bagian dari subdivisi AD I. Mereka memang satu divisi, tetapi tidak ditempatkan dalam subdivisi yang sama karena memiliki spesialisasi yang berbeda. Clara dan Kirana adalah 2D artist, sedangkan Putri merupakan game designer.
"Senyaman lo aja, Put." Clara mengembalikan pilihan pada putri.
"Bingung, soalnya semua akun lo pake nama Claire, tapi Kirana manggil lo Ara."
Kirana yang sedari tadi diam mengunyah nasi akhirnya berbicara, "Lo nggak usah ikut-ikutan! Gue manggil dia Ara karena lidah gue susah nyebut Claire atau Clara. Ribet!"
"Ih, muncrat. Jorok banget sih lo," sungut Putri.
"Sorry."
Clara hanya bisa terkikik, lalu memberikan tisu pada Putri. "Nyokap gue yang selalu manggil Claire, cuma dia yang manggil Ara." Ia menunjuk Kirana yang duduk di sampingnya dengan dagu.
"Ya udah, kalau gue manggil Rara, gimana?" usul Putri yang menyebabkan kening Clara berkerut.
"Bebas deh kalian mau manggil gue−"
"Eh! Lihat! Tumben para bapak kepala maksi di kantin?" seloroh Putri memotong kalimat Clara. Ia berkata sembari berbisik dan menunjuk segerombolan pria yang sedang mengantre prasmanan.
Clara dan Kirana sontak menengok ke belakang. Benar. Ada Eric, Adam, Nolan, dan Jonathan di sana. Kirana memutar kepalanya sebelum berkata, "Ada apa gerangan mereka di sini?"
"Dapat teguran kali biar membaur sama karyawan yang lain," gumam Clara.
"Iya, mungkin. Disuruh Davin makan di kantin."
Putri menyetujui pernyataan itu, padahal Clara hanya asal ceplos. Karena tak ingin ambil pusing, ia melanjutkan suapannya.
"Ki, jangan langsung nengok!" lirih Putri lagi, tetapi berhasil menyentak perhatian Kirana dan Clara. Kirana melotot bingung. "Gue rasa dari tadi salah satu dari mereka liatin lo deh," sambungnya.
"Lo ngibulin gue," ucap Kirana tak percaya.
"Percaya gue," imbuh Putri, lalu ketiganya makan kembali seolah kalimat Putri tadi bukanlah sesuatu yang penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take It
RomanceSemua biang keributan berawal dari insiden tak terduga saat malam pergantian tahun. Umpama anjing dan kucing jika bertemu, mereka akan saling melontarkan sindiran tanpa henti. Tidak akan ada yang bisa menyatukan mereka. Clara membenci Adam yang sok...