1 e q u a n i m i t y

8K 376 5
                                    

.
.
.

warning: harsh words

Pergantian tahun akan berlangsung satu jam lagi, tetapi euforia awal tahun dari orang-orang yang sedang menghabiskan waktunya di tepi pantai itu masih saja terasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pergantian tahun akan berlangsung satu jam lagi, tetapi euforia awal tahun dari orang-orang yang sedang menghabiskan waktunya di tepi pantai itu masih saja terasa. Tahun akan berganti, hidup pun harus berjalan. Begitu pikir mereka.

"Hai," sapa seseorang. Clara yang sedang menyesap segelas anggur menoleh. "Kamu karyawan PlayIn nggak, sih? Apa aku salah orang?"

Clara jelas mengenali pria yang sekarang ikut duduk di sampingnya, menghadap meja bar. Ingin ia mengabaikan, tapi pria ini adalah atasannya di kantor. Bisa-bisa Clara dicap sebagai karyawan sombong kalau nanti tidak sengaja ketemu beliau di kantor.

"Eh, halo, Pak Davin," Clara berbalik menyapa dengan ramah. "Iya, aku dari Divisi Art and Design VI. Kebetulan banget ketemu di sini," ucapnya sembari meletakkan gelas di atas meja. Hal itu tidak boleh terjadi mengingat di tempat kerjanya reputasi diri merupakan hal terpenting agar selalu diikutsertakan dalam sebuah tim.

"Davin aja," sela pria itu. Ia menyunggingkan senyum, lalu berlagak melongok ke belakang Clara, "Sendirian?"

"Oh ... sama temen, tapi lagi nggak enak badan, dia lagi istirahat di room."

Malam tahun baru ini Clara memang sedang mengagendakan staycation di Bali dengan sahabatnya, Kirana. Namun, mendadak Kirana masuk angin dan memutuskan untuk tidur di malam akhir tahun agar agenda mereka ke Nusa Penida besok dapat dilaksanakan. Dan benar-benar kebetulan 0,01%, saat mengusir suntuk di lounge hotel yang mereka inap, Clara mendapati bosnya.

"Oh, I see."

"Bapak sendiri juga?" Clara agaknya masih sedikit canggung jika harus menyebut Davin tanpa sapaan bapak.

"Atau Mas juga boleh kalau Davin doang kerasa canggung. Aku nggak setua itu buat dipanggil bapak." Davin seolah memaklumi. "Sama Adam, bosmu."

Clara membulatkan bibirnya, lantas mengangguk. "Urusan kerjaan ya di sini?" tebaknya. Adam itu head manager dari divisinya, beberapa kali ia bertemu Adam saat rapat atau briefing di pagi hari.

Davin mengiakan. Tak lama, ia memesan minuman, sama seperti yang sedang Clara sesap.

"Siapa namamu?"

Clara melirik arloji yang melingkari pergelangan tangannya. Masih ada waktu sekitar 40 menit sebelum pergantian tahun, tetapi dia sudah tak nyaman di sini. "Clara."

"Well, Clara. I've seen you for several times, tapi baru tau namamu sekarang."

Clara menenggak habis anggurnya. "No wonder, aku juga baru kerja sekitar 6 bulan waktu rekruitmen tengah tahun kemarin. Belum banyak proyek yang aku bikin."

"Gitu?" Davin memastikan.

Clara hanya bergumam kecil.

"Aku bakal minta Adam buat narik kamu kalau ada proyek game baru tahun depan."

Take ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang