bagian 3

2.7K 83 13
                                    

Ayuna menangis sejadi-jadinya di lapangan basket yang terlihat kosong.
Ia berteriak

"Aku benci guru sialan itu! Aku benci guru sok Tampan itu! Aku benci guru sok pintar itu! Huwaaaaaa aku benci semua nya, huwaaaaaa hiks hiks hiks dia guru yang jahat, dia guru yang kejam, Aku benci pada nya.!!"

BUKKK....

seseorang berhasil melemparkan pelan sebuah bola basket hingga mengenain bahu belakang Ayuna.

ketika itu pula Yuna langsung berhentih menangis. Dia mengumpat
Kesal pada orang yang iseng kepada nya.

"Aduh! siapa sih berani banget lempar nih bola ke kepala aku"

"Aku!" ucap orang tersebut lantang tanpa dosa. Dia adalah Aldo sahabat terdekat Yuna.

"Sialan, kenapa sih harus iseng segala"

"Hehehe terpaksa untuk buat kamu supaya diam."

"Tapi tidak usah pakek lempar segala kali, sakit tau."

"Hanya sakit tapi setidak nya aku tidak membuat kamu patah tulang kan"

Ayuna menggosok-gosokan bahu belakangnya dengan tangan nya karena menurut nya lemparan bola basket dari aldo benar-benar sakit.

"Kenapa sih kamu keluar saat masih jam pelajaran?" tanya Aldo

"Aku bosen pelajaran nya" jawab Yuna simpel.

"Matematika maksudnya"

"Hemm apa lagi kalau bukan pelajaran itu yang aku benci"

"Ternyata dari dulu kamu tidak berubah, kamu masih saja tetap pada pilihan mu ketika Membenci pelajaran itu"

"Asal kamu tau Al aku malah berharap bahwa pelajaran matematika yang ada di dunia ini harus hapuskan karena tidak berperikemanusiaan dan berperikeadilan..
Dan perjuangan kemerdekaan_"

" Eh stop apa kamu juga berencana untuk mengganti undang-undang Kita?" ucap aldo tak percaya, karena kata-kata yang barusan Yuna ucapkan seperti undang-undang dasar.

Yuna menyengir kuda. "maaf aku tidak tau".

"Aku bisa saja sih mengajarimu matematika, tapi mau bagaimana nilai matematika ku selalu di bawah 40%."

"Tapi,sayang nya aku tidak berniat Al"

karena menurut Yuna percuma ibu nya juga sering memberikan guru bimbingan matematika untuk Yuna tapi apa yang terjadi selama guru itu menjelaskan dirinya hanya bisa tertidur

"Begini yah jika rasa benci telah melekat sepenuh nya di ubun-ubun jadi untuk mikir aja susah" umpat Aldo ke Ayuna.

"Terus kamu ngapain ke lapangan basket di saat masih jam pelajaran masih berlangsung?" Yuna balik tanya ke Aldo.

"Hahaha seperti kamu tidak tau saja apa yang menjadi kebiasaan ku." Jawab Aldo di sertain kekehannya.

Yuna menggeleng tak menyangkah jika seperah-parah nya nasip nya ternyata ia juga terlihat sangat khawatir dengan nasip buruk yang terus menimpah Aldo.

"Astaga ternyata nasib mu jauh lebih buruk dari ku. Sampai kapan kamu akan terus terlambat datang kesekolah dan terus-terusan mendapatkan hukuman dari pak Ikmal."

"hey hey cukup. Apakah kamu berusaha untuk mengejek ku."

"tidak aku tidak mengejek mu Al tapi___"

"Aldo…! di mana kamu. saya menyuruhmu untuk membersihkan ruangan labor!.

"Ah sial padahal aku cuma pergi sebentar saja, tapi kenapa bapak cerewet itu malah mengetahuin nya."

"pak Ikmal Aldo ada di lapangan basket pak…! dia sini." Teriak Yuna sembari tertawa.

"Hoooh dasar sahabat tidak tau diri. Tapi bagus lah dengan begini setidak nya aku sedikit merasa tenang karena kamu tidak menangis lagi."

Yuna seketika diam ia sadar jika rasa marah dan benci pada Mr. Nathan kini berangsur hilang berkat Aldo.

Ayuna menunduk malu dan turut menyelip kan pinggiran rambut nya ke belakang telinga.

"Jangan geer dulu aku sebenar nya tidak mempermasalahkan mau kamu berhentih menangis atau tidak tapi yang aku khawatirkan adalah ketika kamu menangis tadi aku takut semua penghuni yang ada di lapangan basket
Ini menjadi marah dan mereka bisa saja mencekik leher seseorang karena mengusik ketenangan nya kamu mengerti kan sudah itu saja aku harap kamu paham kalau gitu aku pergi dulu yah by by Yuna."

"Hey dasar cowok gila di pikir aku penakut apa? tapi ada benar nya juga yah entah kenapa tempat ini seperti nya menyimpan aura seram hmm apa
Mungkin semua yang di bilang sama Aldo bahwa tempat ini... huwaaaaaa Aldo tunggu aku."
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
                                                                     
Di ruang guru semua guru sibuk membicarakan Ayuna. Gadis itu sudah kelas 12 tetapi nilai nya dalam matematika sangat memprihatinkan.

Apalagi Mr. Nathan sudah sepenuh nya memberi tahukan perilaku Yuna pada semua guru yang ada di sana.

Meskipun Mr. Nathan adalah guru yang baru 1 bulan berada di sekolah Yuna. Dirinya sudah mengenal jauh kebodohan Yuna.

Sedangkan buk maya selaku guru bahasa indonesia menyangga serta membela Yuna.

"Yuna adalah gadis yang pintar dalam pelajaran saya, dia selalu mendapatkan poin ples dari saya karena kecerdasan nya
Bahkan yang kita tau dia selalu mendapat peringkat ke dua dari ke 39 murid."

"anak itu bisa saja mendapatkan peringkat satu, jika dia lihai dalam matematika"ucap buk desi guru sejarah.

"Kita tidak bisa mengubahnya karena yang saya tau dia sangat bodoh pelajaran matematika, karena sudah banyak guru bimbingan yang mengajarinya namun dari ke beberapa guru tersebut banyak berhenti dan tidak tahan saat mengajarin Yuna." Ujar Mr. bayu sebagai Guru bahasa inggris.

"Tolong serahkan semua nya kepada saya, saya yakin akan mengubah pola siswi tersebut menjadi lebih baik, dan saya akan tetap berusaha membuat dia menyukai pelajaran matematika, serta membuat nya paham dalam pelajaran saya". Mr.Nathan.

"Baiklah semoga bapak bisa melewati masa sulit itu Mr. Nathan." Ucap pak Budi sang kepala sekolah.
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Malam ini Yuna sangat senang karena jam pertama besok adalah pelajaran bahasa indonesia. Ia berniat akan bersemangat pergi kesekolah besok.

Yuna belum bisa tidur. Ia duduk di meja belajar, lalu melanjutkan menulis novel nya di laptob.

Novel yang Yuna buat berhalaman 25 bab ia sangat senang, Lalu ia memublikasikan novel tersebut.

Yuna berencana akan membukukan novel nya jika sudah berjumlah 40 halaman.

Setelah semua tugas nya selesai, ia langsung merebahkan dirinya di atas kasur empuk kasayangan nya.

Ia sangat memimpikan semoga dirinya menjadi penulis yang sangat terkenal di dunia.

Meskipun ia bodoh dalam bidang matematika tetapi ia tidak boleh bodoh dalam hal ini.

Selamat tidur☺

The Cool Teacher Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang