Bagian 5 (Feelingless)

9 2 0
                                    

Moon baru saja selesai dari hukumannya ketika ia memasuki rumah dan mendapati Light dengan ukuran besarnya, meringkuk di sudut kamarnya. Sambil tersenyum Moon mendekatinya, memastikan apakah Light menyadari kehadirannya atau tidak. Sesaat kemudian, senyumnya perlahan memudar. Kedua ujung bibirnya tertarik ke bawah. Matanya pun mulai berkaca-kaca. Perlahan tangan Moon ingin mengelus kepala Light, namun niatnya urung ketika ia mengingat apa yang tadi dikatakan Light. Ia menarik kembali tangannya untuk menutup mulutnya. Berusaha agar suara tangisnya tak membangunkan Light.

Untuk beberapa menit, ia terus memandangi Light sebelum ia memutuskan untuk tidur dengan tetap menangis dalam diam. Light membuka matanya sekejap, lalu menutupnya kembali.

Keesokan harinya, Ai, Yuhi, Briant, Chris, dan seorang lagi yang bernama Phi (baca: Fi) yang juga tinggal bersama mereka, sudah berada di depan rumah Moon.

"Biasanya selalu dia yang lebih dulu berada di halaman atau di atas pohon." Kata Chris. "Tapi, mengapa sekarang dia sangat terlambat?"

"Ah...aku khawatir dengan gadis hangat itu. Maksudku, Moon." Ucap Briant.

"Apa benar saat berada di dekatnya kita bisa merasakan hawa musim panas?" tanya Phi.

Briant mengangguk. "Tapi itu bukan sesuatu yang baik baginya. Kata Ai itu adalah sebuah penyakit baru yang nama dan obatnya belum diketahui."

"Moon?" sekali lagi Ai mengetuk pintu rumah Moon.

"Aku tak mengerti dengan kalian. Sudah berulang kali kalian memanggil dan mengetuk pintu itu dan kalian masih gigih untuk melakukannya. Biarkan saja. Dia mungkin suka jika dirinya dihukum." Kata Yuhi dingin.

"Mo..."

Pintu terbuka.

"Maaf membuat kalian menunggu." Moon muncul dengan senyum cerianya.

"Dia manis sekali." Phi langsung mendekati Moon.

Brakk!!! Moon kembali masuk dan menutup pintunya.

Chris dan Briant langsung menatap Phi dengan wajah cemberut.

"Aku lupa kalau dia orang yang sedikit penakut dengan orang asing. Maaf." Phi menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Moon." Ujar Ai dari luar. "Tidak apa-apa. Dia tinggal bersama kami. Yang kemarin aku ceritakan. Dia tak akan menyakitimu."

Tak ada respon.

"Percayalah, Moon." Sambung Chris.

Pintu terbuka perlahan. Moon kembali muncul.

"Kau baik-baik saja?" tanya Ai saat melihat mata Moon yang sedikit bengkak.

Moon hanya tersenyum.

"Mengapa kau terlambat?" tanya Chris.

Moon diam.

"Aku dengar kau kemarin dihukum, ya?" tanya Briant.

Moon mengangguk.

"Um...ini..." Moon menunjukkan kerikil kecil yang diambilnya kemarin.

"Oh?! Itu kerikil yang..."

Moon tersenyum lebar.

"Senyum palsumu itu..." ujar Light. "Aku muak melihatnya."

"Kemarin Moon mengambilnya. Yang merah muda untuk Ai.." Moon memberikan kerikil kecil itu pada Ai. "Yang kuning untuk Chris, dan yang biru untuk ── " Moon ragu.

"Hhhh." Yuhi menghela nafas. Lalu mengambil kerikil biru itu dari tangan Moon.

"Itu hadiah dari Moon. Moon sendiri yang memilihnya." Ucapnya bangga.

FOUR SEASONS GIRLWhere stories live. Discover now