Bagian 3 (The Guardian)

9 2 0
                                    

Keesokan harinya di pagi buta yang berkabut, Chris langsung membuat keributan.

"Di mana Moon?" tanya Chris sambil mengguncang-guncangkan tubuh Ai dan Yuhi yang masih tidur setelah memutuskan untuk tidur sedikit.

"Ada apa, Chris?" tanya Ai dengan suara berat

"Moon menghilang. Dia tidak ada di kamarnya." Chris menunjuk ke ruangan yang berada di belakang rak buku.

"APA?!" Ai langsung terbangun dari tidurnya.

"Mungkin tadi malam hanya mimpi." Kata Yuhi masih tidur

"Bagaimana ini, Ai?"

"Bagaimana ya?" Ai bingung harus apa. "Mungkin kejadian tadi malam memang hanya mimpi saja." Pikir Ai.

"Ai ayo kita cari dia." Rengek Chris.

"Chris..."

"Ini bukan mimpi, Ai. Ayo kita cari dia. Ayo cepat!!!" Chris terus merengek sambil menarik-narik baju Ai.

"Ya sudah. Aku cuci muka dulu. Setelah itu kita cari dia. Moon."

"Tidak usah cuci muka Ai. Kita cari saja dia dulu. Dia mungkin ada di suatu tempat yang tak dikenalinya. Dia mungkin tersesat. Ayo Ai!"

"Baiklah. Baiklah." Ai berdiri lalu memakai sandalnya. "Ayo kita cari dia."

Belum sempat Ai memakai sebelah sandalnya, Chris sudah menariknya dengan keras.

"Ayo cepat."

"E...sandalku..." ujar Ai sambil berjalan tidak seimbang karena Chris terus menariknya.

"MOOOON!!!" teriak Chris di halaman.

"Jangan berteriak. Murid yang lain masih tidur."

"Jadi kita harus memanggilnya dengan cara berbisik-bisik?" tanya Chris serius

"Ya...kita akan mencarinya saja. Tidak perlu berteriak. Dia pasti tidak jauh dari sini."

Keduanya lalu mencari Moon. Dan saat tiba di bagian belakang, Ai melihat seorang perempuan berdiri sambil merentangkan kedua tangannya dan menengadahkan kepalanya.

"Chris?! Dia itu, Moon?" Ai menunjuk pada perempuan tadi dengan ragu. Takut salah orang.

"Dia suka menikmati embun, kata Gu." Ujar Chris sambil berjalan berdampingan dengan Ai dan mendekati Moon.

"MOONN!!!" kejut Chris saat tiba di belakang Moon.

"AA!!" Moon terpekik lalu berbalik mendorong Ai yang kebetulan berada tepat di belakang Moon.

BRUKKK

"Maafkan, Moon. Moon tidak sengaja. Maafkan Moon."

"Kau baik-baik saja?" tanya Chris sambil membantu Ai berdiri.

Ai yang hanya menggunakan piyama saja menggigil karena jatuh di atas rumput yang sedikit basah.

"Maafkan Moon."

Ai tersenyum

"Apa kau benar-benar dari dunia cartoon?" tanyanya kemudian.

Moon mengangguk ketakutan.

"Kau tidak perlu takut. Aku tidak marah." kata Ai lembut.

Moon diam.

"Ai tidak pernah marah." Chris tersenyum lebar

"Namaku Ai."

Moon masih terdiam.

* * * * * * *

FOUR SEASONS GIRLWhere stories live. Discover now