Bukan Aku

2.9K 109 0
                                    

Sudah seminggu Fayola belajar di cafe Holic's, namun papa dan mamanya belum juga tahu jika ia tidak berangkat sekolah namun ia belajar dan bekerja di cafe. Namun yang Fayola rasakan seminggu ini, Resya semakin menjauh dan menghindarinya entah karena sebab apa dan surat terror itu sudah tak datang lagi.

Fayola juga terus menghindari Fandy, hampir setiap hari Fandy mengunjungi rumah Fayola entah niatnya bertemu dengan siapa, tapi yang jelas lelaki itu sering keluar bersama Jessica. Fayola hanya tersenyum miris melihat kedekatan pacarnya dengan saudara tiri yang tak pernah ia anggap.

Seperti biasa ia baru pulang dari cafe Holic's, ia masuk ke dalam rumah namun rumahnya gelap gulita tak ada tanda tanda kehidupan.

Ia berjalan hati hati menuju kamarnya, tiba tiba dia mendengar suara teriakan Resya, dengan cepat ia menuju kamar kakaknya dan tiba tiba lampu menyala.

Fayola terkejut karena Resya sudah tergeletak di lantai dengan pisau yang tertusuk di perutnya, Fayola menangis menuju Resya yang berusaha bertahan.

"Fe maafin kakak, kakak minggu belakangan ini udah nuduh kamu yang enggak enggak, ternyata bukan kamu tap--"Resya berbicara dengan tersendat sendat, setelahnya ia tak sadarkan diri.

"Kak resya, tapi siapa kak? Kak Resya."

Fayola dengan cepat menghubungi Devan, entah hanya Devan yang rupanya bisa ia hubungi untuk masalah ini.

"Kak Devan, kesini cepet kak."

"Ada apa? kenapa lo nangis?"

"Kak Resya kak, cepetan kesini!"

"Oke gue kesana sekarang."

"Kakak harus kuat, fe udah telpon kak Devan dia otw kesini kakak harus bertahan plis kak bertahan buat aku."ucap Fayola dengan menangis tersedu sedu.

Fayola dengan susah payah mencabut pisau yang tertusuk di perut Resya.

"Papa mama!"teriak Jessica yang tiba tiba berada di tengah pintu.

"Ada apa je--- RESYA!"teriak Friska kemudian berlari ke arah Resya yang sudah tak sadarkan diri.

Ia dan Pahlevi baru saja pergi ke acara pernikahan anak teman bisnisnya bersama Jessica juga.

"FAYOLA! APA YANG KAMU PERBUAT HAH?!"teriak Friska.

"Fe gak tau apa apa ma. Tadi fe masuk kak Resya udah kaya gini."jawab Fayola.

"Trus kenapa kamu megang pisau hah?!"

"Ini tadi itu--"

"APA?! KAMU UDAH NGEBUNUH RESYA."

"Udah ma, kita bawa ke rumah sakit dulu."usul Pahlvei lalu Pahlevi menggendong Resya menuju mobil nya disusul oleh Friska dan Jessica, mereka meninggalkan Fayola yang bersimpuh dengan menangis tersedu sedu.

"Aku gak apa apain kak Resya.Aku gak nyelakain kak Resya."Fayola menangis sesenggukan dengan memeluk kedua lututnya.

"Fayola?"

"Ini semua ada apa fe?"tanya Devan yang baru saja datang, Fayola langsung berhambur ke dalam pelukan Devan.

Fayola tak kunjung menjawab, badan Devan lemas menelisik setiap sudut kamar Resya. Kamar kekasihnya berantakan, dengan darah yang mengalir di lantai. Devan memegang pundak Fayola dan menggoyangkannya.

"Fayola jawab!"

"Kenapa banyak darah? Mana Resya fe mana Resya?"lanjut Devan.

"Kak Resya dibawa ke rumah sakit sama papa mama."

"Sekarang kita susul kesana."

Fayola dan Devan pun menuju rumah sakit, sepanjang perjalanan Fayola terus saja menangis, Devan masih bingung apa yang sebenarnya terjadi.

Dear, Fayola (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang