01

2.5K 547 120
                                    

Lima belas menit terlewati begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lima belas menit terlewati begitu saja. Yebin terlalu fokus menggambar sampai lupa waktu, padahal tadi dia berniat agar cepat-cepat tidur. Tapi sayang kalau tidak lanjut menggambar sampai satu episode selesai. Akhirnya tangan mungilnya kembali menumpahkan ide dengan berbagai campuran warna agar komiknya lebih terlihat hidup.

Lagi-lagi setiap menggambar wajah Jungwon, Yebin selalu tersenyum.

"Ya ampun, anak ini manis sekali. Aku tidak percaya bahwa akulah yang menciptakannya dengan tanganku sendiri," gumam Yebin. Setelahnya dia menghembuskan nafas berat.

"Andai saja kau hidup, Won. Sepertinya hari-hariku yang selalu diisi kesibukan bisa sedikit lebih berwarna."

Wanita itu terus meracau sendiri sambil terus menggambar. Mulutnya mengeluarkan kalimat seperti, "Won, bagaimana caranya agar kau menjadi manusia?"

Lalu setelahnya tertawa seperti orang gila, "Aku ini kenapasih? Saking kesepiannya sampai bicara pada tablet sendiri."

Yebin akui, dia kesepian. Di kantor adalah tempatnya bekerja dan temannya hanya itu-itu saja. Lia si gadis cantik, Hyunjin yang kerap diperebutkan oleh gadis-gadis kantoran, dan Soobin yang walaupun temannya sejak perkuliahan tapi hobi menggodanya.

Bukan sejenis godaan meledek. Tapi godaan selayaknya lelaki saat menyukai wanita.

Adanya mereka bertiga tidak selalu bisa membuatnya merasa 'memiliki teman' karena dari ketiganya mereka punya kesibukan masing-masing. Sehingga Yebin yang ingin menceritakan keluh kesahnya jadi tidak enak.

Intinya, dia punya teman. Tapi tidak untuk teman curhat.

Makanya dia selalu merasa kesepian, karena tidak pernah benar-benar ada yang menjadi pendengar ceritanya.

Helaan nafas berat lolos lagi dari bibir Yebin. "Aku benar-benar berharap kalau kau bisa hidup, Won. Walau itu terdengar mustahil."

Nada bicara Yebin sangat frustasi seolah hanya tokoh gambarannya yang bernama Jungwon itu yang bisa menghalau rasa sepinya dengan senyum ceria yang ia miliki.

Akan sangat indah kedepannya jika Jungwon bisa menjadi manusia dan menemani keseharian Yebin. Anak lelaki itu kerap terlihat bahagia dalam komiknya sendiri.

Sangat indah sih, tapi juga sangat menyeramkan. Karena Yebin membayangkannya Jungwon akan menjadi seperti makhluk datar tak bertulang tanpa bentuk badan jika sungguhan muncul dari komik.

"Oh ya ampun itu mengerikan," gumam Yebin lagi.

"Sebaiknya kau hidup dalam mimpiku saja, Won."

UNREALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang