04

511 136 35
                                    

Jam dinding terus berdetik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam dinding terus berdetik. Televisi yang menyala tak dapat perhatian dari pemiliknya. Dibiarkan seperti itu hanya untuk mengisi kesunyian yang menyeliputi Yebin dan Jungwon.

Jungwon sudah selesai makan nasi kari. Kini ia menyeka bibirnya sendiri dengan tisu, lantas membuang wadah nasi kari tersebut ke tempat sampah.

Yebin menoleh karena suara tersebut. Ia tersenyum tipis, "Sudah selesai?"

"Sudah." Jungwon mengangguk dengan senyuman yang ikut terpatri.

"Kalau sudah selesai, ikut aku."

Yebin berjalan lebih dulu ke ruang televisi. Jungwon yang mendengar itu meminum air putihnya dengan cepat, seolah ucapan Yebin barusan adalah perintah yang harus segera dilaksanakan.

"Hey, pelan-pelan saja. Aku bilang jika sudah selesai, ikut aku. Jika acara makanmu itu belum selesai, lanjutkan saja."

Yebin mengambil remot televisi. Jungwon di dapur mengangguk kaku, ia kembali meletakkan gelasnya kembali. Sejenak berpikir untuk mencuci gelasnya atau tidak, tapi suara Yebin lebih dulu mengudara.

"Biarkan gelasnya disana. Cepat, kemari."

Jungwon mengangguk cepat, membuat rambutnya ikut bergerak sesuai irama kepalanya. Yebin terkekeh melihat itu, cukup lucu untuk diperhatikan.

"Rambutmu itu seperti baru saja keluar dari salon."

Jungwon duduk disamping Yebin, memegang rambutnya sendiri dengan heran. "Aku jarang ke salon. Memang ada apa dengan rambutku?"

"Tidak, tidak ada apa-apa." Yebin mengalihkan dengan topik baru. "Sekarang yang harus kita bicarakan adalah kau." 

Jungwon tampak mengerti dengan tema yang Yebin maksud adalah dirinya. Kejadian seperti ini tentu saja diluar nalar manusia, diluar kemampuan pemahaman yang Yebin punya. Bahkan seorang yang hidup paling lama di zaman ini juga pasti keheranan.

"Aku... masih tidak mengerti dengan ini semua. Yang jelas aku sedang mengorbankan waktu kerjaku hanya untuk mengurus makhluk sepertimu. Jadi aku harap dengarkan baik-baik."

Jungwon menyimak dengan baik. Matanya menatap Yebin terlalu serius, hingga membuat wanita itu jadi menyesal karena telah meminta didengarkan. Rasanya malu saat seseorang memberi atensi seluruhnya pada kita.

"Aku tidak tahu harus melakukan apa, tapi aku tahu aku tidak bisa menolak kenyataan ini. Jadi anggap saja aku menerima kehadiranmu, karena mulai hari ini kita akan tinggal bersama."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNREALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang