27

947 149 45
                                    

💟

Pengennya tamat bulan ini, eeeh ... nggak jadi wkekwkwkwk
💟

“Apa nih?” Jingga mengamati kotak bekal yang barusan diberikan Meta. “Kerasukan apa, Mbak? Tumben ngasih aku bekal?”

“Makanan buat Aby. Nanti kasih ke dia, ya!”

Jingga dengan mantap langsung menolak, mendorong jauh kotak plastik berwarna merah itu. “Nggak mau! Kasih aja sendiri, nggak usah nyuruh-nyuruh aku. Aku udah bilang kan, Mbak, aku nggak mau ya kalau harus berurusan sama Aby.”

“Ya ampuuun. Kenapa sih emangnya? Biasa aja dong. Orang Aby baik gitu. Lagian, kemarin kan udah face to face.

“Ya walaupun. Aku tuh lihat mukanya aja males.”

“Sekarang kan, Mbak itu udah jadian sama Aby. Terus, nanti lewat Aby, Mbak bisa kepo-in Biru. Atau kalau nggak, minta nomor HP-nya sekalian. Hmmm ....”

“Oke, nanti aku kasih ke Aby. Isinya apaan nih?” sahut Jingga langsung tanpa pikir panjang.

Huh, dasar bucin.

“Nasi goreng ala-ala. Hikikikiki.”

Jingga meresponnya dengan mendengus. “Yakin nih nggak bakalan bikin dia sakit perut atau kejang-kejang?”

Meta mengibaskan rambutnya dengan gaya berlebihan. “Ya enggak lah! Eh, tapi itu ada yang kelebihan sih ....”

“Kelebihan apa? Garam?”

“Kelebihan cinta! Hakhakhak!”

“Najis tau nggak?!” Jingga langsung pergi dengan hati dongkol.

Hadeeeuh! Jingga paling malas deh kalau disuruh ketemu Aby yang songong itu! Apalagi harus ketemu dia di sekolah. Pasti nanti dia pura-pura nggak kenal deh. Awas aja kalau iya!

Jingga berjalan ke motornya dengan bibir cemberut. Memasukkan kotak bekal tadi ke dalam jok motor, lalu berdoa semoga diberi kelancaran untuk menyerahkan bekal itu nantinya. Ini berat banget tau! Lebih berat daripada nyari kitab suci.

💟

Setibanya di sekolah, Jingga memutuskan untuk menunggu Aby di tempat parkir. Karena kalau sudah masuk kelasnya Aby, rencananya bisa gagal total lantaran takut kelihatan sama fans garis kerasnya Aby yang suka julid dan nyinyir.

Nanti, yang ada, Jingga dikira naksir sama Aby, lagi! Terus, Jingga jadi viral di sekolah, terus lagi di-bully sepanjang hari. Mengerikan. Jingga nggak mau menghancurkan masa depannya hanya karena sekotak bekal.

Sepuluh menit kemudian, nampak Aby dengan motornya memasuki area parkir. Ditunggunya sampai cowok itu membuka helm lalu turun. Sementara Jingga, sengaja masih memakai helm-nya buat jaga-jaga dari  itu tadi : fans-garis-keras-Aby. Takut ada yang lihat. Berjalan dengan waspada mendekati Aby, akhirnya Jingga tiba di depan cowok berambut cokelat madu itu.

“Nih! Titipan dari Mbak Meta!” Jingga mengangsurkan kotak tersebut dengan buru-buru, namun Aby tak menerimanya. Dia justru menatap Jingga dengan kening berkerut.

“Ambil dong! Nanti ada yang lihat!” paksa Jingga.

“Apa nih?”

“Buka aja sendiri. Entar juga tau. Iniii!”

Aby mengangkat dagu sambil meneliti kotak di depannya dengan penuh pertimbangan.

“Mau nggak nih? Kalau nggak ya udah, entar aku kasih ke orang lain aja!” Jingga berbalik, namun Aby tiba-tiba menahan pergelangan tangannya.

MetaForATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang