Chaeyoung melangkahkan kakinya memasuki rumah abu,gadis itu akhirnya memutuskan untuk datang kesini saat keadaan cafe sudah cukup sepi tadi, sebenernya Yeri berniat menemani nya hanya saja Chaeyoung menolak dan memilih datang sendiri kesini.
"Bagaimana kabar appa?maaf aku baru mengunjungi appa lagi, kemarin-kemarin aku cukup sibuk. . . Appa aku rindu." Chaeyoung memandangi guci berisi abu ayahnya gadis itu kemudian membuka kaca penutup tempat penyimpanan guci dan memasukan foto dirinya bersama Jungkook saat mereka mengunjungi sea life aquarium beberapa waktu lalu.
"Jungkook sekarang ada di Seoul,nanti saat ia pulang,aku akan mengajaknya mengunjungi appa." Chaeyoung menutup kembali kaca itu.
"Chaeng-ah. . . "
Chaeyoung menengokan wajahnya saat sebuah suara memanggil namanya,gadis itu kemudian tersenyum dan sedikit membungkuk untuk memberi salam pada seorang wanita cantik yang kini ada di hadapannya "eomma-nim. . ."
Nara ibu dari Jungkook kemudian menghampiri Chaeyoung dan memeluk gadis itu erat "kebetulan sekali bertemu disini,kau mengunjungi ayahmu?kau datang dengan siapa?"
Chaeyoung terkekeh karna Nara memberi banyak pertanyaan pada gadis itu "aku datang sendiri,apa eomma baru mengunjungi halmeoni?"
Nara mengangguk "apa kau sudah selesai?"
"Ng. . . Aku sudah selesai."
"Kalau begitu ayo kita keluar,ah. . . Aku perlu memberi salam dahulu pada ayahmu." Nara kemudian mendekati tempat abu ayah Chaeyoung dan membungkukkan badannya,setelah itu ia kembali berjalan mendekati Chaeyoung dan mengajak gadis itu pergi "kajja. . . "
***
Chaeyoung dan Nara duduk di taman yang berada tidak jauh dari rumah abu,Nara menggenggam tangan Chaeyoung lembut kemudian merapikan helaian rambut gadis itu yang tertiup hembusan angin sore ini "yeppuda."
Chaeyoung tersenyum malu-malu dengan perlakuan dari wanita cantik yang duduk di sampingnya itu.
"Kenapa tidak pernah berkunjung ke rumah? hubungan kalian baik-baik saja kan?"
"Ng. . . Kami baik-baik saja, belakangan ini cafe cukup ramai,maafkan jika aku belum sempat berkunjung ke rumah eomma."
Nara kemudian mengangguk paham "datanglah ke rumah jika sempat,aku rindu membuat kue bersamamu."
"Tentu aku akan datang saat senggang."
"Chaeng-ah cepatlah menikah dengan Jungkook dan berikan aku banyak cucu yang menggemaskan."
Wajah Chaeyoung mengeluarkan semburat kemerahan setelah mendengar perkataan Nara "kami belum berbicara ke arah sana,lagi pula bukankah lebih baik jika SeokJin oppa yang menikah lebih dulu."
"Ah. . . SeokJin . . . Anak itu hanya berganti-ganti wanita membuatku kesal saja."
Chaeyoung terkekeh "mungkin memang SeokJin oppa belum bertemu dengan gadis yang cocok dengannya."
Nara menghembuskan nafasnya perlahan "aku mempunyai dua anak lelaki,dan keduanya sangat berbeda,SeokJin senang berganti wanita sedangkan Jungkook mencintaimu dengan sepenuh hatinya."
Chaeyoung kembali tersipu, sepertinya sifat Jungkook yang selalu mengatakan hal-hal manis adalah sifat yang di turunkan oleh ibunya.
"Bagaimana kabar Bomi?kami sudah lama tidak bertemu. . . Apa dia masih sibuk mengurus toko?"
"Kabar eomma baik. . . Seperti biasa ia masih sibuk mengurus toko perabot peninggalan appa."
"Ah,ia sangat rajin sama seperti mu,Chaeng-ah . . . Bagaimana jika besok kita datang mengunjungi Jungkook?kita buat kejutan dengan tidak memberitahunya." Wajah Nara berbinar sambil terus menggenggam tangan Chaeyoung terlihat antusias dengan rencananya.
"Besok?"
Nara mengangguk "apa kau sibuk?"
Chaeyoung menggigit bibirnya "bagaimana jika hari Minggu saja?"
"Minggu ya?boleh aku bisa kapanpun kau mau. . . " Nara mengangguk setuju dengan wajah berbinar cantik.
Chaeyoung pun tersenyum ia jadi tidak sabar memberi kejutan untuk kekasihnya itu,dua hari lagi mereka akan bertemu.
***
Jungkook berjalan menuju ruangan Jimin,namun pemuda itu tanpa sengaja malah mendengar pembicaraan seulgi dan seorang model yang Jungkook ketahui bernama Nayeon,awalnya Jungkook tidak peduli tapi iya jadi tertarik saat Nayeon menyebut nama Lalisa.
"Aku sebal,harusnya aku yang menjadi ambasador Celine,ah. . . Dia memberi servis luar biasa pada Namjoon sajangnim dasar penjilat." Nayeon menyilangkan tangan di dadanya sambil memanyunkan bibir.
"Benarkah?aku belum tau jika ia terpilih menjadi ambasador Celine,aku baru mengetahui nya darimu." Seulgi sedang mencatok rambut Nayeon.
"Sebab itu aku menjadi sebal,aku baru di beri kabar kemarin. . . Dia baru terjun ke dunia modeling tigabulan tapi sudah menjadi ambasador."
"Tapi bukannya bos kalian itu akan menikah dengan gadis Jepang . . . Ah aku lupa namanya." Seulgi tampak berfikir mencoba mengingat-ingat.
"Mina. . . Namanya Mina,mereka memang akan menikah tapi siapa peduli,toh sudah rahasia umum kalau Lalisa menjadi simpanannya." Nayeon memainkan kuku di jari-jari tangannya.
Jungkook cukup terkejut setelah mendengar itu,apa ini sebab kenapa Jimin mengatakan kalau ia tidak boleh terlalu dekat dengan Lalisa,ia kemudian melanjutkan berjalan ke arah ruangan Jimin.
Jungkook memasuki ruangan Jimin,dan langsung berdecak kesal melihat orang yang akan di temuinya itu malah sedang terlelap di atas sofa.
"Hyung. . ." Jungkook mencoba membangunkan Jimin dengan menggoyangkan bahu pemuda itu.
"Ng. . . " Jimin berbalik memunggungi Jungkook.
"Hyung ada Jennie disini." Jungkook membisikan itu tepat di telinga Jimin membuat pemuda itu langsung membulatkan matanya dan terduduk dengan wajah bingung mencari sosok yang tadi di sebutkan Jungkook "mana?"
Jungkook terbahak melihat tingkah Jimin.
"Yak!kau menipuku?" Jimin bangkit dan langsung memukuli Jungkook.
Sedangkan Jungkook hanya tertawa kemudian menahan tangan Jimin "sudah cukup hyung . . . Salahmu sendiri susah di bangunkan,malah seenaknya tidur di jam kerja."
"Aku mengantuk,ada apa kau kemari?" Jimin mengucek matanya.
"Mau mengecek foto Jennie,apa sudah selesai kau edit?" Jungkook mendekati komputer kemudian mengecek pekerjaan Jimin.
Jimin menggeleng "baru separuhnya saja,aku mengantuk setelah makan siang tadi,sepertinya terlalu kenyang."
"Aiiish kau ini,ya sudah sini biar aku selesaikan."
"Yasudah. . . Aku akan ke pantry membuat kopi,apa kau mau?"
Jungkook menggeleng "tidak. . . Oh,hyung. . . Ada yang ingin aku tanyakan."
"Apa?" Jimin mendudukan tubuhnya di sofa tidak jadi pergi ke pantry.
"Em. . . Apa hyung tau tentang Lalisa,maksudku. . . Beberapa model membicarakan nya."
Jimin mengangkat sebelah alisnya "Lalisa?ah. . . Entahlah aku tidak tau,yang jelas kau lebih baik tidak dekat dengan gadis itu." Jimin pun berdiri dan beranjak meninggalkan Jungkook,membuat Jungkook tidak mengerti.
"Kenapa dia aneh sekali." Meskipun tidak mengerti tapi Jungkook memilih kembali fokus pada pekerjaannya.
***
Stay or Bye!
Jangan lupa vote !
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Bye | RoseKook
FanfictionAwalnya Park Chaeyoung kira kisah cintanya dengan Jeon Jungkook yang sudah berjalan tiga tahun akan berjalan baik-baik saja seperti semestinya. Chaeyoung tahu Jungkook amat sangat mencintainya,sama seperti dirinya yang sangat mencintai Jungkook,tapi...