"Aku merindukannya" gumamnya yg sedang melihat layar laptop yg memperlihatkan seorang putri kecil. Setelah bertahun-tahun ternyata perasaannya tak kunjung hilang terhadap putri kecil yg ia temui di tempat kesukaannya.
"Seperti apakah dia sekarang? Huh, kau membiusku dengan pesona masa kecilmu dan manisnya senyummu. Tapi, ku yakin ku akan menemukanmu" katanya sambil terus memandangi foto seorang gadis kecil.
"Ghazi, sedang apa kau nak?" Panggil Yeni- Mama Ghazi.
"Aku sedang memandangi masa depanku, Ma. Dia sungguh membuatku merasa harus menemukannya" jelasnya panjang. Ghazi memang tak pernah menyembunyikan sesuatu dari ibunya. Bahkan hal terkecil dalam hidupnya pun tak bisa ia sembunyikan dari Yeni. Ghazi memang memberitahu Yeni akan perempuan yg mengusik pikirannya itu sedari dulu.Yeni tersenyum mendengar ucapan Ghazi yg sedari dulu tak pernah lepas berpikir tentang perempuan yg hingga sekarangpun, Yeni tak mengenalnya.
"Sebaiknya kamu cari saja dia dan bawa dia kesini. Mama juga ingin bertemu dengannya" katanya sambil tersenyum.
Keinginan Yeni adalah hasrat terbesar Ghazi. Saat ini, Ghazi merasa sangat ingin menemukannya.🍃🍃🍃
Rutinitas biasanya akan kembali dimulai hari ini, hari-hari bersekolah sebenarnya membosankan bagi Ghazi hanya saja dia tak ingin menjadi orang tak berguna yg tak memiliki pendidikan.
Koridor yg dilalui Ghazi seakan memiliki sensasi yg berbeda, seperti memberi pertanda sesuatu.
Gedubrak..."Berserakan deh, huh!" Keluh seorang perempuan yg baru saja bertabrakan dengan Ghazi.
"Maaf, gue gak sengaja. Gue bantu ya" seru Ghazi sambil membantu mengumpulkan buku-bukunya. Kini perasaan Ghazi terasa berbeda. Ia seperti rasa ditarik untuk terus memandangi perempuan itu, seketika rasa penasarannya muncul."Kamu ngapain masih jongkok disitu? Semua bukunya sudah terkumpul" tanya perempuan itu sambil menunjukkan buku yg sudah terkumpul di tangannya.
"O..Oh, tidak. Gue hanya..."
"Dinda, kamu kemana aja sihh. Aku udh keliling-keliling buat nyari kamu" sapa Syila- Sahabat Dinda. Dinda dan Syila bersahabat sedari mereka menginjak SMA. Mereka sebelumnya tak pernah bertemu dan sekarang ikatan diantara mereka sangat dekat."Aku tadi nyari buku dulu, Syil. Kan tadi aku udah chat kamu" jelas Dinda.
"Ehh, iya. Hp aku lowbat. Sorry, aku gak bisa baca chat kamu" perhatian Syila beralih karena melihat seorang lelaki."Din, aku udah peringatin kamu. Jangan lagi dehh" celoteh Syila.
Ghazi yg merasa dibicarakan pun angkat bicara.
"Ehh, gue Ghazi! Tadi gue gak sengaja nabrak temen lo sampe buku-bukunya jatuh" kata Ghazi yg merasa diintimidasi oleh mata Syila.Syila yg tak ingin hal yg lalu terjadi lagi langsung menarik Dinda untuk pergi meninggalkan lelaki itu.
"Syil, kamu kenapa sihh? Semuanya gak seperti yg kamu pikir, Syil" tegas Dinda yg merasa risih dengan sikap Syila yg selalu saja begini. Syila tak menghiraukan perkataan Dinda dia terus menarik tangan Dinda agar segera cepat menjauh.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Childhood is My Future
Novela JuvenilLagi-lagi mimpi yg sama kembali menghantui Syila. Lalu, siapa lelaki misterius itu yg terus datang ke dalam mimpinya? "Aku merindukannya" kata yg terus keluar dari bibir seorang lelaki tampan-Ghazi.