SAHABAT!

50 4 0
                                    

Seorang wanita menarik kopernya dan berjalan santai keluar dari area bandara. Banyak pasang mata melihat kearahnya karena kecantikan dan keanggunan wanita tersebut.
Setelah jalan dan cukup banyak menyita perhatian banyak orang, wanita tersebut memberhentikan sebuah taxi untuk pergi ke tempat tujuannya.

“pak tolong kopernya dimasukin bagasi aja ya!”

“Iya Mbak”

Devirallie Agreeila

Nama yang cukup sulit. Memang. Banyak sekali orang yang memanggilnya dengan berbagai sebutan. Wanita muda yang telah menginjak umur 23, mungkin sebentar lagi akan menjadi 24 tahun ini, adalah seorang arsitek yang terkenal karena kepandaian ia mendesain dengan semua ide cemerlangnya.

Umur yang terbilang cukup muda dengan segudang prestasi yang ia dapatkan. Jika kebanyakan orang memandang cukup aneh karena profesi yang dia jalani banyak di tekuni oleh seorang pria, tetapi ia dapat membuktikan dengan kerja kerasnya dan semua yang dia miliki.

“Maaf mbak! Ini tujuan kita kemana ya mbak?” tanya supir taksi dengan sopan.

“Ahh iya pak maaf saya lupa ngasih tau bapak, kita ke butik Nisyana pak! Tau kan?” Jawab Rallie sambil terfokus dengan ponsel yang sedang ia mainkan.

Ya, Rallie kebanyakan orang memanggil dengan sebutan tersebut, mungkin untuk sahabat kerabat dan teman-temannya.

Tetapi berbeda dengan orang-orang yang baru dikenalinya dan klien-klien dia. Dev, itulah panggilannya.

“Iya mbak, saya tau, siapa sih yang engga tau dengan butik Nisyana!” Jawab supir taxi dengan antusias. Dan hanya di belas dengan senyum simpul dan anggukan dari Rallie.

Di perjalanan tidak banyak yang mereka bicarakan karena dari bandara ke butik Nisyana terbilang cukup dekat mungkin hanya 5-10 menit.

Taxi tersebut berhenti di lobi butik yang cukup besar dan mewah dengan tinggi 5 lantai, dari depan saja sudah terlihat banyak jajaran baju-baju yang sangat cantik yang di pajang.

Iyalah kalo bukan baju yang di pajang emang apalagi kan ini butik.

Rallie turun dengan supir taxi yang menurunkan koper miliknya dari bagasi mobil. Rallie memberikan uang seratuan satu lembar untuk membayar argo taxi tersebut.

“Permisi mbak!” sapa Rallie sopan sambil meberentikan dia menyeret koper ketika sampai.

“Iya mbak? Ada yang bisa saya bantu?” jawab seorang wanita yang cukup diyakini bahwa dia yang jaga disini.

“Ruangan uyun dimana ya mbak?

“Ah!? Bentar? Siapa mbak?”

Rallie mencerna apa yang di jawab oleh orang yang ada didepannya.

Masa nih bukan butik sahabat gue lagi sih! Kapan pindanya kok uyun ga ngasih kabar pikir Rallie.

Setelah terdiam cukup lama. Akhirnya.

“Oke mbak kayaknya saya salah nama deh, Ruangan Nisyana dimana!?” tanya Rallie kembali.

Ahh dia melupakan bahwa sahabatnya pasti memakai nama belakangnya untuk berinteraksi dengan orang-orang disini, Rallie melupakan hal tersebut.

Wanita dihadapan Rallie, mengembangkan senyumnya walaupun tipis.

“Mbak siapa ya? Apakah udah ada janji sama ibu Nisya?” wanita tersebut malah memberi pertanyaan kembali kepada Rallie.

Rallie hanya tersenyum simpul.

"Saya temannya Nisya mbak" Jawab Rallie singkat.

"Maaf mbak, kalau belum ada janji, mbak tidak bisa bertemu dengan ibu Nisya"

ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang