1.

156 21 4
                                    

"Ini menyangkut datamu yang sempat hilang di kementerian sihir," tambah seorang lelaki dengan jubah berlogo singa berwana merah.

Aku mengernyit, apakah aku barusan mendapat secercah harapan?

                                 ***

"Ekhm, baiklah. Silahkan masuk," aku pun kembali membukakan pintu rumah dengan lebar. Kemudian menyuruh mereka untuk duduk.

"Perlu minum? Atau sedikit makanan?," tawarku agar tidak sedikit canggung.

"Tidak perlu terima kasih. Kami hanya akan menyampaikan mandat dari Professor Mcgonnagall."

Aku pun kembali duduk di kursi tengah. "Ada perlu apa sebelumnya?"

"Sebelumnya, izinkan kami untuk memperkenalkan diri. Namaku Valerie Campbell, siswa tahun kelima dan aku Ravenclaw."

"Aku Michael Whitecloud. Sama seperti dia, aku tahun kelima. Dan aku Hufflepuff."

"Aku Isadore Brechkovsky, siswa tahun keempat. Aku Slytherin."

Aku melihat yang terakhir belum mengenalkan namanya sama sekali. Dia malahan sedang asik menatapku dengan- ah entahlah, aku tidak mengerti tatapannya.

Lalu, si Valerie terlihat sedang berbisik padanya, namun ia tetap tak menggubris. Barulah saat Isadore menyikutnya, ia baru sadar.

"Oh ekhm, Tristane Dubois. Tahun keempat, Gryffindor."

"Aku Florine Southwell Harrison."

"Okay, jadi begini. Maksud kami berempat disini ingin memastikan apakah keluarga Harrison benar hanya memiliki satu anak atau tidak. Kami diberi tugas oleh Mcgonnagall selaku headmaster untuk memberimu sebuah surat," ucap Valerie, lalu ia mengeluarkan sebuah surat dengan cap merah dari tasnya. Lalu memberikannya padaku.

"Tunggu, apakah itu surat dari Hogwarts? Dan di umurku yang menginjak tahun ketiga aku masih diterima?"

"Ya, itu surat dari Hogwarts. Tentu saja, Mcgonnagall sendiri yang membuatnya," kata Michael.

"Kau bisa berangkat lusa esok. Kami beri waktu hari ini dan hari besok untuk berkemas. Lusanya, kau akan dijemput oleh Carlos," tambahnya.

"Kami tidak bisa lama-lama disini sebelum portal ditutup. Kami izin pamit sebelumnya," kata Tristane.

"Baik. Terima kasih atas informasinya."

Mereka segera bergegas pulang menuju dunianya dengan hewan tunggangan yang serupa dengan dinosaurus namun ia memiliki sayap.

                                 ***

Siangnya, aku mulai berkemas-kemas dengan list barang yang telah mereka siapkan untukku.

"Nona Flo, kemana kau akan pergi? Dalam waktu yang sebentar atau lama kah?," itu bibi yang masuk ke dalam kamarku. Sepertinya ia baru saja masak, terlihat ia masih memakai celemek masaknya.

"Bibi, sepertinya aku akan pergi dalam waktu yang lama. Mungkin setahun? Saat liburan musim panas tahun depan baru aku kembali."

"Astaga, lama sekali. Sebenarnya kau mau kemana? Apakah kau akan sama seperti halnya kakakmu?"

"Iya bi, aku akan tinggal di asrama sekolah dan ya bersekolah disana. Pagi tadi aku mendapatkan surat itu kala bibi dan paman berbelanja. Jaga diri bibi baik baik ya? Paman juga begitu. Anggap saja ini sudah menjadi rumah milik kalian. Maafkan aku ya bi? Jika selama ini aku selalu merepotkanmu."

"Hei, nona ini berkata apa. Bibi dan paman ikhlas mengurus keluarga ini sedari dulu hingga sekarang. Bahkan kakakmu dan kau saja sudah kuanggap anak sendiri. Dan untuk rumah ini, sepertinya kami diwarisi untuk menjaga dan sekaligus tinggal di rumah peninggalan keluarga Harrison," katanya dengan sedikit kekehan.

The Unknown GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang