Chapter 19

1.8K 277 16
                                    

Seharian ini gadis itu hanya menghabiskan waktunya di dalam ruangan yang telah resmi menjadi ruang tidurnya. Sesekali membuka gorden karena dirasa terlalu gelap, sesekali menutup kembali gordennya karena cahaya yang kadang menyilaukan mata. Jisoo tak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini, selain membantu bibi Yoon bersih-bersih apartemennya, tak ada lagi yang bisa dilakukannya. Perkuliahannya dimulai lagi tiga belas hari dari sekarang dan bagi Jisoo itu lumayan lama karena dirinya saat ini tidak melakukan apa-apa, ia sampai bingung dengan posisi tidurnya, semenit berbaring ke kanan semenit lagi baring ke kiri.

"Ya Tuhan," Ia kemudia duduk di samping kasurnya, memandangi kedua kaki telanjangnya yang menapaki ubin dingin tersebut. 

Pintu kamar diketuk, tentu saja bibi Yoon, ia kemudian terlihat di ambang pintu sambil tersenyum simpul.

"Hai bi,"

"Bibi ada sesuatu yang harus disampaikan."

"Apa itu bi?"

"Ibuku ingin bertemu denganmu," bibi Yoon memberikan jeda beberapa menit untuk memandangi raut Jisoo yang kemudian berubah.

"Nenek? Ingin bertemu denganku?" Jisoo sangat mempertanyakan hal itu, nenek yang setiap kali bersimpangan dengannya bersikap acuh menganggap seolah Jisoo hanya angin belaka, nenek yang tahu kalau cucunya disiksa menantunya hanya diam, sekarang tiba-tiba mau bertemu dengannya?

"Iya, nenek mau bertemu denganmu malam ini, di rumahnya."

Dan di rumahnya, tentu saja sempurna.

"Tapi kenapa? nenek bahkan tak pernah bicara denganku."

"Entahlah, bibi juga tidak tahu. Tapi tenang saja, bibi akan ikut denganmu." setidaknya kalimat bibi Yoon mampu menenangkan Jisoo dengan kalimatnya.

Ayolah, siapa yang mau kembali ke tempat dimana mimpi-mimpi burukmu semuanya berawal? Jisoo akan menjadi orang paling bodoh jika ia dengan senang hati kembali ke rumah itu dan berharap kakek dan neneknya -terutama Soojung- menjadi perhatian dan menyayanginya.

"Baiklah."

_

Mobil bibi Yoon sudah memasuiki pekarangan rumah megah nan mewah tersebut, Jisoo was-was terhadap kehadiran Soojung, ia bisa saja muncul dari manapun dan menyeretnya ke ruang mesin cuci dengan menjambat rambutnya. Jisoo kembali menggelengkan kepalanya, mencoba mengusir kenangan pahit serta kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi padanya.

"Ayo."

Jisoo sampai tidak sadar jika bibi Yoon sudah mematikan mesin mobilnya, ia turun dari mobil dan berjalan beriringan dengan bibinya.

"Nona muda, Nyonya Kim menunggu nona Jisoo di beranda belakang rumah." ujar bibi Han sambil tersenyum memandang Jisoo, begitu pula Jisoo merasa lega melihat bibi Han baik-baik saja.

Hanya saja Jisoo heran, rumah ini terasa lebih sepi dari biasanya, ia juga tak melihat paman Moonki juga Soojung. Namun itu sedikit membuat Jisoo bersyukur, sungguh ia tak mau terlibat lagi dengan Soojung. Bibi Yoon kemudian mengantar Jisoo ke beranda belakang rumah, disana ia melihat neneknya yang duduk di kursi roda sambil tangannya yang memegang sebuah kotak.

"Ibu, Jisoo ada disini." seru bibi Yoon.

Jisoo sedikit gugup ketika neneknya beralih menatapnya, bibi Yoon mengisyaratkan Jisoo mendekat dan duduk di kursi di samping neneknya.

"Tidak apa-apa, bibi tunggu di dalam ya."

Jisoo hanya mengangguk, ia pun mendekat dan berdiri di samping kursi roda neneknya.

"Kenapa berdiri terus? Kau pikir nenek akan menggigitmu?"

Jisoo kemudian duduk di kursi samping neneknya dengan sedikit kaku.

The Miracle We Meet ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang