"Oaahhhhmmmmm..." Hai teman. Hehe maaf sedikit berantakan diriku pagi ini.
Namaku Dinara Amelia Rosa, tapi biasa dipanggil Dinara atau Dinar. Umurku 21 tahun. Tubuh dengan tinggi yang semampai (semeter tak sampai) wkwk. Kulitku berwarna kuning langsat, ya kulit khas orang Asia. Aku bingung ingin deskripsikan diriku seperti apa.Akupun beranjak dari tempat tidurku. Merapihkan rambut yang seperti singa ini dan melipat selimut tidurku dengan rapi.
Tok..tok...tok suara ketukan pintu.
"Ka Dinara.. Bangun udah siang. Ayo kita sarapan" Ucap seseorang dari balik pintu."Iyaaaaa ini udah bangun" jawabku.
Perempuan itu Dania, adikku. Berbeda dengan penampilanku. Ia tinggi dengan kulitnya yang putih, Wajahnya yang cantik. Mungkin bisa membuat laki-laki berdegup ketika didekatnya.
Akupun bergegas menuju kamar mandi, dan setelah itu bersiap-siap dengan mantel dinginku.
---
"Tumben, biasanya bangun pagi." Ucap seorang wanita paruh baya ketika melihatku keluar dari kamar. Wanita itu Ibuku. Ibu masih terlihat muda loh walau umurnya sudah memasuki kepala 4."Iya nih semalem aku pulang agak larut bu."
Akupun duduk di sebelah pria dengan kemeja kotak dan kopi hitam hangat di tangannya. Yap, Itu Ayahku.
"Emangnya Ka Dinar darimana?" Tanya Dania
"Hae-Bi ngajak aku ke lokasi syutingnya. Dan itu agak jauh dari Hanam." Jawabku
---
Saat ini aku tinggal di Hanam, salah satu kota di Korea. Sudah 2 tahun aku tinggal disini. Pekerjaanku adalah seorang penulis di Korea. Beberapa sudah menjadi sebuah drama. Ya walaupun masih mini series. Ayah juga ada pekerjaan yang mengharuskan kami sekeluarga untuk pindah. Adikku juga melanjutkan sekolahnya di sini.
•
•
•Ting.. Tong
Bel rumah kami pagi itu berbunyi."Tunggu.. tunggu biar aku yang buka" Ujar Dania.
Daniapun berlari kecil menuju pintu tersebut.Dari gerak-geriknya yang bersemangat, aku sedikit menduga.
"Hae-Bi Oppa sudah datang." teriak Dania
Cowok itu berjalan masuk ke dalam rumah.
Yap, Benar saja itu Hae Bi.
Nam Hae Bi, Cowok Korea berusia 23 tahun. Seperti cowok Korea biasanya,Kulitnya putih, matanya sipit dan dengan rambut poni 5:5 ciri khasnya. Ia seorang aktor dan juga penyiar radio. Ia cukup tampan, memiliki banyak penggemar dan disukai semua orang (Termasuk Dania). Aku dan Hae Bi bertemu saat ia akan memerankan salah satu karakter dalam novelku, dan setelah itu kami akrab dan menjadi teman baik. Ia sudah seperti
kakak untukku."Annyeong hasimnikka Dinara." Sapa Hae Bi
Hae Bi pun salim dengan Ayah dan Ibuku. Terlihat lucu bukan? ya memang, Hae Bi sangat menyukai Indonesia, bahkan ia memintaku untuk membantunya berperilaku seperti orang Indonesia pada umumnya. Hae Bi juga mampu menguasai Bahasa Indonesia dengan cepat, walaupun setiap katanya sering terbalik.
"Keureonde.." Ucap Hae Bi perlahan
"Kenapa? Belum sarapan?" Tanyaku
"Hehe iya, Hae Bi belum makan." Jawabnya sembari menggaruk garuk kepala.
"Ah kamu mah kesini udah pasti numpang sarapan" Kataku
"Udah duduk di meja makan, ibu buatkan roti sandwich." Kata ibu.
"Ter-i-ma kasih ibu." Jawab Hae Bi yang tersenyum-senyum ke arahku.
Hae Bi memang sering datang pagi untuk ikut makan. Katanya masakan ibu enak, padahal dia hanya ingin numpang makan.
---
Selesai makan aku dan Hae Bi berpamitan. Dan pergi menuju mobil Hae Bi.
Sesampainya di mobil...
"Jadi kita mau kemana?" Tanyaku
"Temani aku untuk pemotretan dulu ya. Setelah itu kita makan semangkuk jajjangmyeon"
"Ne." jawabku
Menemani Hae Bi untuk kegiatannya memang kebiasaanku, di sela waktu kosong dan untuk mencari inspirasi juga. Orang-orang sering mengira aku ini asisten pribadinya Hae Bi. Padahal ia tidak pernah memberiku gaji, tapi memang benar si untuk menentukan pakaian aja Hae Bi bertanya dulu ke aku. Dan aku terbiasa dengan sebutan Asisten artis tersebut.
setelah itu Hae Bi mulai mengendarai mobilnya.
---
Hanam merupakan kota yang bagus, banyak inspirasi cerita yang ku dapatkan.
Walau terkadang aku masih merindukan Indonesia. Mungkin nanti setelah Dania lulus, aku dan keluarga akan kembali ke Indonesia.*
Diperjalanan"Mmm.. Dinara, apa kamu jadi untuk pergi ke Indonesia?" Tanya Hae Bi
"Aku masih mikirin itu." "Ntah Ayah, Ibu dan Dania aja yang kembali. Atau aku harus kembali juga." sambungku.
Akupun mengambil sebuah dompet yang ada di dalam tas. Membuka dompet itu dan melihat foto yang ada didalamnya.
Hae Bi melirik ke arah foto itu.
"Aishh.. Kamu membuka foto itu lagi." Ucap Hae Bi
"Tolong kasih tau aku, siapa yang ada dalam foto itu." Sambungnya.
"Nanti" Jawabku.
"Kapan? Setiap kali kamu lihat foto itu entah menangis atau tersenyum. Itu buatku penasaran tau." Ucapnya dengan kesal
Aku tertawa melihat wajah kesal Hae Bi, tersenyum melihat foto yang ada di tanganku. Terlihat beberapa murid saling bergaya dengan seragam SMA.
"Sudah kamu fokus nyetir aja, nanti sore aku ceritain semuanya" Kataku sambil menyimpan kembali dompet tersebut
"Ne arrasseo" Jawab Hae Bi dengan semangat
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELOUS
Teen Fiction"kenapa ketika aku berharap pada mu, aku harus menerima kau pergi?" -Dinara • "Tugas ku belum selesai untuk menjagamu, aku disini, Tapi kamu yang membuatku berubah" -Al • "Karena kamu adalah sahabatku" -Bintang • "Pandangan ku tertuju padamu, Ya be...