"Masih di sini, dengan perasaan yang sama.
Menunggu sebuah kepastian. Berharap masa-masa itu kembali. Dengan cerita manis dan penuh kebahagiaan.
Yang pernah berlalu dan akan hadir kembali."***
"Gimana? Pemotretannya lancar?" tanyaku pada Hae Bi
"Ne. Semua sudah beres."
Aku membantu Hae Bi merapikan beberapa perlengkapannya, sambil menunggu ia berganti pakaian.
"Nih tas mu, yuk kita pergi cari makan" Ajakku."Tunggu dulu.. kita jalan kaki aja gimana?"
"Udah lah naik mobil aja, aku gak mau ya nanti waktu makannya kepotong gara gara banyak yang minta foto sama kamu di jalan." gerutu ku
"Belum lagi kalo nanti ada sassaeng fans yang tiba tiba datengin kamu." sambungku.
Hae Bi pun tersenyum, mengeluarkan kotak kacamata dan topi dari dalam tasnya.
Ia memakai kacamata hitam dan topi tersebut.
"Nah kalo begini kan gak ada yang tau" Ucap Hae Bi.
Belum sempat aku berkata Hae Bi sudah menarik tanganku dan pergi meninggalkan kantor itu.
---Hae Bi sangat menyukai jalan kaki, katanya hal seperti ini udah lama banget gak dia lakuin semenjak jadi artis.
Aku dan Hae Bi berjalan menyusuri kota ini. Sambil melihat beberapa restoran dengan logo Halal.
Memang susah tapi sebenarnya aku sudah punya restoran yang biasa menjadi tempatku makan. Kali ini Hae Bi mengajakku mencari lagi restoran halal yang lainnya.
Sekitar sejam aku dan Hae Bi mengunjungi beberapa restoran, tapi belum ketemu juga.
"Hae Bi-ya aku udah capek tau jalan kaki, perut udah laper juga" keluhku
"Cari taksi aja dan kita ke restoran yang biasa aku makan" sambungku
"Baru jalan sebentar saja, kamu sudah capek. Seharusnya kamu ku panggil hal-mo-ni" Ucap Hae Bi
Akupun mencubit lengan Hae Bi. ia pun meringis kesakitan
"Ne Mianhae. ayo kita cari taksi" Ucapnya sambil mencoba melepaskan cubitanku.
setelah itu Hae Bi menurut dan mencarikan taksi.
*
Ruri Yeppeu's CookingAku dan Hae Bi pun sampai di Restoran biasa ku datangi. Kami berdua melepaskan alas kaki kami dan aku masuk duluan ke dalam.
"Assalamualaikum" Salamku ketika memasuki restoran tersebut.
"Waalaikumussalam. Eh Dinara, apa kabar?" Sapa wanita itu kepadaku.
"Iya bu Ruri, baik bu." Jawabku.
Bu Ruri ini orang Indonesia asli loh. Masakan khas Indonesia bisa ditemuin di sini. Ditambah Bu Ruri juga jago membuat mie khas Korea(Jajjangmyeon)
Bu Ruri tinggal berdua dengan anaknya yang bernama Tama , ia melanjutkan kuliahnya di Korea dan setelah pindah ke sini, Bu Ruri membuka usahanya.
"Kamu sama siapa?" tanya Bu Ruri
"Sama Saya bu" Kata Hae Bi yang masuk dan membuka kacamata hitamnya.
"Haduh ada artis besar mampir kesini." "Kayaknya bahasa Indonesia mu sudah mulai lancar ya?" sambung bu Ruri.
"Bu Ruri berlebihan deh, ini semua kan berkat Dinara yang ajarin aku." jawab Hae Bi.
"Woy!!! jangan lupa gue juga yang ngajarin" celetuk Tama dari balik tirai dapur.
"Aigo.. anak ini ikut-ikutan aja."
Hae Bi dan Tama memang sudah kenal, bahkan sebelum bertemu denganku. Mereka berdua bersahabat baik. Tapi Hae Bi mau belajar bahasa ketika ia bertemu denganku.
"Yaudah kalian duduk dulu. Nanti Tama anterin dua jajjangmyeon spesial buat kalian" Ucap Bu Ruri.
Aku dan Hae Bi pun memilih meja untuk tempat kami makan.
"Sekarang, saatnya kamu kasih tau aku siapa yang ada di foto itu!" Tanya Hae Bi.
Akupun terdiam.
Foto ini dan dia
saat 4 tahun yang lalu...
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELOUS
Teen Fiction"kenapa ketika aku berharap pada mu, aku harus menerima kau pergi?" -Dinara • "Tugas ku belum selesai untuk menjagamu, aku disini, Tapi kamu yang membuatku berubah" -Al • "Karena kamu adalah sahabatku" -Bintang • "Pandangan ku tertuju padamu, Ya be...