Habibie

7 1 0
                                    

"Hai Rin," sapaku kepada Arin

"Eh iya, kok kamu follow dua akun aku sih?" Tanya Arin

Aku duduk dan meletakkan tasku, "Kenapa salah ya?" Tanyaku kembali

"Gak salah si, tapi pilihan kamu buat follow kedua akun aku itu udah tepat" Jawab Arin. "Akun yang satunya itu untuk akun spam punyaku rin" sambung Arin

"Dasar alay, pake akun spam segala" Cetusku. "Yee biarin" jawab Arin

Kegiatan sekolah berlangsung seperti biasa, aku mengenal guru dan teman baru.  Mereka semua memiliki karakter yang berbeda. Ada Zima si cewek cantik dan katanya paling jenius, Mike blasteran Jawa-Jerman yang paling putih, Monaco sisipit dari Tionghoa yang hobby jualan pulsa di kelas dan Adit yang katanya brandal kelas IPA dan yang paling ditakutin seAngkatan jurusan IPA.

Memilih pindah ke Jakarta tidak membuatku menyesal, justru dari sini aku mendapat teman baru dan belajar memahami mereka. Tidak seperti waktu di Bandung, selama bertahun-tahun Home schooling dari Ayah dan Ibu membuatku tidak memiliki teman.

Tapi sekarang berbeda, aku merasa tidak lagi merasakan kesepian.

***

Hari-hari terus berlalu, Aku mulai masuk estrakulikuler seperti yang lainnya. Pergi ke kantin bersama teman-teman.

Dan siang itu..

Waktu pulang sekolah sudah tiba, Arin mengajakku untuk jalan-jalan. Aku sudah mengabari Kenta untuk tidak menjemputku. Aku dan Arin pergi naik bus dari depan sekolah.

Dan kami berdua pergi ke sebuah toko buku, Arin bilang ada beberapa novel yang ingin dia beli.

"Dinar.. kamu liat-liat aja dulu tiap rak bukunya. Aku mau keliling nyari buku yang aku mau" Ucap Arin

"Oke deh" Jawabku.

Aku berjalan ke arah sudut toko, melihat-lihat buku di sekitarku. Ada satu buku yang aku ambil. Buku itu tidak terlalu tebal, berukuran sedang.

"HABIBIE" yap kubaca judul buku itu.

"Tertarik sama buku itu?"

Aku terkejut, tiba tiba ada seseorang persis di belakangku.

"Eh engga kok, ini baru aku liat-liat aja" Jawabku sambil menoleh ke arah suara itu.

Dia tersenyum, lalu berdiri tepat di sampingku. Seorang lelaki, mungkin berusia sekitar 20tahun atau sepantaran sama Kenta. Tubuhnya tinggi dan mengenakan jaket putih. Kulitnya tidak terlalu putih tapi wajahnya manis.

"Coba kamu baca buku itu, bukunya bagus" sambungnya

"Kakak sudah pernah baca buku ini?" Tanyaku, Aku bingung ingin memanggil dia apa. Yang jelas ia umurnya di atasku.

"Udah, malahan berulang kali" jawabnya

"Buku ini tuh tentang kisah hidupnya Pak Habibie, tentang perjuangannya dan cintanya" Sambungnya lagi.

"Ohh.. Seperti biografi kah?" tanyaku lagi.

"Kurang lebih si... tapi banyak banget pelajaran yang bisa kita ambil"

"Aku yakin kamu gak bakal nyesel deh beli buku ini" Ucapnya lagi sambil tersenyum

Aku berpikir apa dia salah satu sales yang bekerja di sini.

Tidak lama,Arin datang menghampiri kami berdua,

"Eh Dinara? Udah selesai cari bukunya?" tanya Arin. "Mmm..Ini siapa?" Kata Arin sambil menoleh ke arah Cowok di sampingku.

Cowok itu tersenyum kepadaku,
lalu berjalan pergi menuju pintu toko. Sepertinya ia meninggalkan toko buku ini.

"Aku juga gak tau. Kamu udah selesai cari bukunya kan? Yuk bayar" Kataku mengajak Arin. Arin mengangguk.

Buku tersebut akhirnya aku beli. Mungkin daripada bingung harus cari buku yang mana lagi.

Lalu,Aku dan Arin membayar buku yang kami beli, setelah itu Arin mengajakku makan dan menjelang sore aku kembali ke  rumah

MARVELOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang