Chapter 2

764 133 6
                                    

Hinata membuka undangan yang baru sampai pagi ini. Irisnya menjelajah, membaca deretan tulisan rapi yang memenuhi undangan tersebut. Hinata menghela napas, ia meraih pulpen dan melingkari tanggal.

Tanggal 15 April, sehari setelah pernikahan Naruto.

Mengingat pernikahan Naruto membuatnya menghela napas berat. Ia harus segera menerima kenyataan dan mengikhlaskan perasaan sebelum tanggal 14 April, empat hari lagi. Setelah dipikir, ia belum mencari pakaian yang akan ia gunakan untuk menghadiri pesta pernikahan. Hinata mencari pakaian yang pantas di walk in closet.

Deretan kimono, kaos, gaun, dan sepatu tertata rapi di tempat masing-masing. Pilihannya jatuh kepada kimono berwarna ungu lembut dengan corak bunga katsuba dan bunga krisan di bawah dan di ujung lengan kimono. Kimono tersebut dipadukan dengan obi bercorak lambang Hyuuga berpola bunga di belakangnya. Kimono yang melambangkan bahwa dirinya masih berada di keluarga Hyuuga.

Hinata menggantung kimono tersebut sebelum akhirnya berjalan ke kamar mandi. Persiapan untuk acara sudah selesai, saatnya kembali ke rutinitas hariannya.

Mengajar di akademi.

.

.

.

Pusara © Silent_JS

Naruto © Masashi Kishimoto

.

.

.

Hinata membuka kotak bekalnya. Kali ini menu makan siang yang sederhana hanya nasi kepal dan telur gulung. Jam makan siang telah tiba dan para akademisi memutuskan untuk menghabiskan makan siang mereka di kantor, termasuk Hinata. Sudah tiga hari ia mengajar di akamdemi, namun ia masih tidak memiliki teman yang dirasa nyaman untuk diajak bicara. Pada dasarnya Hinata memang seorang yang pemalu ditambah ia yang selama belasan tahun lebih familiar dengan misi membuatnya masih butuh beradaptasi dengan lingkungan akademi.

Adaptasi juga termasuk gunjingan kumpulan akademisi yang bertukar informasi mengenai berita terpanas minggu itu. Tentu saja perkumpulan tersebut dipenuhi oleh wanita yang senang berbicara Panjang lebar hanya untuk masalah yang tidak menyangkut diri mereka sekali pun. Hinata tidak perlu susah-susah mendengar hanya untuk berbaur dengan mereka. Toh suara mereka yang keras terdengar jelas.

"Astaga kau tahu tidak jika Naruto dan Sakura akan menikah dalam tiga hari lagi!" seru wanita bersurai coklat Panjang.

"Aduh Mitsu, itu udah berita lama. Satu Konoha juga sudah tahu apalagi si Uzumaki itu mengumumkannya saat rookie 9 berkumpul." Timpal seorang wnaita lain.

Mitsu menggigit bibir. "Bukan itu masalahnya. Kalian tahu berapa banyak uang yang dikeluarkan calon Hokage itu untuk pernikahannya?"

Seluruh telinga mendekat, penasaran dengan nominal yang dikeluarkan Pahlawan Desa itu. "Dua ratus juta ryo."

Seorang wanita bersurai kuning menggebrak meja. "Hah?! Apa?! Kau bercanda?! Itu banyak sekali!" Mitsu yang kebingungan dengan beragam atensi yang mengarah kepadanya, sibuk menenangkan teman-temannya.

Seorang wanita bersurai kelabu meraih tangan Mitsu. "Astaga! Kau dapat info dari mana Mitsu?"

Di sisi lain, perkumpulan itu pun terpecah. Ada yang sibuk memborbardir Mitsu dengan pertanyaan mengenai kevalidan info yang ia utarakan, ada yang kini mempergunjingkan Naruto dan membuat spekulasi sendiri mengenai asal muasal uang itu.

"Itu setara dengan misi kelas S! Dia gila?!"

Seorang wanita bertubuh gempal menyahut. "Itulah hak khusus jika kau menyelamatkan satu desa ini."

PUSARAWhere stories live. Discover now