~Tak Terduga~

16 1 0
                                    

Semoga tidak ada hal buruk
terjadi..

Memandang kota indah Tokyo dari atas bukit gedung memang sangat mengasyikan, meskipun disini merupakan kawasan perkuburan.

Batu nisan memenuhi bukit ini sampai puncak nya.

Menghabiskan waktu di tempat ini tidak membosankan, terlebih nan jauh di sebelah timur terlihat stadium Olimpic berdiri dengan megahnya.

Sementara gedung-gedung pun tak ketinggalan menebar indah pesona kota Tokyo.

Aulia sendiri larut dalam obrolannya sampai akhir nya dia menceritakan semua masalah dan uneg-unegnya pada Riliya.

Puas menikmati suasana indah pemandangan kota Tokyo, Riliya mengajak Aulia menghabiskan waktu malam nya di Club, jalan yang dipenuhi dengan pusat-pusat hiburan malam.

Astaghfirullah..

"Jadi itu, sebab nya Lo pindah dari apartemen mewah ke apartemen gue?" Kata Riliya sambil berjalan menuju bar, lalu duduk memesan minuman.

Aulia harus mendengarkan dengan saksama kata-kata Riliya, karena musik diruangan diskotik cukup keras.

Dengan sekali teguk Riliya pun menghabiskan minumannya yang berbau alkohol.

Sementara Aulia sibuk melihat Riliya dan sekeliling nya karena merasa tidak nyaman.

"Dari mana kamu tahu aku pindah dari apartemen?"

Riliya tertawa renyah, lalu mendekatkan wajahnya ke arah Aulia.

"Mudah, info ini gue dapet dari pegawai diapartemen. Mereka memberikan semua data-data penyewa, karena gue pemilik apartemen yang sekarang Lo tempatin".

Aulia melongo mendengar kata-kata Riliya

"Serius?"

Riliya mengangguk, lalu memanggil bartender untuk menambahkan minumannya.

"Lo nggak minum?"

"Tidak, aku nggak minum minuman keras"

Riliya tertawa tiba-tiba. Setelah tawanya reda, ia melanjutkan penjelasannya yang tertunda.

"Aulia, meskipun gue masih berstatus mahasiswa, tapi otak bisnis gue masih jalan. Apartemen itu gue beli dari pemiliknya karena bangkrut. Malah, sekarang gue sedang merencanakan dan mengumpulkan uang untuk merenovasi apartemen itu agar menjadi apartemen yang mewah. Jadi, bisa sebagai investasi di hari tua kelak. Dan Lo pasti berfikir, kenapa gue mau berbagi satu kamar dengan Lo, padahal gue yang punya apartemennya". Jelas Riliya panjang lebar kali tinggi :v

Aulia dengan masih seriusnya dan langsung mengangguk cepat, Ia memang tak mengerti dengan jalan pikiran Riliya.

Riliya menyulut rokok. " Itu karena gue ingin cepat bisa mengumpulkan uang. Lagi pula, kamar itu memang jarang gue pake. Lo liat sendiri, kan? Gue keapartemen itu kalau gue mau mandi, ganti baju atau cuma istirahat sebentar. Jadi bisa di bilang, gue perlu kamar itu cuma untuk nyimpen barang-barang gue aja".

Aulia mendengar semua perkataan Riliya dengan takjub. Rasanya tak masuk akal jika Riliya sampai punya pemikiran seperti itu.

Lalu Riliya melanjutkan bicaranya.

" Lagi pula, gue udh bosen jadi orang miskin terus. Di Korea, papa gue cuma seorang juru masak disebuah restoran. Sedangkan Mama gue cuma jadi IRT aja, Karena udh tua. Hari demi hari kami lalui dengan menyakitkan. Tapi gue bersyukur masih bisa menyelesaikan sekolah dan bisa kuliah.

Riliya memutar mutarkan jarinya di bibir gelas, lalu melanjutkan kata-katanya

"Gue pindah kesini dan bekerja dengan keras. Tapi yang jelas bukan kerja sepertimu, jadi kasir di fast food yang gajinya kecil dan gak akan bisa memenuhi semua kebutuhan kita sebagai perempuan, parfum mahal, fashion paling trendy, jalan-jalan ketempat mewah sampai bisa beli apartemen butut itu".

Aulia mulai penasaran dan tergelitik untuk bertanya

"Memangnya kamu kerja di mana?"

"Di sini!"

" Di sini? Sebagai apa? Manager?"

Riliya menggeleng, "sebagai..., Itu," telunjuknya menunjuk panggung.

"Sebentar lagi pertunjukannya dimulai, Lo liat saja, nanti"

Mata Aulia Pun mengarah ke atas panggung. Dilihat nya seorang wanita dengan berambut pirang sedang menari-nari dengan gaya erotis di atas panggung.

Kemudian satu demi satu kain pembungkus tubuh nya dilemparkan ke bibir panggung sambil terus menari.

Akhirnya kain-kain di tubuhnya dilepas semua, dan mereka pun di sentuh sana sini dengan banyak pria, lalu setelah nya mereka di sewa satu malam oleh lelaki.

"Itu...kan...," Aulia tak dapat melanjutkan kalimatnya. Ia hanya terpaku ditempatnya.

Matanya tak berkedip melihat perempuan itu kini mulai turun dari panggung sambil terus menari nari dengan indah dan mulai mengambil dolar demi dolar di tangan pengunjung laki-laki.

"Kamu..,kamu bekerja...seperti itu, Riliya?"

Riliya dengan santai menghisap rokoknya

"Ya, kenapa? Lo berminat? Gue bisa aja mengusahakan agar Lo bisa diterima disini, gue sangat kenal dengan managernya. Gimana?"

Aulia sempat tak percaya dengan jalan pikiran bodoh Riliya itu, Ia menjadi marah dan kesal. karena merasa di lecehkan, Ia pun bangkit dari duduknya.

"Menjijikan! Aku mau pulang!" Ujarnya.

Dengan mata berkaca-kaca dan kekesalan didada, Aulia pun pergi meninggalkan Riliya seorang.

Gimana ceritanya? Masih suka?

Maaf yah! Author baru bisa up
Author sibuk banget tau😅

Tapi Alhamdulillah banget sih kalau kalian masih nunggu ceritanya, author jadi semangat😊

Jangan lupa kritik saran nya!

Jangan lupa meninggalkan jejak😍

Follow Ig @indahagusvi dan wt @indahagusvina yah 😄

Salam manis dari author🤗

Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama❤

Menuju CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang