Ya Allah hilangkan prasangka
buruk ini..Aulia menghempaskan diri ke atas tempat tidur. Rasa capek yang menghadiri seluruh tubuh nya membuat enggan melepaskan seragam kerja nya. Yah, sudah dua bulan ia bekerja part time di sebuah restoran fast food sebagai kasir.
Itu semua berkat bantuan Laura, sehingga iya bisa langsung mendapat kan pekerjaan itu.
Dan sudah tiga bulan ia pindah dari apartemen mewah nya dan sekarang menempati apartemen murahan di mana ia harus membagi kamar dengan orang lain.
Ditambah dengan para penghuni nya yang tak tahu tata Krama.
Padahal Laura sudah menyarankan untuk homestay di keluarga Jepang, tapi Aulia tak mau terikat dengan orang lain.Huh! Alangkah sulit nya menjadi miskin, terlebih dinegara orang lain. Aulia yang kerjaan nya cuma belajar, hura-hura, shoping ke mal-mal bersama Laura dan teman-teman sekampus nya, atau sekedar jalan-jalan seputar Tokyo yang indah, sekarang harus kerja keras untuk biaya kuliah, makan dan apartemen yang jauh dari kampus.
Dan baru sekarang juga Ia baru sadar ternyata hidup di Jepang itu serba mahal. Seperti hari ini, Ia cuma makan mie instan saja demi mengirit pengeluaran.
MasyaaAllah, betapa perih nya kalau kini Ia harus mengikhlaskan semua kebiasaan nya yang dahulu serba mewah, memang sudah qadarullah.
Pintu kamar terbuka dan seorang perempuan berambut pirang berpakaian serba mini masuk ke dalam kamar.
Mulut nya komat Kamit mengunyah permen karet, sementara di jari nya terselip sebatang rokok.
'nih cewek kok begitu banget yah', batin Aulia
'Biasa nya yang tampilan nya begitu tuh cewek gak bener', pikir Aulia
'astghfirullah, positife thinking Aul'
Sambil terus menatap perempuan yang tak lain adalah teman sekamar nya.
Sudah mau tiga bulan mereka satu kamar, tapi hanya bicara seperlu nya saja, karena perempuan ini seperti nya menganggap kamar ini hanya sebagai tempat persinggahan, mandi, ganti pakaian dan berdandan lalu cabut!
Dan Aulia hanya tahu kalau perempuan itu bernama Riliya.
Merasa di perhatikan, Riliya balas menatap Aulia, Aulia sontak kaget dan cepat-cepat mengalihkan pandangan ke arah lain.
Tak disangka Riliya berjalan ke arah nya dan duduk disamping Aulia dan tersenyum, memalingkan wajah nya sejenak untuk membuang asap rokok.
"Sorry, sudah dua bulan kita satu kamar, tapi tak pernah saling bicara serius. Yah, itu karena gue terlalu sibuk bekerja sampai-sampai tak sempat kenal dengan mu. Lo mahasiswa MC Gill?",ujar nya lalu menatap Aulia.
"Iya benar, kok kamu tahu?"
Riliya tersenyum. "Tentu saja gue tahu, seragam MC Gill itu sudah mau 3 bulan tergantung disitu", kata nya sambil menunjuk ke arah gantungan baju.
Aulia pun tersenyum malu, karena ia baru saja ingat kalau seragam nya itu sudah mau tiga bulan belum di cuci. Dulu pas masih serba mewah, Aulia selalu melaundry pakaian nya.
"Lo sendiri mahasiswa juga?"
"Ya, gue juga kuliah di MC Gill, tapi gue ambil Manajemen".
Aulia ber-oh ria mendengarkan perkataan nya
"Oh iya, gue dari Amerika, kalau Lo?"
"Aku dari Indonesia,tepat nya di Jakarta"
"Hmm.. nanti ini kamu ada acara nggak?"
"Kayak nya enggak sih, emang kenapa?"
"Bagaimana kalau kita jalan-jalan?" Dengan ekspresi muka yang memelas agar permintaan nya gak di tolak.
"Tenang, gue yang traktir nanti, gimana?"
Aulia tampak berfikir sejenak, "Hmm.."
Dengan sedikit ragu Aulia menjawab, "yaudh deh kalau kamu memaksa"
"Oke sip,anggap aja ini tanda sebagai pertemanan kita yah, yaudh lo siap-siap sana, gue mau mandi dulu"
Aulia pun mengangguk dan langsung siap-siap.
'semoga tidak terjadi hal buruk ya Allah' batin Aulia.
Gimana dengan part ini? Masih suka dengan cerita nya?
Kritik dan saran kalian sangat membantu
Awas! Typoo bertebaran di mana-mana
Jangan lupa meninggalkan jejak :')
Jadikan Al-Qur'an sebagai utama❤
Salam Author..😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Menuju Cahaya
SpiritualAulia tenggelam dalam dunia gelap Tokyo karena harus mencari uang biaya hidup dan kuliah nya di negeri orang. sejak perusahaan yang dipimpin papanya dilikuidasi karena bangkrut, Aulia tidak lagi mendapat kiriman dana dari papanya. Ketika sedang kesu...