07| Iblis yang bertopeng

131 20 0
                                    

Sekelebat bayangan itu datang di otak Ara, Ara membuka kedua matanya dan melihat Jungkook memejamkan matanya sambil terus mencium dirinya. Tatapan Ara kosong raga memang di situ, tapi jiwanya hilang entah kemana. Jungkook menghentikan ciumannya dan matanya menatap kedua mata Ara yang sedang menatapnya kosong. Jungkook mengernyitkan dahinya menatap bingung Ara.

"Ara!" panggil Jungkook, namun Ara tak menjawabnya. Dia masih terdiam membuat Jungkook semakin bingung. Jungkook mengibaskan tangannya di depan wajah Ara dan Ara tetap diam. Tak lama kemudian, mata Ara tertutup dan tubuhnya langsung jatuh di dekapan Jungkook. Jungkook terkejut dan menggendongnya ke arah sofa, ia menghubungi dokter pribadinya untuk datang ke kantornya.

Tak selang beberapa saat dokter yang di hubungi Jungkook masuk ke dalam ruangannya, Jungkook memberinya perintah untuk memeriksa keadaan Ara. Sudah dua kali Ara pingsan dan itu tidak berlangsung dalam dua puluh empat jam. Sebenarnya ia cukup khawatir saat melihat wajah pucat Ara, tapi egonya menutupi semuanya. Ia tidak lagi menyiksa Ara seperti sebelumnya, ia ingin bermain-main dengan Ara yang memang sangat cantik dan Jungkook ingin merasakannya.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Jungkook setelah dokter selesai memeriksa Ara.

"Ia terlalu stress, tubuhnya tidak ada asupan makanan dan juga ia sedikit mengalami shock. Aku sudah membuatkan resep obat untuknya dan aku harap ia tidak membebankan pikirannya untuk sementara. Kau bisa memberinya cuti, mungkin ia terlalu stress dengan pekerjaannya," jelas sang dokter yang di balas anggukan oleh Jungkook, ia menatap wajah Ara yang memejamkan matanya.

"Kau memang cantik! Tapi, kau telah membuatku membencimu. Coba saja kita di di satukan sseperti ini, mungkin saja aku akan jatuh hati kepadamu," gumam Jungkook mengusap lembut pipi Ara. Jungkook mencium lama kening Ara sebelum ia menyampirkan jas nya sebagai selimut untuk Ara.

Jungkook sedang berkutit dengan beberapa kertas di mejanya, sesekali ia melirik ke arah Ara yang masih belum sadar juga. Jungkook menghela nafas panjang dan memijat kepalanya yang terasa pening. Pikirannya mulai kacau, ia tidak bisa membiarkan Ara berada di dalam ruangannya. Itu membuat fokusnya hilang, Jungkook membuka lemari es kecil di dekat sofa tempat Ara, ia meneguk minuman dingin untuk menenangkan pikirannya. Jungkook terkejut saat mendengar rintihan Ara.

"Jangan pergi! Jangan berubah! Kau sudah berjanji untuk selalu bersamaku, tapi kenapa kau malah pergi," isak Ara membuat Jungkook menghampirinya dan mengusap puncak kepalanya.

"Tenanglah, aku di sini bersamamu," bisik Jungkook membuat Ara kembali tenang, Jungkook tersenyum kecil dan mengusap jejak air mata di pipi Ara. Jungkook dapat melihat seberapa rapuhnya wanita ini, ia ingin tahu ada apa sebenarnya dengan Ara.

"Kenapa kau selalu mengatakan jangan pergi? Ada apa sebenarnya?" gumam Jungkook. Ara mulai membuka kedua matanya dan Jungkook langsung beranjak dari tempatnya menuju ke arah kursinya. Ara memegangi kepalanya dan itu tidak luput dari penglihatan Jungkook. Ara memejamkan matanya dan mulai menurunkan kedua kakinya ke lantai.

"Akhirnya kau sadar juga! Kau membuatku susah!" seru Jungkook membuat Ara terkejut, ia menatap tempatnya sekarang dan ia tangannya memegang jas Jungkook. Ara terkejut saat mengetahuinya, Jungkook langsung merampas jas nya dari tangan Ara.

"Aku kenapa?" tanya Ara yang memang tidak mengingatnya sama sekali.

"Kau pingsan dan itu sangat merepotkanku!" titah Jungkook.

"Maaf," cicit Ara yang di balas senyuman miring oleh Jungkook. Jungkook mendekatkan tubuhnya ke arah Ara. Ia menahan bahu Ara dan mengunci tatapan Ara, tapi Jungkook terkejut saat melihat betapa indahnya manik mata milik Ara. Jungkook yang terkunci dengan tatapan lembut Ara.

"Mau apa kau?" suara Ara menyadarkannya.

"Ayah meminta kita untuk menginap di rumahnya dan aku ingin kau berakting di hadapan mereka nantinya! Ingat kau tidak boleh mengatakan tentang Heori yang menginap atau pun sekretarisku!" ujar Jungkook membuat Ara tersenyum kecut. Ara bangkit dari duduknya, namun tubuhnya tidak seimbang membuat hampir terjatuh kalau Jungkook tak menahan tubuhnya. Jungkook memeluk erat pinggang Ara dan merepatkan tubuh mereka, Ara mencoba untuk melepaskan diri, namun tidak bisa, karena tubuhnya masih lemas.

"Kau merepotkanku saja!" kesal Jungkook membuat Ara memejamkan matanya.

"Maaf dan terimakasih untuk tadi," ucap Ara mencoba melepaskan pelukan Jungkook, namun Jungkook tak kunjung melepasnya.

"Terimakasih saja tidak cukup," balas Jungkook membuat Ara mendongak menatapnya.

"Lalu?" bingung Ara.

"Dengan ini," Jungkook kembali mencium Ara, namun kali ini ciumannya itu begitu lembut membuat Ara memejamkan matanya dan meremas kemeja yang di pakai Jungkook.

***

Kali ini Ara satu mobil bersama Jungkook, karena mereka akan langsung ke rumah ayah Jungkook. Ara hanya terdiam menatap jalanan di malam hari yang kebetulan juga sedang turun hujan, tubuhnya cukup kedinginan, karena penidingin di mobil Jungkook di hidupkan, padahal di luar sedang turun hujan yang cukup deras. Ara memeluk tubuhnya sendiri, beberapa saat kemudian Jungkook mematikan pendingin dan menarik tubuh Ara ke dalam dekapannya. Ara tersenyum kecil merasakan tubuhnya begitu nyaman di dekapan Jungkook.

"Anggap saja ini sebagai hadiah untukmu yang akan berakting nanti," ujar Jungkook membuat senyum Ara memudar. Ara menarik tubuhnya dan memilih kembali menatap ke arah jalanan.

"Kita sudah sampai!" seru Jungkook dan keluar dari mobil, ia mengitari mobilnya dan membukakan pintu untuk Ara. Ternyata akan di mulai, Ara melihat ayah dan ibu Jungkook tersenyum melihat kedatangan mereka, apalagi Jungkook memeluk mesra pinggangnya. Sudah sangat meyakinkan kedua orang tuanya kalau mereka berdua sangat bahagia.

"Akhirnya kau membawa menantu Ibu yang cantik ini ke sini juga!" ujar senang ibu Jungkook langsung menghampiri Ara dan memeluk erat tubuh Ara.

"Kau terlihat bertambah kurus saja? Apakah Jungkook melukaimu?" tanya ibu mertuanya membuat Ara menggelengkan kepalanya.

"Tidak, Ara hanya kurang bernafsu untuk makan," jujur Ara membuat mertuanya itu mengembangkan senyumnya dan menariknya masuk ke dalam di susul oleh suami dan putranya.

"Kau pasti akan menyukai masakan Ibu dan kau harus makan yang banyak!" ibu Jungkook mengambilkan nasi untuk menantunya dan Ara hanya mengerjap melihat porsi yang begitu banyak di piringnya.

"Ibu, itu kebanyakan dan Ara tidak akan sanggup menghabiskannya," ujar Ara yang di abaikan oleh mertuanya itu.

"Pokoknya Ibu ingin semua lauk dan nasi habis!" seru mertuanya membuat Ara menelan ludahnya, ia tidak akan bisa menghabiskannya.

"Kita makan berdua saja!" seru Jungkook mengambil alih piring Ara dan menyendokkan nasi, Jungkook menyuapi nasi ke arah Ara dan dengan ragu Ara menerima suapannya itu.

"Wah, akhirnya kalian bisa seperti ini juga. Ayah ikut senang melihat kalian seperti ini," ujar tuan Jeon. Jungkook tersenyum sambil menatap tajam Ara.

"Kita selalu seperti ini, jika di rumah," jelas Jungkook yang berbohong. Tapi, Ara hanya bisa menganggukkan kepalanya menyetujui ucapannya saat merasakan Jungkook meremas kuat tangannya.

TBC...

Let Go | Jjk✓ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang