11| Kedua matamu

134 18 0
                                    

Ara memasuki pekarangan rumahnya setelah langit berubah menjadi gelap, ia masih berbincang dengan Jimin. Ternyata Jimin adalah orang yang sangat mengasikkan dan mereka langsung terhubung ke dalam percakapan yang menarik. Ara juga di antar oleh Jimin, lelaki itu memaksanya untuk mengantarnya dan akhirnya Ara menerima tawarannya saat melihat wajah memelas darinya membuat Ara tidak enak untuk menolaknya.

"Terimakasih atas hari ini Park Jimin!" seru Ara melambaikan tangannya ke pada Jimin yang melihatnya di balik jendelanya.

"Sama-sama Jeon Ara, sungguh hari ini sangat menyenangkan! Kapan-kapan lagi, kita ke sana lagi dan menghabiskan waktu kita di sana," ujar Jimin dengan senyuman lebarnya.

"Tentu, aku sangat bahagia bisa menghabiskan waktu hari ini bersamamu," ucap tulus Ara.

"Ya sudah, kamu masuk dulu sana! Aku pamit dulu ya?" pamit Jimin yang di balas lambaian tangan dan senyuman lebar yang masih belum memudar di bibir Ara.

Ara memasuki rumahnya dan ia mengetatkan jaket yang ia gunakan, Ara membulatkan matanya saat baru menyadari jaket Jimin masih melekat di tubuhnya. Ara menatap jaket yang di pakainya dan mendesah, ia memukul kepalanya mengetahui kebodohannya ini.

"Kenapa aku bisa bodoh begini? Sampai jaket Jimin pun aku lupakan!" seru kesal Ara. Ia melepaskan jaket Jimin yang melekat di tubuhnya, Ara kembali melangkah, namun ada yang berdiri di hadapannya, ia melihat sebuah sepatu hitam kesayangan Jungkook. Ara mendongakkan kepalanya dan melihat Jungkook berdiri di hadapannya dengan tatapan tajamnya. Namun, Ara hanya mengendikkan bahu acuh, lalu melewatinya. Jungkook menahan lengannya dan menariknya kasar. Ara meronta, tapi hal itu hanya sia-sia, tenaganya tidak sebanding dengan yang di miliki Jungkook.

"Dari mana saja kau? Jam segini baru pulang?" tanya Jungkook setelah melepaskan tangan Ara dan menghempaskan nya ke atas ranjang Ara. Ara cukup meringis merasakan sakit di badan dan kakinya yang terpentok pintu tadi saat masuk ke dalam kamar.

"Bukan urusanmu!" balas Ara membuat Jungkook mengeraskan rahangnya, ia naik ke atas ranjang dan menahan bahu Ara. Ara kembali meringis merasakan remasan tangan Jungkook di bahunya.

"Kau cukup berani juga ya denganku!" desis Jungkook menatap tajam Ara yang enggan menatapnya. Jungkook menarik paksa dagu Ara agar ia menatapnya. Ara memejamkan matanya, ia menahan air matanya yang hampir keluar dari pelupuk matanya. Jungkook terus menatapnya tajam dan mulai kesal, karena Ara tidak mau menatapnya.

"Buka matamu!" marah Jungkook yang di balas gelengan dari Ara.

"Aku bisa berbuat kasar kalau kau tidak mau membuka kedua matamu!" ancam Jungkook membuat Ara perlahan membuka kedua matanya yang terpejam rapat, air matanya mulai berjatuhan dan membasahi pipi. Ara paling tidak suka ada orang yang melihatnya menangis pilu seperti ini. Apalagi Jungkook yang selalu kasar kepadanya, ia tidak ingin menunjukkan sisi lemahnya.

"Kau!" Jungkook terdiam saat menatap dalam mata berair Ara, Jungkook dapat melihat begitu banyak luka di tatapan itu dan yang membuatnya semakin tidak mengerti saat kedua mata Ara seperti kehilangan kilauan nya, ada banyak rahasia yang di rasakan Jungkook lewat tatapan itu dan hatinya terasa nyeri. Mata yang terlihat seperti menghapus sebuah kenangan di masa lalunya, perlahan tangan Jungkook beralih menariknya ke dalam dekapannya.

Ara mulai menangis kencang, ia tidak bisa lagi menahannya. Semakin lama ia akan merasa semakin sakit. Tangan Jungkook perlahan mengusap punggung bergetar Ara, ia bisa merasakan betapa pedihnya suara isak Ara.

"Menangis lah!" titah Jungkook membuat tangis Ara semakin menjadi dan Ara memeluk erat Jungkook, Jungkook sempat menegang merasakan pelukan nyaman dari Ara. Ia tidak pernah merasakan pelukan seperti ini dari siapa pun.

Cukup lama Ara menangis dan kini Jungkook mendengar deru nafas Ara yang normal, ia menurunkan pandangannya dan melihat Ara sudah tertidur. Jungkook tersenyum kecil dan mulai merebahkan Ara di atas ranjang. Ia membuka sepatu Ara dan pandangannya terkunci dengan luka lebam di kaki kiri Ara, ia teringat tadi Ara sempat kepentok pintu saat ia menariknya. Jungkook beranjak keluar dari kamar Ara, ia mengambil kotak obat yang selalu di letakkan di lemari kecil dekat televisi.

Jungkook kembali memasuki kamar Ara dan menutup pelan pintu kamar Ara agar tidak membangunkannya, dengan hati-hati Jungkook menaiki ranjang Ara. Ia mengambil kaki Ara yang terluka, dengan perlahan ia mulai mengobati luka Ara dan meniupnya pelan saat Ara terusik dengan pengobatan yang ia berikan. Setelah selesai, Jungkook menutup kembali kotak obat dan menyimpannya di nakas dekat lampu tidur.

"Kau pasti lelah," gumam Jungkook menarik selimut untuk Ara, ia menatap wajah damai Ara yang sedang terlelap. Perlahan tangannya menyingkirkan anak rambut Ara yang menutupi wajah cantiknya, Jungkook akui Ara memang sangat cantik, lembut dan tulus. Tapi, egonya menutupi semuanya dan membuatnya buta.

"Kau tahu? Kalau saja kita tidak di satukan dengan pernikahan sialan ini! Aku mungkin saja bisa jatuh hati kepadamu! Aku juga baru sadar keberadaanmu di kantor, kalau kita di pertemukan sebelum aku bersama Heori. Aku akan memilihmu," gumam Jungkook membaringkan tubuhnya di sebelah Ara, ia terus menatap wajah cantik Ara, wajahnya mulai mendekati wajah Ara dan ia mencium lama kening Ara. Jungkook sampai memejamkan matanya dan tersenyum kecil, lalu ia menjauhkan wajahnya.

"Aku baru sadar saat menatapmu tadi, di kedua matamu itu telah hilang kilauannya dan aku bisa melihatnya, kau mencoba untuk menghapus sebuah kenang di masa lalu mu. Apakah itu juga yang membuatmu seperti itu? Selalu bermimpi buruk, apakah masa lalu mu itu menyakitkan sampai kau mencoba untuk menghilangkannya?" tanya Jungkook kepada Ara yang sedang tertidur.

"Ah—aku sudah seperti orang gila saja berbicara dengan orang yang sedang tidur," Jungkook menggelengkan kepalanya dan menatap langit kamar yang di tempati Ara.

"Di sini sangat nyaman sekali," gumam Jungkook menaruh kedua tangannya di belakang kepala untuk menopang beban kepalanya, ia menjadikan tangannya sebagai bantal. Jungkook terus terdiam sambil merenungkan segalanya, ia sangat ingin tahu tentang masa lalu Ara. Yang membuat Ara seperti ini. Ia melirik Ara yang mulai tidak tenang dalam tidurnya.

"Apakah kau sedang bermimpi buruk?" tanya Jungkook sambil mengusap lembut pipi Ara.

"Kau meninggalkan jejak yang sangat menyakitkan untukku," lirih Ara di dalam tidurnya, Jungkook terdiam mendengarnya.

"Saat aku mencoba untuk memahami semuanya, semakin lama aku merasakan sakit yang semakin dalam. Kau tahu aku selalu tertidur dengan keheningan yang mendalam," lanjut Ara di susul dengan isakan kecil di bibirnya.

"Sstt! Tenanglah aku di sini!" seru Jungkook menarik Ara ke dalam pelukannya, ia bingung dengan kata-kata Ara. Dia merasa sesuatu yang aneh, tapi ia tidak paham betul itu apa.Yang ia tahu Ara sangat misterius dengan luka dan rahasia yang di simpan olehnya.

TBC...

Let Go | Jjk✓ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang