The World (2)

24 4 0
                                    

Seorang pria berambut berdiri-diri duduk di dalam guild sambil menunggu teman-teman party-nya kembali untuk menjalankan misi yang diambilbya sendiri. Tapi tetap saja, mereka yang ditunggu terlalu lama. Ia pun membuka tab "Status" miliknya.

[Nama: Dionysus Diovalua]

[SP: 311]

[Gender: Laki-Laki]

[Ras: Manusia]

[Job: Fighter]

[Skill: Overtaken, Flare, The World]

[Strength: Physical, Light]

[Weakness: Bullet]

Bullet. Death menggunakan dua buah senapan. Hal ini akan menjadi masalah baginya. Ia pernah mendengar kalau afinitas bisa dinaikkan, tetapi latihan terkena tembak tidaklah terdengar menyenangkan. Ditambah lagi fakta kalau mereka tidak punya Support. Mungkin dia bisa menyarankan itu kepada Lyn untuk mencari Support yang bagus. Lagian, Alvin tidak punya banyak kenalan dan dirinya juga lebih sering latihan sendirian. Dan Thanatia tidak perlu dijelaskan relasinya.

Sembari sedang berpikir, Dio didatangi oleh seorang pria. Pria berpakaian hitam dari atas kebawah. Dio hanya menatap orang itu santai sambil bertanya,"Ada apa, pak?"

Orang itu tersenyum sambil mengambil sebuah kartu. Sekali lagi, Dio menerima kartu nama dari seseorang. Kemarin dia sudah berjumpa dengan salah satu orang yang paling berpengaruh di dunia. Dia tentu saja berpikir tidak akan ada lagi yang membuatnya terkejut.

Dio langsung memuncratkan angin yang ada dimulut hampanya membaca nama itu.

"Dengar. Akan kubuat ini cepat. Aku tahu kau ingin mengalahkannya, tapi kau tidak akan pernah bisa. Jika saja dia masih gila, tentu saja kau bisa. Sekarang, belenggu kesadaran anak itu sudah lepas dan wujudnya yang sebenarnya, yang tidak pernah dirasakan siapapun kecuali mereka para dewa telah bangkit kembali. Jadi, aku mohon, jangan bahayakan nyawamu."

Orang itu langsung keluar dari Guild, meninggalkan Dio yang masih terkejut. Dia tidak mendengarkan perkataan pria itu karena dia benar-benar tidak menyangka kalau orang sepenting itu akan menemuinya. Ketika ia masih belum kembali waras, teman party-nya telah sampai.

"Hei, Dio, kau kenapa?" Lyn membuka percakapan itu. Setelah melihat wajah Dio yang seperti baru saja didatangi hantu, tentu dia akan bertanya. Dio lalu menggeleng, memasukkan kartu nama itu ke sakunya terburu-buru.

"Ah, tidak. Ada tadi orang yang tidak kusangka menemuiku. Dia melarangku untuk menuntaskan dendamku."

"Kau tidak akan bisa mengalahkanku, Dio," sela Thanatia.

"Jika ada kesempatan sedikitpun yang tidak curang, akan kuambil."

Alvin menggaruk kepalanya dengan kesal. Kedua orang ini akan selalu berdebat ketika bertemu dan membicarakan soal dendam Dio. Alvin tidak tahu kenapa dia bisa sedendam itu pada Thanatia, tapi dia tidak bisa menyangkal kalau Death mungkin adalah pembawa bencana yang hebat.

"Kalian bisa bahas itu lain kali. Apa misi yang kau ambil Dio?" Pria berotot itu langsung menyodorokan sebuah perkamen ke wajah Alvin. Ia mengernyitkan dahinya ketika membaca misi itu. Lyn yang penasaran mengambil paksa perkamen itu, dan membaca isinya dengan alis yang naik.

In Another World with Death Incarnate (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang