Part 3

33 8 2
                                    

happy reading💜

Setelah berada dikelas, Lingga dkk langsung menduduki bangkunya masing masing. Sambil menunggu Pa Kanda - guru Fisika, Rendy tidak sengaja menoleh kearah Dira. Ia sedikit mengangkat kedua sudut bibirnya, seraya tersenyum melihat tingkah Dira yang terlihat masih jengkel itu.

"Woy! Ngapain lo senyam-senyum sendiri? Kaya orang gila lo." sahut Rama yang sengaja mengagetkan Rendy diselingi oleh tawanya.

"Apaan si, serah gue dong! Tebar pesona gue." jawab Rendy dengan gaya sok gantengnya membuat Rama jijik melihatnya.

"Ck, bilang aja lo lagi liatin cewe didepan kan?" Rama mulai sedikit menggoda Rendy. "Sotoy lo." jawab Rendy dengan sedikit salah tingkah.

"Lo suka sama siapa namanya tadi? Lupa gue." Rama pura-pura lupa untuk mengingatnya. Rama menjentikkan jarinya "Oh, Dira. Benerkan gue?" lanjut Rama sedikit menepuk bahu Rendy.

"Bodoamat gue ga denger." Rendy mulai mengacuhkan perkatan Rama.

Kringggg Kringgg

Jam pelajaran ke 5 telah berbunyi dibarengi dengan Pak Kanda yang mulai memasuki kelas yang diikuti oleh Tania dibelakangnya. Setelah memasuki kelas Tania langsung duduk di sebelah Dira dan segera mengeluarkan alat tulis serta buku Fisika.

"Sekarang kita akan belajar tentang Gerak Lurus Beraturan, silahkan kalian mencari kelompok. 1 kelompok maximal 4 orang." jelas Pak Kanda membuka pelajaran untuk hari ini.

"Pa, kelompoknya dibagi sama Bapa aja. Kalo milih sendiri nanti ga adil." saran Deni - ketua kelas tersebut.

"Gitu ya? Ya sudah Bapa akan membagi kelompoknya. Dengarkan baik-baik, jika perlu tulis." ujar Pak Kanda yang membuat murid murid menyiapkan alat tulis dan buku catatannya diatas meja.

Pak Kanda mulai membagikan kelompok secara acak sambil melihat absen. Siswa-siswi yang mendengarkan mulai menulis satu persatu kelompok yang di dikte-kan oleh Pa Kanda.

"Dan 4 orang yang belum tersebut, itu kelompok terakhir ya." ucap Pa Kanda.

"Iyaaa, Paaa!!" seru siswa-siswi serempak.

Dira hanya mengedikkan bahu samar, malas untuk bergerak mencari kelompoknya. Lagian nanti juga kelompoknya datang ke mejanya.

"Ra cepet ke belakang, kita disuruh ke belakang aja katanya." sahut Tania yang membuat Dira hanya diam di tempat. "Iya, iya gue minta maap deh, udahan dong marah nya." lanjut Tania menarik paksa pergelangan tangan Dira, yang mau tidak mau harus berdiri.

"Maap ya lama." ujar Tania pada lelaki di hadapannya. "Udah cepet duduk sana!" lanjut Tania yang kesal dengan tingkah Dira.

Lelaki dihadapannya hanya mengangguk samar.

"Cuma bertiga?" tanya Tania

"Temen gue lagi ngambil soalnya didepan." jawab Rama, yang hanya dibales 'oh' oleh Tania.

Dira hanya diam karena sekarang fokusnya pada benda pipih ditangannya, ia sedang melihat-lihat postingan di instagram.

Tak lama kemudian, seorang lelaki menyimpan soal di atas meja dan mulai duduk. Lelaki itu sedikit terkejut melihat gadis didepannya yang sedang sibuk menatap ponselnya. Tania juga ikut terkejut, ia menepuk paha Dira pelan. Tapi Dira hanya bergumam kesal. "Sebentar napa!" ujar Dira kesal tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya itu.

Kedua lelaki dihadapannya hanya mengerutkan dahinya samar melihat dua gadis didepannya.

"Ra, liat dulu didepan lo siapa." ujar Tania berbisik tepat ditelinga kiri Dira. "Emang siapa sih, Tan sumpah lo ribet amat si! Gue kan... --" ucapan Dira langsung terhenti saat melihat lelaki dihadapannya yang sedang menatapnya aneh mungkin? Dira meringis, ia meratapi kebodohannya karena tanpa sengaja ia sedikit berteriak dihadapan lelaki yang disukainya.

Lingga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang