Part 4

19 8 1
                                    

Happy Reading💜

"Lo belum pulang?" tanya seorang lelaki yang tiba tiba menghampiri Allicya, yang membuat Allicya menaikan pandangannya untuk melihat siapa yang ada didepannya.

Allicya mengerutkan dahinya bingung seraya bertanya dalam hatinya. 'Dia siapa?'. Seakan mengerti dengan raut wajah Allicya yang kebingungan, lelaki itu segera membuka helmnya dan memperkenalkan diri.

"Gue Kevin." ucap Kevin tersenyum sambil menatap Allicya yang sedari tadi terdiam. "Lo belum pulang?" tanya Kevin sembari melihat jam yang bertengger di lengan kanannya. "Ini udah jam setengah enam loh." lanjut Kevin.

Allicya yang sedari tadi terdiam tanpa menjawab pertanyaan Kevin hanya terbengong dengan ketampanan Kevin. Hingga Kevin mengibaskan telapak tangannya kedepan wajah Allicya dengan pelan.

"E-eh." Allicya tersadar hingga ia merasa malu.

"Lo gapapa?" tanya Kevin sedikit khawatir.

"Emm, ga-gapapa kok. Kenalin juga gue Allicya." jawab Allicya salah tingkah.

"Gue udah tau kok, masa cewe cantik anaknya kepala sekolah gue ga tau." Kevin sedikit tertawa membalas ucapan Allicya.

"I-iya juga sih." gumam Allicya meratapi kebodohannya.

"Lo kenapa belum pulang? Ini udah hampir malem." tanya Kevin untuk yang kesekian kalinya.

Allicya mengatur degup jantungnya yang kian berpacu sangat kencang seperti tornado, sebelum menjawab pertanyaan Kevin. "Gue lagi nunggu taksi tapi ga datang-datang." jawab Allicya dengan cepat dan lancar.

"Gue anter pulang aja ya, lagian taksi, kendaraan umum, jam segini kadang udah ga lewat." saran Kevin sembari menatap Allicya yang tampak salah tingkah.

"G-ga, ga usah. Gue ga mau ngerepotin lo." Allicya menjawab dengan mengalihkan pandangannya ke samping.

"Udah gue anter pulang aja, sampe kapan lo mau disini? Lagian cuaca hari ini juga mendung." Kevin mencoba membujuk Allicya kembali agar ia bisa mengantarnya pulang. "Taksi juga paling ada diperempatan didepan sana." lanjut Kevin dengan jari telunjuknya yang ia arahkan kedepan.

"Ta-tapi..."

"Lo ga usah khawatir, gue orang baik-baik." ujar Kevin tersenyum tulus. "Ya udah naik, nanti keburu hujan." lanjut Kevin yang bersiap-siap memakai helm dan menyalakan mesin motornya.

Dengan ragu Allicya menaiki motor Kevin di jok belakang, dan mencari posisi ternyaman untuk duduk.

"Udah siap?" tanya Kevin dari depan.

Allicya hanya mengangguk memperhatikan wajah Kevin dari kaca Spion.

"Pegangan, nanti lo jatuh."

"H-hah?"

Kevin menyambar tangan kanan Allicya untuk diletakkan di pundaknya disusul oleh tangan lainnya.

"Nanti lo jatuh, gue ga mau tanggung jawab kalo lo luka." jelas Kevin tanpa mendengar terlebih dahulu jawaban dari Allicya.

Allicya jadi makin gugup jika harus seperti ini. Ia sedikit tidak nyaman dengan posisi tangannya, tapi ia juga tidak ingin melepaskan tangannya. Jadi Allicya hanya menghela nafas untuk mengontrol detak jantungnya yang semakin berpacu cepat layaknya air terjun yang mengalir dengan deras.

Tak lama kemudian, motor itu mulai melaju dengan kecepatan yang maksimal. Hening seketika, hanya ada deruan jantung Allicya yang sedari tadi tidak bisa diam. Kevin fokus menyetir dan Allicya sibuk dengan dirinya sendiri.

Lingga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang