Prologue - Ah! Isekai!

523 36 16
                                    

Cerita ini pertama kali di-publish pada tanggal 1 Januari 2020.

~~~

"[Story Telling] : Vai sedang berjalan di trotoar. Namun dia tersandung dan tidak sengaja jatuh menabrak pedagang semangka. Salah satu buah semangka menggelinding dan mengenai sebatang kayu panjang yang disandarkan ke papan iklan toko pakaian dekat situ. Sebatang kayu itu kemudian terjatuh dan mengenai kusir yang mengendarai kereta kuda, menyebabkan dia refleks menarik tali pengendali kuda. Kuda langsung berbelok, membuat kereta kuda juga berbelok ke pinggir jalan. Di sana ada seorang gadis cantik berpayudara besar. Karena gadis itu berada di arah bergeraknya kereta kuda yang lepas kendali, dia pun spontan melompat menghindarinya dan terjatuh. Kebetulan, dia terjatuh tepat di atas Vai yang masih terlentang di trotoar. Kedua payudara besar gadis cantik itupun menindih wajah Vai." Satya menceritakan sebuah narasi yang langsung menjadi nyata dan langsung terjadi di sekitarnya.

*Boiiink*

"Ufffbbbffbfff!" Vai berusaha menggeliat untuk menghirup udara karena hidung dan mulutnya tertutup sepasang payudara besar.

"Hi--HIYAAAAA!!!"

*Plakk*

Gadis itu berteriak lalu menampar Vai yang menggeliatkan wajah di payudaranya seperti bayi babi yang ingin menetek di puting induknya. Setelah itu sang gadis berlari meninggalkan lokasi kejadian sambil menangis. Vai hanya terdiam. Tangan kirinya memegang pipi kiri yang memerah akibat tamparan gadis tadi. Namun tangan kanannya mengacungkan jempol kepada Satya. Wajahnya nyengir.

"Gimana skill Story Telling-ku, Vai? Keren, kan?" Tanya Satya kepada Vai.

"Bang Sat... Aku akui, Bang... Skill kau tu memang mantap kali lah, Bang! Sukak aku nengoknya!" Puji Vai kepada Bang Satya-nya.

"Puji aku lagi, Vai! Puji teruuuusss! Muwahahaha!" Satya tertawa dengan angkuhnya.

~~~***~~~

*Ting tong... Ting tong...*

Hahh... Akhirnya bel pulang sekolah bunyi. Aku sudah mengantuk. Bosan. Sekolah itu membosankan. Aku heran kenapa semua orang semangat sekali bersekolah. Oh, ya. Mereka semua bersemangat karena ingin bertemu temn dan ketawa-ketiwi cekikikan ngakak tidak jelas.

Teman? Apa asyiknya? Ah, hanya merepotkan saja. Lebih baik aku segera pulang dan melanjutkan novel yang sedang kugarap di Wattpad yang berjudul Isekai Medic and Magic. Sekarang masih sedikit yang membaca. Apalagi yang vote, jumlahnya saja masih bisa dihitung dengan jari.

Aku segera menyusun buku dan pulpenku, kumasukkan ke dalam ransel, dan langsung menyandangnya. Aku melangkah cepat keluar kelas.

Rumahku tidak terlalu jauh dari sekolah. Sekitar 15 menit berjalan kaki saja. Sebenarnya aku sudah meminta Papa untuk membelikanku sepeda, tapi Papa hanya diam saja. Aku tahu, orangtuaku sedang dililit banyak hutang. Oleh karena itu, aku tidak pernah mengungkit masalah sepeda lagi kepada mereka.

Chapter yang akan kutulis malam ini adalah chapter hentai kedua di novel itu. Sudah sangat banyak khayalan yang membanjiri pikiranku untuk mengetik chapter hentai ini. Aku sangat menggebu-gebu dibuatnya!

Apa alasanku mengetik chapter hentai di novelku? Ada 2 sebenarnya. Pertama, jelas karena aku suka bokep. Lelaki tulen berusia 16 tahun yang normal pasti suka menonton bokep. Kalau ada yang tidak suka, berarti ada yang salah di otak dan hormonnya. Mungkin otaknya pernah terbentur palu Thor. Atau di tubuhnya mengalami hormon testosteron, hormon lelaki kalau di pelajaran biologi.

Isekai God AuthorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang